Laman

Minggu, 07 Oktober 2018

Kesalehan Sosial dan Ritual






السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛
 يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Puji Syukur kita panjatkan ke hadhirat Ilahy Rabby, atas Qudrot dan Irodat-Nyalah saat ini kita mampu untuk menjalankan salah satu kewajiban kita yaitu Sholat Jumat berjamaah. Shalawat serta Salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Panutan manusia yaitu Nabi agung Muhammad SAW. Juga kepada para keluarganya, sahabatnya termasuk kita semua selaku ummatnya. Marilah pula kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dengan selalu meningkatkan amalan-amalan kita yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi yang dilarang-Nya.

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Islam adalah agama multidimensi. Dalam Islam terkandung ajaran tentang aqidah, ibadah, akhlaq dan mu’amalah yang kesemuanya secara serempak mesti dipegang dan  diamalkan penganut Islam tanpa boleh di kapling-kapling, sehingga totalitas dari keempat unsur di atas akan membentuk pribadi seorang muslim. Artinya saat seorang muslim diperintah untuk beribadah (dalam arti sempit) dengan sebaik- baiknya, saat itu pula ia sesungguhnya juga dituntut untuk berakhlak baik dan menjaga hubungan sosial kemasyarakatan dengan baik pula.  Sebaik hubungan dirinya dengan Tuhan, maka sebaik itu pula hendaknya ia menjaga hubungan dengan sesamanya. Dalam konteks inilah, kesalehan ritual seyogyanya harus berbanding lurus dengan kesalehan sosial.
Karenanya, komitmen keislaman seseorang tidaklah cukup hanya dalam bentuk syahadat lisan atau keyakinan dalam hati, tetapi juga ia harus terealisasi dalam bentuk amaliyah sehari- hari dan dari waktu ke waktu. Setiap apa yang dilakukan seorang muslim, hendaknya mencerminkan identitas keislaman yang total dan integral. Allah Swt berfirman dalam Al Baqoroh 208 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٢٠٨

“Hai orang- orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkag- langkah syaitan, sesungguhnya syaiton itu musuh yang nyata bagi mu”.

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Dalam Islam diatur bagaimana seorang muslim berprilaku, mulai dari persoalan domestik yang remeh hingga persoalan yang memiliki derajat urgensi yang tinggi. Saat seseorang hendak makan misalnya, maka ia diperintahkan untuk membaca Basmalah dan berdo’a, lalu menggunakan tangan kanannya. Yang pertama menunjukkan unsur aqidah, sedangkan yang kedua merupakan unsur akhlaq. Dengan demikian ada keseimbangan antara hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Dalam hal ini tidak ada skala prioritas, dalam arti mana yang harus didahulukan ; hubungan dengan Allah atau hubungan dengan sesama. Sebagai sebuah ilustrasi dalam sebuah hadits Rosulullah juga bersabda  tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia” . Di sini Rosulullah SAW. menegaskan keterkaitan syukur kepada Allah dengan bersyukur kepada sesama.

Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah

Dalam realitas sosial, kadang-kadang masih terdapat pemahaman bahwa hubungan dengan Tuhan ( Hablun Min Allah) jauh lebih penting ketimbang hubungan dengan sesama manusia ( Hablun Min an nas), dosa kepada Tuhan lebih besar hukumannya ketimbang dosa kepada manusia. Akibatnya, orang sering memberikan tekanan yang sangat tinggi terhadap kewajiban Shalat, puasa dan haji, tetapi seringkali abai terhadap persoalan kejujuran, menganggap dosa meninggalkan Shalat lebih besar daripada melakukan korupsi dan kebohongan publik. Bukankah pelaku tindakan korupsi di negara kita ini, didominasi oleh mereka yang relatif taat secara ritual bahkan di antaranya bergelar “Haji”? Kita juga masih sering menemukan fakta,  orang yang pada saat melakukan ibadah ritual demikian totalnya, tetapi menutup mata terhadap ketimpangan sosial yang terjadi di depan matanya. Begitu juga sebaliknya, ada sebagian kelompok yang begitu konsern terhadap masalah ketimpangan sosial, pemberdayaan masyarakat tertindas dan problem sosial lainnya tetapi menganggap ibadah ritual, mahdhoh sebagai sesuatu yang sangat privat sehingga tidak perlu dibicarakan di ranah paublik.
Manusia adalah mahluk yang mempunyai fungsi ganda. Dalam hubungannya dengan Allah dia adalah ‘abid , yaitu hamba yang harus tunduk dan patuh kepada Tuhan, dan dalam hubungannya dengan sesamanya ia adalah Khalifah. Fungsi sebagai ‘abid  harus dilaksanakan seiring dengan fungsi kekhalifahan, tanpa boleh ada yang harus didahulukan dan dikemudiankan.
Semoga Allah SWT. selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik, sehingga kita menjadi muslim yang shaleh secara ritual dan secara sosial.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُوْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَنَحْنُ لَهُ تَابِعُوْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، صَلِّ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، رَحِمَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي السِّرِ وَالْعَلَنَ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَأَطِيْعُوْهُ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَيَّهُاَ الْمُؤْمِنُوْنَ، أَنَّ اللهَ تَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ تَقْدِيْمًا وَبَدَأَ بِنَفْسِهِ تَعْلِيْمًا، وَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar