Laman

Sabtu, 18 Juni 2011

Kementerian Agama dan Reformasi Birokrasi

Pada tanggal 3 Januari 2011, Kementerian Agama Republik Indonesia memperingati Hari Amal Bakti ke 65. Banyak harapan yang menggantung pada setiap peringatan Hari Amal Bakti ini. Peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama diharapkan tidak hanya sekedar upacara dan rutinitas tahunan saja, akan tetapi menjadi momentum untuk melakukan muhasabah (evaluasi diri) dalam upaya peningkatan pelayanan terbaik kepada ummat dan masyarakat. Karena dari istilah “Hari Amal Bakti” sendiri dapat menjadi indikasi bahwa amal adalah perbuatan yang bernuansa positif, sedangkan bakti merupakan bentuk pengabdian pelayanan seseorang pada orang lain dalam komunitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara ikhlash.
Kementerian Agama (Kemenag) yang dahulu bernama Departemen Agama (Depag) adalah kementerian yang sangat disorot masyarakat, karena kementerian ini membawa nama agama. Dalam benak masyarakat, karena instansi ini membawa agama tentu mereka menilai birokrasi Kemenag adalah birokrasi yang memiliki akhlak dan moral yang lebih tinggi di bandingkan dengan birokrasi-birokrasi di kementerian-kementerian yang lain.
Nilai-nilai yang terkandung pada kata agama menjadi harapan yang besar bagi masyarakat, untuk terwujudnya birokrasi yang bersih, transparan, mudah dan tertib. Sehingga jika ditemukan hal-hal yang menyimpang dalam birokrasi Kemenag, seperti melanggar aturan, melanggar hukum dan lain sebagainya, maka hukuman masyarakat kepada kemenag akan jauh lebih besar dibandingkan terhadap instansi lain. Dan ironisnya, karena Kementerian Agama ini memiliki slogan “Ikhlash Beramal” seringkali hasil kerja atau prestasi yang pernah diraih oleh kementerian ini tidak mendapatkan apresiasi yang memadai dari masyarakat.
Tentunya hal ini tidak boleh ditafsirkan oleh aparatur Kementerian Agama sebagai ketidakadilan sikap dari masyarakat. Akan tetapi harus menjadi sebuah tantangan untuk merubah “paradigma” tersebut dengan membuktikan bahwa birokrasi di Kementerian Agama memang merupakan birokrasi teladan bagi instansi lain dalam hal ketertiban hukum, transparansi, kemudahan dan lainnya. Sehingga masyarakat dapat menilai sesuai dengan seharusnya.
Menjadi teladan tentunya bukanlah hal yang mudah. Apalagi Kementerian Agama pernah menorehkan sejarah birokrasi yang kurang baik, sehingga di beberapa waktu silam, Departemen Agama pernah menyandang gelar sebagai salah satu Depertemen terkorup yang ada di negeri ini. Kenyataan tersebut menjadi catatan kelabu yang masih terdokumentasikan pada sebagian besar hati masyarakat. Hal ini menjadi tekad dari Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Suryadharma Ali untuk melakukan Reformasi Birokrasi. Dengan berkomitmen menjadikan Kementerian Agama sebagai lembaga penyandang nilai-nilai agama, untuk berada paling depan dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, bebas KKN dan perbuatan melanggar hukum lainnya.

Reformasi Birokrasi Kementerian Agama
Reformasi birokrasi merupakan upaya menata ulang, mengubah, menyempurnakan, dan memperbaiki birokrasi agar menjadi lebih bersih, efisien, efektif, dan produktif. Secara ringkas, visi reformasi birokrasi adalah menjadikan tata kepemerintahan yang baik (good governance), dengan misi membangun, menyempurnakan, dan menertibkan birokrasi pemerintahan, agar mampu menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan
Kementerian Agama sebagai lembaga pembantu Presiden memiliki tugas menjalankan sebagian tugas pemerintahan di bidang agama. Tugas tersebut merupakan tugas yang berat dan diharapkan mampu memberikan dorongan dan teladan bagi terwujudnya penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN. Apalagi, Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono telah bertekad melaksanakan reformasi birokrasi secara menyeluruh pada tahun 2011 untuk menciptakan aparatur yang bersih dan berwibawa. Reformasi birokirasi ini penting karena akan mengoptimalkan seluruh elemen birokrasi pemerintahan baik untuk memperbaiki pelayanan publik maupun meningkatkan tata kerja yang efektif, efisien, profesional, transparan,dan akuntabel.
Dalam pandangan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Bapak Dr. Bahrul Hayat, inti reformasi birokrasi itu mencakup dua aspek. Pertama, mengubah seluruh mekanisme kerja agar menjadi lebih efektif, efisien, transparan, profesional dan akuntabel. Kedua, melakukan reformasi seluruh sumber daya yang dimilikinya, terutama sumber daya manusia (SDM). Yang pada praktiknya reformasi birokrasi di Kementerian Agama adalah dengan melakukan beberapa hal berikut :
Pertama, setiap insan di bawah naungan Kementerian Agama senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., dengan selalu beribadah dan beramal dengan ikhlash dan bertanggungjawab, baik kepada aturan hukum yang berlaku di dunia maupun pertangganggjawaban kepada Allah SWT. kelak di akhirat.
Kedua, meningkatkan kualitas akhlak yang mulia dengan selalu mengedepankan kualitas dan profesionalitas dari aparatur pemerintahan melalui kreasi-kreasi yang inovatif dan positif dalam pelayanan kepada ummat dan masyarakat.
Ketiga, setiap aparatur pemerintahan di Kementerian Agama senantiasa meningkatkan kualitas intelektual dan emosional sehingga dapat bekerja secara profesional, cepat, transparan, akuntabel dan humanis seiring dengan perkembangan pemikiran masyarakat yang semakin kritis.
Keempat, menumbuhkembangkan semangat pembaharuan untuk merespon dinamika permasalahan kehidupan masyarakat yang dinamis.
Kelima, setiap warga Kementerian Agama terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri dan keterampilan serta memacu kemajuan dari berbagai ketertinggalan sehingga mampu mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam rangka pelayanan terhadap ummat dan masyarakat.
Di tambah dengan selalu mengaplikasikan kode etik Pegawai Kementerian Agama (KMA NO. 421 TH. 2001) yang lima yaitu 1. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa; 2. Mengutamakan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat; 3. Bekerja dengan jujur, adil dan Amanah; 4. Melaksanakan tugas dengan didiplin dan inovatif; 5.Setia kawan, bertanggung jawab atas kesejahteraan korps.
Tentunya jika hal di atas dapat dilaksanakan, maka tujuan reformasi birokrasi yaitu membangun aparatur negara yang efektif dan efisien serta membebaskan aparatur negara dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan perbuatan tercela lainnya agar birokrasi pemerintah mampu menghasilkan dan memberikan pelayanan publik yang prima, akan terwujud. Wallahu A’lam.

Kementerian Agama dan Reformasi Birokrasi

Pada tanggal 3 Januari 2011, Kementerian Agama Republik Indonesia memperingati Hari Amal Bakti ke 65. Banyak harapan yang menggantung pada setiap peringatan Hari Amal Bakti ini. Peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama diharapkan tidak hanya sekedar upacara dan rutinitas tahunan saja, akan tetapi menjadi momentum untuk melakukan muhasabah (evaluasi diri) dalam upaya peningkatan pelayanan terbaik kepada ummat dan masyarakat. Karena dari istilah “Hari Amal Bakti” sendiri dapat menjadi indikasi bahwa amal adalah perbuatan yang bernuansa positif, sedangkan bakti merupakan bentuk pengabdian pelayanan seseorang pada orang lain dalam komunitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara ikhlash.
Kementerian Agama (Kemenag) yang dahulu bernama Departemen Agama (Depag) adalah kementerian yang sangat disorot masyarakat, karena kementerian ini membawa nama agama. Dalam benak masyarakat, karena instansi ini membawa agama tentu mereka menilai birokrasi Kemenag adalah birokrasi yang memiliki akhlak dan moral yang lebih tinggi di bandingkan dengan birokrasi-birokrasi di kementerian-kementerian yang lain.
Nilai-nilai yang terkandung pada kata agama menjadi harapan yang besar bagi masyarakat, untuk terwujudnya birokrasi yang bersih, transparan, mudah dan tertib. Sehingga jika ditemukan hal-hal yang menyimpang dalam birokrasi Kemenag, seperti melanggar aturan, melanggar hukum dan lain sebagainya, maka hukuman masyarakat kepada kemenag akan jauh lebih besar dibandingkan terhadap instansi lain. Dan ironisnya, karena Kementerian Agama ini memiliki slogan “Ikhlash Beramal” seringkali hasil kerja atau prestasi yang pernah diraih oleh kementerian ini tidak mendapatkan apresiasi yang memadai dari masyarakat.
Tentunya hal ini tidak boleh ditafsirkan oleh aparatur Kementerian Agama sebagai ketidakadilan sikap dari masyarakat. Akan tetapi harus menjadi sebuah tantangan untuk merubah “paradigma” tersebut dengan membuktikan bahwa birokrasi di Kementerian Agama memang merupakan birokrasi teladan bagi instansi lain dalam hal ketertiban hukum, transparansi, kemudahan dan lainnya. Sehingga masyarakat dapat menilai sesuai dengan seharusnya.
Menjadi teladan tentunya bukanlah hal yang mudah. Apalagi Kementerian Agama pernah menorehkan sejarah birokrasi yang kurang baik, sehingga di beberapa waktu silam, Departemen Agama pernah menyandang gelar sebagai salah satu Depertemen terkorup yang ada di negeri ini. Kenyataan tersebut menjadi catatan kelabu yang masih terdokumentasikan pada sebagian besar hati masyarakat. Hal ini menjadi tekad dari Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Suryadharma Ali untuk melakukan Reformasi Birokrasi. Dengan berkomitmen menjadikan Kementerian Agama sebagai lembaga penyandang nilai-nilai agama, untuk berada paling depan dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, bebas KKN dan perbuatan melanggar hukum lainnya.

Reformasi Birokrasi Kementerian Agama
Reformasi birokrasi merupakan upaya menata ulang, mengubah, menyempurnakan, dan memperbaiki birokrasi agar menjadi lebih bersih, efisien, efektif, dan produktif. Secara ringkas, visi reformasi birokrasi adalah menjadikan tata kepemerintahan yang baik (good governance), dengan misi membangun, menyempurnakan, dan menertibkan birokrasi pemerintahan, agar mampu menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan
Kementerian Agama sebagai lembaga pembantu Presiden memiliki tugas menjalankan sebagian tugas pemerintahan di bidang agama. Tugas tersebut merupakan tugas yang berat dan diharapkan mampu memberikan dorongan dan teladan bagi terwujudnya penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN. Apalagi, Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono telah bertekad melaksanakan reformasi birokrasi secara menyeluruh pada tahun 2011 untuk menciptakan aparatur yang bersih dan berwibawa. Reformasi birokirasi ini penting karena akan mengoptimalkan seluruh elemen birokrasi pemerintahan baik untuk memperbaiki pelayanan publik maupun meningkatkan tata kerja yang efektif, efisien, profesional, transparan,dan akuntabel.
Dalam pandangan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Bapak Dr. Bahrul Hayat, inti reformasi birokrasi itu mencakup dua aspek. Pertama, mengubah seluruh mekanisme kerja agar menjadi lebih efektif, efisien, transparan, profesional dan akuntabel. Kedua, melakukan reformasi seluruh sumber daya yang dimilikinya, terutama sumber daya manusia (SDM). Yang pada praktiknya reformasi birokrasi di Kementerian Agama adalah dengan melakukan beberapa hal berikut :
Pertama, setiap insan di bawah naungan Kementerian Agama senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., dengan selalu beribadah dan beramal dengan ikhlash dan bertanggungjawab, baik kepada aturan hukum yang berlaku di dunia maupun pertangganggjawaban kepada Allah SWT. kelak di akhirat.
Kedua, meningkatkan kualitas akhlak yang mulia dengan selalu mengedepankan kualitas dan profesionalitas dari aparatur pemerintahan melalui kreasi-kreasi yang inovatif dan positif dalam pelayanan kepada ummat dan masyarakat.
Ketiga, setiap aparatur pemerintahan di Kementerian Agama senantiasa meningkatkan kualitas intelektual dan emosional sehingga dapat bekerja secara profesional, cepat, transparan, akuntabel dan humanis seiring dengan perkembangan pemikiran masyarakat yang semakin kritis.
Keempat, menumbuhkembangkan semangat pembaharuan untuk merespon dinamika permasalahan kehidupan masyarakat yang dinamis.
Kelima, setiap warga Kementerian Agama terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri dan keterampilan serta memacu kemajuan dari berbagai ketertinggalan sehingga mampu mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam rangka pelayanan terhadap ummat dan masyarakat.
Di tambah dengan selalu mengaplikasikan kode etik Pegawai Kementerian Agama (KMA NO. 421 TH. 2001) yang lima yaitu 1. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa; 2. Mengutamakan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat; 3. Bekerja dengan jujur, adil dan Amanah; 4. Melaksanakan tugas dengan didiplin dan inovatif; 5.Setia kawan, bertanggung jawab atas kesejahteraan korps.
Tentunya jika hal di atas dapat dilaksanakan, maka tujuan reformasi birokrasi yaitu membangun aparatur negara yang efektif dan efisien serta membebaskan aparatur negara dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan perbuatan tercela lainnya agar birokrasi pemerintah mampu menghasilkan dan memberikan pelayanan publik yang prima, akan terwujud. Wallahu A’lam.

Ekonomi Syariah VS Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi Syariah
Jika kita membuka-buka referensi mengenai sistem ekonomi, maka kita akan mendapatkan setidaknya ada tiga sistem ekonomi yang digunakan oleh negara-negara di dunia, yaitu Sistem ekonomi Sosialis/komunis, Sistem ekonomi Kapitalis, dan Sistem ekonomi Islam (dikenal pula dengan sistem ekonomi Syariah). Masing-masing sistem ini mempunyai karakteristik yang khas dan relatif berbeda.
Pertama, Sistem ekonomi Kapitalis. Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar. Sistem ini mengakui adanya tangan yang tidak kelihatan yang ikut campur dalam mekanisme pasar apabila terjadi penyimpangan (invisible hand). Yang menjadi cita-cita utamanya adalah adanya pertumbuhan ekomomi, sehingga setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan diakuinya kepemilikan pribadi.
Kedua, Sistem ekonomi sosialis dan komunis. Paham ini muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang cenderung mengeksploitasi manusia, sehingga negara ikut campur cukup dalam dengan perannya yang dangat dominan. Akibatnya adalah tidak adanya kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi bagi individu-individu, melainkan semuanya untuk kepentingan bersama, sehingga tidak diakuinya kepemilikan pribadi. Negara bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber dan hasil produksi kepada seluruh masyarakat.
Ketiga, Sistem ekonomi Islam atau dikenal pula dengan ekonomi Syariah. Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Sistem ekonomi syariah adalah ajaran tentang ekonomi yang adil dan komprehensif, yang memprioritaskan peradaban dan etika dalam bisnis dan permasalahan ekonomi lainnya. (Mustafa E. Nasution : 2005)
Dari paparan mengenai sistem ekonomi di atas, kita dapat mengetahui bahwa Sistem ekonomi kapitalis dan sosialis ternyata memiliki kelemahan yang cukup radikal. Yang tidak dapat menjadi pegangan ketika kita melihat sistem ekonomi yang berorientasi untuk kesejahteraan dan kemakmuran ummat. Bahkan pakar ekonomi Fritjop Chapra dalam bukunya, The Turning Point, Science, Society and The Rising Culture (1999) dan Ervin Laszio dalam buku 3rd Millenium, The Challenge and The Vision (1999), menyatakan bahwa ekonomi konvensional (kapitalisme dan sosialisme/komunisme) yang berlandaskan sistem ribawi, memiliki kelemahan dan kekeliruan yang besar dalam sejumlah premisnya, terutama rasionalitas ekonomi yang telah mengabaikan moral. Kelemahan itulah menyebabkan ekonomi (konvensional) tidak berhasil menciptakan keadilan ekonomi dan kesejahteraan bagi umat manusia. Yang terjadi justru sebaliknya, ketimpangan yang semakin tajam antara negara-negara dan masyarakat yang miskin dengan negara-negara dan masyarakat yang kaya, demikian pula antara sesama anggota masyarakat di dalam suatu negeri.
Sehingga ekonomi syariah sebenarnya bisa hadir menjadi solusi, karena sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada ditengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual dan ribawi, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrim. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. (Saeful Malik : 2010)

Ekonomi Kerakyatan
Lalu dimana letak ekonomi kerakyatan yang biasanya menjadi sangat populer digembar-gemborkan oleh para calon pemimpin ketika kampanye menjelang Pemilu ? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ekonomi kerakyatan ? Menurut Dr. Ir. Abdul Madjid (2009), yang dimaksud dengan ekonomi kerakyatan adalah identik dengan Ekonomi Pancasila, yaitu ekonomi yang digerakkan berdasarkan prinsip optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya teknologi, sumber daya permodalan, sumber daya manusia (pelaksana dan pakar) yang ada untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat banyak.
Istilah ekonomi kerakyatan muncul di Indonesia mulai tahun 1931. gagasan ini dipopulerkan oleh Bung Hatta dalam sebuah tulisan yang berjudul ”Perekonomian Kolonial-Kapital” dalam harian Daulat Rakyat tanggal 20 November 1931. Gagasan ekonomi kerakyatan yang diusung Hatta sebenarnya bermula dari reaksi perlawanan ekonomi Indonesia terhadap penguasaan ekonomi oleh kolonialisme-VOC dan Culturstelsel serta pelaksanaan UU Agraria tahun 1987.
Prinsip-prinsip dasar dari ekonomi kerakyatan adalah Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33, dimana Perekonomian Nasional itu diatur :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Jika kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar dari sistem ekonomi kerakyatan di atas, kita dapat melihat ternyata secara teori terdapat keselarasan antara sistem ekonomi kerakyatan dengan ekonomi syariah. Sebab prinsip-prinsip dari ekonomi syariah pun adalah harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan, keterbukaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya demi kemaslahatan ummat, juga menganut prinsip universalitas yaitu prinsip yang tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamiin.
Lalu kenapa Indonesia masih tertinggal jauh bahkan terpuruk secara ekonomi di banding dengan negara-negara yang lain ? padahal Indonesia telah memiliki suatu sistem ekonomi yang baik yang selaras dengan sistem ekonomi syariah yang telah terbukti menjadi solusi ampuh ketika mayoritas negara didera oleh krisis moneter yang berkepanjangan di masa lalu ? Jawabannya adalah karena kita masih belum mau mengaplikasikan sistem ekonomi tersebut secara utuh, konsisten sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan dari sistem ekonomi tersebut. Masih banyak diantara pelaku usaha yang mencampuradukan prinsip ekonomi konvensional terutama pada tujuannya, yaitu hanya untuk memberikan hasil sebanyak-banyaknya bagi dirinya, tidak peduli dengan orang lain apalagi untuk kesejahteraan ummat.
Kuncinya ada pada diri kita masing-masing. Pertanyaannya maukah kita berkomitmen untuk benar-benar memajukan ekonomi Indonesia dan mensejahterakan rakyat Indonesia. Di penghujung tulisan ini, penulis mengajak untuk sama-sama merenungi salah satu pidato Bung Hatta sebagai Bapak Ekonomi Indonesia, “Kalau kita sungguh-sungguh mencintai Indonesia yang makmur, yang bersatu, tidak terpecah belah, berdaulat adil dan makmur, marilah kita bercermin sebentar kembali pada cita-cita dahulu yang begitu suci dan mengembalikan pemimpin yang jujur berpadu dengan semangat yang siap melakukan pengorbanan. Rakyat kita masih tetap miskin bahkan lebih miskin daripada sebelumnya, ditengah-tengah kekayaan alam yang melimpah ruah. Paling baik kita merenungkan keadaan rakyat kita sekarang yang sungguh-sungguh berhak mendapatkan nasib yang lebih baik, nasib yang sesuai dengan tujuan kita semula.” (Pidato Bung Hatta, tahun 1958)
Wallahu A’lam Bish Shawwab.

Gerakan Bola Mata

Gerakan bola mata
(- Sonny V. Sutedjo- The Acesia)

Ada hal menarik yang pelajari ketika saya membaca artikel "Introduction
to NLP", dimana disana dijelaskan tentang gerakan bola mata seseorang.
Ada 6 macam gerakan bola mata yang biasa dilakukan seseorang ketika
sedang berbicara. Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa bola mata yang
bergerak ke kiri berarti orang tersebut sedang berpikir tentang masa
lalu, dan bila bergerak ke kanan berarti sedang memikirkan masa depan.
Dari gerakan itu kita bisa tahu, hal apa yang sedang dipikirkan oleh
lawan bicara kita, apakah dia berkata jujur atau berbohong.

Nah, saya mendapat kesempatan mempraktekkan hal ini, ketika akhir bulan
Juli lalu saya diundang menjadi dosen tamu di Prasetiya Mulya Business
School ? Jakarta. Saya mengisi sesi utama "Professional Business
Interview", dimana salah satu acaranya adalah saya berperan sebagai
seorang interviewer, dan berhadapan one on one dengan beberapa
mahasiswa.

Menarik sekali. Ketika saya menanyakan sesuatu yang terjadi di masa lalu
kepadanya, misalnya "Tell me about yourself", maka sambil bicara bola
matanya bergerak ke arah kiri atas dan kiri bawah. Artinya, mahasiswa
tersebut mencoba mencari informasi secara VR (Visual Remembered), yaitu
seperti apa dirinya di masa lalu, dan secara AD (Auditory Digital),
yaitu mencoba berdialog dengan dirinya sendiri, bagaimana harus mencoba
menyampaikan tentang dirinya tersebut secara tepat.

Lalu saya mencoba pula menanyakan sesuatu yang akan terjadi di masa
depan, misalnya "Tell me about your business strategy if you work for
this company". Otomatis matanya bergerak ke kanan atas. Artinya,
mahasiswa tersebut mencoba berpikir secara VC (Visual Constructed),
yaitu mencoba membentuk kerangka `jawaban' yang sebelumnya tidak pernah
ada dalam pikirannya.

Ketika pertanyaan saya sampai di masalah gaji, mata mereka bergerak ke
arah kanan bawah, yaitu K (Kinestetic). Karena masalah gaji merupakan
hal yang langsung menyentuh emosi mereka.

