Laman

Minggu, 07 Oktober 2018

Hikmah Dibalik Bencana




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
فَقَالَ تَعَالىَ : أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Hadirin Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan, terutam nikmat yang paling utama yaitu iman dan Islam, nikmat panjang umur, sehat wal’afiat, sehingga kita bisa berkumpul sebagaimana mestinya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada pengikut-pengikutnya nanti.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah

Kita sudah mengetahui bahwa setiap jatuh bulan Januari, Februari, bahkan sampai Maret biasanya negeri kita ini selalu dilanda musim hujan. Tentu saja kalau musim hujan turun, maka banyak daerah-daerah yang terkena banjir, longsor. Akibatnya akan timbullah berbagai gejala penyakit, akibat dampak dari terjadinya banjir, seperti penyakit demam berdarah, gatal-gatal, diare dan lain-lain sebagainya.
Kalau kita melihat fenomena-fenomena alam yang terjadi saat ini, terasa sangat extrim. Tentu kalau kita introspeksi diri, kenapa kejadian-kejadian alam yang saat ini sangat extrim sering terjadi di negeri ini, tentn semua ini ada sebab akibatnya. Dulu kita sering melihat banjir hanya di kota-kota besar saja, tetapi sekarang dimana-mana kita sering melihat, bahkan hampir semua daerah yang ada di Indonesia dilanda banjir dan tanah longsor. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kesabaran kepada saudara-saudara kita yang pada saat ini tengah tertimpa musibah. Mudah-mudahan mereka diberi kekuatan mental, dan fisik dalam menghadapinya. Semoga mereka diberi kekuatan keimanan dan tawakal kepada-Nya. Sebab tak sedikit orang yang merasa putus asa, frustasi, tatkala musibah/bencana alam menimpa. Tidak  sedikit pula orang yang tiba-tiba menjadi kufur tatkala bencana/musibah mendera mereka. Kesabaran, ketawakalan, dan keyakinan kapada ketentuan Allah SWT. menjadi sirna dari dirinya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah

Orang yang arif adalah orang yang menyakinkan bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Apapun yang Ia turunkan, termasuk musibah/bencana alam didalamnya, sudah barang tentu mengandung hikmah dan tujuan yang baik bagi kehidupan hamba-Nya. Tak satupun yang Ia turunkan akan merugikan bagi hamba-hamba-Nya. Semua mengandung hikmah bagi kehidupan hamba-hamba-Ny. Terlebih-lebih bagi seorang mukmin yang taat.
Bahkan Nabi SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya sebagai berikut:”sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaan baginya menjadi kebaikan, dan tidak akan terjadi hal seperti itu, kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat kenikmatan ia bersyukur, bersyukur itu lebih baik baginya. Apabila ia ditimpa musibah, ia bersabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya” 
Kaum Muslimin Rohimakumullah!! Bagi seorang mukmin, musibah atau bencana alam merupakan ujian yang menjadi batu loncatan             bagi peningkatan kualitas keimanannya kepada Allah. Semakin arif dan sabar dalam menghadapinya semakin tinggilah kualitas keimanannya dan semakin dekat dirinya kepada Allah. Tidaklah mengherankan jika segala jeritannya senantiasa didengar Allah. Semakin tinggi keimanan seseorang, akan semakin tinggi pula ujian yang akan Allah berikan kepadanya. Bahkan Allah menjelaskan dalam Surat: Al-Ankabuut (29) ayat: 2-3 sebagai berikut:
 أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٣

“apakah manusia itu mengira bahwa mereka itu akan dibiarkan begitu saja mengatakan,“kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?”dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta

Berkenaan dengan sering terjadinya bencana alam/musibah akhir-akhir ini, alangkah baik kita menyimak kata-kat yang penuh makna yang diungkapkan oloh seorang ulama Sufi yang bernama Syeikh Ibnu Athoillah: ”Allah telah mengetahui bahwa engkau tidak dapat menerima nasihat yang hanya berupa dkata-kata, karena itulah Allah merasakan kepadamu rasa pahitnya (berupa musibah) untuk memudahkanmu cara meninggalkannya”.
Sementara itu Imam Al-Junaidi mengatakan: “musibah merupakan lampu penerang bagi orang yang arif, sebuah keterjagaan bagi para pemula dan sebuah pembinasaan bagi orang yang lalai”.
            Apapun bentuk musibah/bencana alam yang menimpa sesorang atau negeri kita saat ini adalah merupakn nasehat dan peringtan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bila ia seorang yang taat, musibah/bencana merupakan nasehat dari Allah agar semakin meningkatnya muraqqobah kepada-Nya, kesabaran, ketawakalan dan keimanan. Bila ia seorang ahli maksiat, musibah yang menimpanya merupakan peringatan untuk segera kembali ke jalan yang lurus yang telah digariskan-Nya.

Hadirin Kaum muslimin Rohimakumullah

            Mari kita pikirkan bersama-sama, adanya musibah atau bencana…...salah siapakah ini? Saat ini bencana melanda dimana-mana, banjir tanah longsor, hingga ratusan nyawa menjadi korban, harta benda musnah. Siapakah yang patut dituding atas terjadinya semua ini? Mari kita pikirkan, mari kita cegah, mari kita mewaspadai atas sering terjadinya musibah/bencana alam akhir-akhir ini. Bumi yang semakin panas dampak dari manusia sendiri yang kurang sadar terhadap alam. Lihat saja pembabatan hutan dimana-mana, dan menjadikannya kebun tempat tumbuhnya pabrik-pabrik dan gedung-gedung megah. Pemakaian AC atau pendingin ruangan yang semakin meluas, dan sektor lain yang membutuhkan begitu besar energi. Dan akhirnya menghasilkan energi panas, yang makin hari makin membakar planet tempat dimana kita berpijak. Ambil contoh banjir tiap tahun semakin parah, dan mayoritas orang akan berkata: ini bencana alam cobaan dari Allah, dan sedikit yang menyadari bahwa ini semua hasil ulah dari kita sendiri, dan kita juga korbannya.
            Hujan yang semakin besar curahnya, adalah efek dari penguapan air laut. Ingat kembali pelajaran IPA, hujan terjadi karena penguapan air laut oleh matahari, dan arena bumi semakin panas, es di 2 (dua) kutub bumipun meleleh, dan menambah volume air laut. Oleh Karena bumi yang panas pula lapisan atmosfir menipis, hingga panas matahari yang terpantul ke bumi berganda suhunya. Semakin kuat  menguapkan air laut dan mencurahkannya ke bumi sebagai hujan. Sadarkah kita bagaimana semrawutnya cuaca dibumi, musim kemarau dan hujan yang datang tak tentu waktu. Itupun pertanda udara tak mampu lagi menahan uapan air laut, dan mencurahkannya sewaktu-waktu tanpa peduli musim. Dan akhirnya curah hujan yang berganda, banjir tak dapat dielakkan. Tanah longsor akibat hujan yang besar dan rentannya tanah karena hilang penyanggahnya yaitu akar-akar pohon, yang habis ditebang secara illegal oleh sekelompok manusia yang tidak bertanggungjawab. Mari kita cegah bencana alam/musibah ini dengan cara kita harus sadar dan peduli terhadap lingkungan semesta alam diiringi dengan keimanan & ketakwaan kepada Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَاأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.


Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar