Laman

Senin, 12 Desember 2011

MUALILAH DARI DIRIMU

1). Hai orang yang berkemul (berselimut), 2). Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3). Dan Tuhanmu agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5). Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6). Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7). Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah .(QS.Al-Mudatsir-1-7) Inilah wahyu yang keempat, Surah Al-Mudatsir 1-7. Di dalamnya terdapat penekannan pada personal strength pribadi Nabi Muhammad SAW. meliputi, antara lain (1) Pentingnya Mission Statement, (2) dimulainya Character Building, dan (3) tentang Self Controlling. Untuk lebih jelasnya mari kita dalami ayat demi ayat. 1). Hai orang yang berkemul (berselimut Al-Mudatsir memiliki arti yang sama dengan Al-Muzzamil. Yakni orang yang menutupi tubuhnya dengan kain. Sebuah ungkapan kiasan (metamorfoses) untuk menggambarkan seseorang yang dalam suasana fisik/suasana hati yang belum normal. Yang di panggil oleh ayat ini tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. 2). Bangunlah, lalu berilah peringatan Ini adalah perintah kedua kali kepada sosok yang sama untuk bangun/berjaga ditengah malam. Kalau dalam rentang waktu yang relatif pendek sebuah perintah sudah di ulang dua kali, itu berarti mengandung isi pesan yang ekstra penting atau top secret. Bangun malam bagi seorang Nabi atau orang yang sedang di persiapkan dapat melakukan tugas besar, atau mereka yang sedang dikarantina di PELATNAS mengandung arti yang sangat strategis dan bernilai tinggi. Tugas berikutnya yang di embankan kepada Nabi Muhammad SAW. adalah memberi peringatan (Nadzir). Yaitu menyampaikan efek negatif dari suatu pekerjaan yang telah mentradisi, padahal pekerjaan tersebut tergolong sasaran pemberantasan. Akronim kata Nadzir adalah Basyir, yaitu upaya menyampaikan dampak positif dari pekerjaan-pekerjaan (tradisi) yang benar dan sesuai dengan risalah kenabian. Upaya pencitraan positif dan pencitraan negatif terhadap prilaku masyarakat akan lancar dan sukses bila didahului langkah mission statement dan pembangunan visi. Ditempat lain Allah berfirman: 45). “ Hai nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, 46). Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. 47). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa Sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah. 48). Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung”. (QS. Al-Ahzab-45-48) 3). Dan Tuhanmu agungkanlah Nabi Muhammad dan ummatnya di perintahkan untuk membesarkan tuhan Allah SWT . Artinya: Allah semestinya mendapat tempat utama didalam kalbu setiap insan, kedudukan Allah harus paling tinggi dan diatas segalanya , perintah Allah hendaknya dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Membesarkan tuhan, implisit di dalamnya; Allah adalah pusat pengahdapan/perhatian, Allah adalah sumber inspirasi, Allah adalah pusat orbit, dan Allah adalah sumber kekuatan. Seorang ulama berpendapat bahwa kalimat WAROBBAKA FAKABBIR cukup menjadi indikasi bahwa Islam menganut paham teosentrik dalam segala aspek kehidupan. Empat ayat selanjutnya , yaitu ayat 4,5,6 dan 7 menekankan pada pentingnya character building dan self controlling. Pembangunan karakter yang Allah lakukan pada pribadi Nabi Muhammad SAW. antara lain; Nabi Muhammad SAW. mesti mencintai kebersihan dalam segala hal (pakaian, makanan/rizki, keinginan dan ucapan), Nabi Muhammad bersifat selektif, mengutamakan proses dan selalu mampu menjaga suasana hati. Jika character building berjalan secara semestinya, maka pelan tapi pasti pada gilirannya akan membekaskan pada pribadi Nabi Muhammad SAW. sebuah sikap dan sifat untuk terus menerus melakukan self controlling terhadap seluruh aktivitas yang telah dilakoni. Self controlling yang paling utama adalah dari belenggu ego duniawi atau nafsu batiniah yang tidak seimbang. Sementara, ego akan cenderung mengambil jalan pintas (mengabaikan proses) untuk mencapai suatu keberhasilan, dan hanya akan menciptakan suatu landasan yang rapuh dan berbahaya yang justru akan menghantam balik dirinya sendiri. Melalui Al-Mudatsir Allah SWT. ingin mengarahkan nabi Muhammad SAW. menjadi seorangg pemimpin yang benar-benar muncul karena pengaruh pribadinya, pemimpin yang dicintai karena integritas pribadinya dan pemimpin yang memahami ke mana diri dan ummatnya harus melangkah. Pemimpin yang mampu mengendalikan diri, bertindak rasional, sesuai kehendak suara hati yang fitrah adil dan bijaksana. Allah SWT. berfirman: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Qs.Az-Zummar -10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar