Laman

Rabu, 14 Maret 2018

HATI-HATI DENGAN ANCAMAN ADZAB ALLAH SWT



Jika kita memperhatikan keadaan saat ini, kita pasti merasakan bahwa kita sedang diliputi keprihatinan yang mendalam. Awan kelabu bergelayut di langit negeri ini. Musibah dan bencana alam datang silih berganti, seakan tak mau berhenti. Beberapa waktu terakhir ini, saudara-saudara kita dibeberapa daerah terkena musibah banjir sehingga ribuan orang kehilangan harta benda dan terancam tidak memiliki air bersih. Di beberapa daerah lain terjadi longsor, angin puting beliung yang memporak porandakan banyak tempat tinggal, perkebunan dan memusnahkan binatang ternak. Kabut tebal pun merambah ke banyak tempat, sehingga mengganggu sarana transportasi dan mematikan perekonomian. Sehingga nyaris tiap waktu kita mendapat informasi bahwa puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Puluhan juta orang kebingungan bagaimana mencari makan dan penghidupan. Puluhan orang meninggal mengenaskan karena penyakit dan kesengsaraan. Tidak terhitung jumlahnya anak-anak yang sel-sel otaknya rusak, matanya sayu, perutnya kembung, karena kekurangan gizi dan kelaparan. Kepala kita pusing, perut kita lapar,  hati kita penuh dengan ketakutan. Hukum tidak lagi memberikan jaminan keamanan. Tiba-tiba negeri kita menjadi rimba belantara, kita terhimpit sekaligus oleh bahaya maut di sekitar kita dan beban kemiskinan.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kita mendengar ancaman Allah SWT. Dalam firman-Nya :
قُلۡ هُوَ ٱلۡقَادِرُ عَلَىٰٓ أَن يَبۡعَثَ عَلَيۡكُمۡ عَذَابٗا مِّن فَوۡقِكُمۡ أَوۡ مِن تَحۡتِ أَرۡجُلِكُمۡ أَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعٗا وَيُذِيقَ بَعۡضَكُم بَأۡسَ بَعۡضٍۗ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَفۡقَهُونَ ٦٥
“Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)" (Q.S. Al An’am : 65)

Dari ayat tersebut, kita mendapatkan bahwa Allah SWT. tengah mengancam kita dengan tiga macam azab; azab dari atas, azab dari bawah dan azab dari antara kita karena perpecahan.
Azab dari atas dapat berupa angin taufan yang ganas yang menyebabkan kebakaran hutan, atau badai yang membawa hujan deras dan mengakibatkan petaka, atau kehancuran lapisan ozon akibat dari efek rumah kaca, atau virus dan berbagai macam penyakit yang disebarkan melalui udara yang senantiasa mengancam kehidupan kita, avian influenza, flu burung, bahkan terakhir ada penyakit yang dinamakan flu Singapura yang telah merambah beberapa daerah di tanah air ini dan penyakit-penyakit lain sebagainya. Pada umat terdahulu, azab berupa halilintar yang ditibakan pada umat yang menentang Nabi Luth as, atau batu-batu api yang memporakpoarandakan tentara gajah, ashabil fiil.
Azab dari bawah bisa muncul berupa banjir baik banjir  air seperti yang terjadi di berbagai daerah di negeri kita, ataupun banjir lumpur panas seperti yang terjadi di Lapindo yang sudah bertahun-tahun mengeluarkan lumpur panas tanpa henti.  Atau terjadi gempa bumi dan Tsunami seperti terjadi di  beberapa daerah akhir-akhir ini. (Tafsir Fakhrurazi, 7 : 24).
Lalu kenapa Allah memberikan ancaman yang begitu mengerikannya? Apakah Allah begitu kejam dan tidak menyayangi umat manusia? Ternyata tidak !!! karena semua adzab tersebut tidak mungkin diturunkan oleh Allah tanpa sebab. Karena Allah berfirman :
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّامٖ لِّلۡعَبِيدِ ١٨٢
“… (Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya”. (Q.S. Ali Imron : 182)

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum : 41)

Ayat tersebut mengajak kepada kita semua untuk bermuhasabah, berintrospeksi diri, jangan-jangan kita memiliki andil datangnya musibah dan bencana tersebut. Andil yang menyebabkan musibah tersebut diturunkan oleh Allah SWT sangat banyak. Bisa jadi perilaku kita yang tidak sayang dan menjaga kelestarian alam, seperti menebang pohon sembarangan, membuang sampah di sungai atau ditempat-tempat yang bukan seharusnya, atau perilaku-perilaku lain yang menyebabkan terganggunya kelestarian ekosistem alam. Atau juga perilaku maksiat dan dosa yang kita lakukan dengan mengingkari perintah Allah SWT serta menyenangi dan melakukan apa yang dilarang oleh Allah SWT, sehingga menyebabkan Allah SWT murka kepada kita.
Tentunya, sebagai orang yang beriman dan berfikir logis, kita tidak berharap segala kesengsaraan dan azab tersebut menimpa kita, keluarga kita dan masyarakat kita. Lalu bagaimana kita dapat menghindari ancaman azab Allah tersebut ? Al Quran memberikan keterangan bahwa Allah SWT tidak akan pernah menurunkan azab setidaknya kepada empat kelompok manusia, yaitu :
1.   Kelompok manusia yang senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Dengan selalu merasa diawasi Allah SWT sehingga setiap ucapan, langkah dan tindakkannya selalu didasarkan kepada Al Qur’an, sebagaimana firman-Nya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat- ayat Kami itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Q.S. Al-A’raf : 96).
2.   Kelompok manusia yang selalu bersyukur atas berbagai limpahan nikmat dan karunia yang telah Allah SWT.berikan, dengan cara banyak mengingat dan menyebut asma Allah dan memuji-Nya, menyalurkan dan mempergunakan karunia tersebut di jalan yang diridhai Allah SWT. Allah SWT. berfirman, “Mengapa Allah menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui” (Q.S. An-Nisaa : 147)
3.   Kelompok manusia yang selalu bertaubat dan banyak beristighfar, dengan cara banyak membaca istighfar, menjauhi dan tidak melakukan perbuatan dosa dan maksiat, tidak mengulangi perbuatan dosa dan salah yang pernah dilakukan. Allah SWT. berfirman, “Dan Allah sekali-sekali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar (meminta ampun)” (Q.S. Al-Anfal: 33)
4.   Kelompok manusia yang senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan dzalim kepada orang lain. Implementasinya adalah dengan menjaga kelestarian ekosistem alam dan tidak melakukan kerusakan di muka bumi. Serta belaki adil dan ihsan dalam melakukan muamalah sesama manusia. Sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat baik” (QS. Huud: 117), “…Dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman” (QS. Al-Qashas: 59).
Tentunya kita sangat yakin, bahwa semua yang termaktub dalam firman-firman-Nya itu merupakan janji Allah SWT, yang tidak akan pernah diingkari-Nya. Oleh karena itu, mulai saay ini marilah kita jadikan diri kita untuk menjadi bagian dari keempat golongan tersebut, kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita bertaqarrub dengan amal shalih kita kepada Allah SWT. beristighfar dan ber-istighatsah, memohon ampunan dan pertolongan-Nya, serta senantiasa bersyukur dan berbuat kebaikan. Marilah kita hadapkan hati kita kepada Allah Yang Maha Kuasa. Marilah kita tundukkan kepala kita, kita sujudkan hati kita, kita ulurkan tangan kita. Mari kita bersimpuh menghadapkan seluruh wajah kita kepada Dia Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan. Agar kita dijauhkan dan dihindarkan dari segala bencana, musibah dan adzab yang tentunya kita tidak ingin menerimanya. Aamiin Yaa Mujiibassaailiin. Wallahu’alam bishshowwab.