Ada hal yang unik disini. Ada satu pertanyaan tentang masa lalu mereka
yang saya tanyakan, namun mata mereka melirik ke arah kanan. Ditanya
tentang masa lalu, tapi jawabannya kok dicari di `masa depan'. Ini
menandakan mereka mencoba untuk berbohong.

Sebaliknya, ketika saya mencoba menanyakan satu pertanyaan tentang masa
depan, mata mereka melirik ke arah kiri. Ini berarti mereka mencoba
berpikir, adakah hal masa lalu di otaknya, yang bisa digunakan untuk
menjawab pertanyaaan di masa depan tersebut. Ini tidak salah, namun
menunjukkan kalau mereka kurang kreatif dalam menciptakan hal-hal baru.

Dalam sesi berikutnya, kesemua mahasiswa tersebut dikumpulkan dalam
suatu class session untuk final briefing. Banyak dari mereka yang kaget,
karena saya bisa menebak `inti' dari jawaban mereka. Saya katakan bahwa
saya bukan tukang sulap, saya hanya menebak dari gerakan bola mata
mereka. Saya sarankan pula bahwa selanjutnya mereka harus mulai melatih
bola mata mereka agar tetap fokus ke depan ketika berbicara dengan
seseorang, bukan hanya dalam proses interview, namun dalam semua situasi
perbincangan.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan disini. Yang pertama adalah masalah
etika, dimana orang akan lebih suka diperhatikan ketika mereka
bercakap-cakap dengan anda. Yang kedua, bila anda jarang menatap
matanya, secara tidak langsung anda akan mengatakan `anda takut' kepada
lawan bicara anda, anda merasa inferior. Dan yang ketiga, orang akan
lebih mudah `membaca' anda jika mata anda bergerak- gerak, terutama jika
lawan bicara anda juga belajar tentang NLP.

Bagaimana dengan anda, sudahkah anda mempelajari teknik tersebut ? Akan
banyak berguna ketika anda berbicara dengan orang lain. Dengan
mengetahui arah gerakan mata mereka saja, anda akan mengetahui `isi hati
mereka' secara tidak langsung. Bagi anda sendiri, dengan pandangan yang
fokus ke depan, anda tidak akan `mudah' dibaca orang.

selamat mencoba.

Gerakan Bola Mata

Gerakan bola mata
(- Sonny V. Sutedjo- The Acesia)

Ada hal menarik yang pelajari ketika saya membaca artikel "Introduction
to NLP", dimana disana dijelaskan tentang gerakan bola mata seseorang.
Ada 6 macam gerakan bola mata yang biasa dilakukan seseorang ketika
sedang berbicara. Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa bola mata yang
bergerak ke kiri berarti orang tersebut sedang berpikir tentang masa
lalu, dan bila bergerak ke kanan berarti sedang memikirkan masa depan.
Dari gerakan itu kita bisa tahu, hal apa yang sedang dipikirkan oleh
lawan bicara kita, apakah dia berkata jujur atau berbohong.

Nah, saya mendapat kesempatan mempraktekkan hal ini, ketika akhir bulan
Juli lalu saya diundang menjadi dosen tamu di Prasetiya Mulya Business
School ? Jakarta. Saya mengisi sesi utama "Professional Business
Interview", dimana salah satu acaranya adalah saya berperan sebagai
seorang interviewer, dan berhadapan one on one dengan beberapa
mahasiswa.

Menarik sekali. Ketika saya menanyakan sesuatu yang terjadi di masa lalu
kepadanya, misalnya "Tell me about yourself", maka sambil bicara bola
matanya bergerak ke arah kiri atas dan kiri bawah. Artinya, mahasiswa
tersebut mencoba mencari informasi secara VR (Visual Remembered), yaitu
seperti apa dirinya di masa lalu, dan secara AD (Auditory Digital),
yaitu mencoba berdialog dengan dirinya sendiri, bagaimana harus mencoba
menyampaikan tentang dirinya tersebut secara tepat.

Lalu saya mencoba pula menanyakan sesuatu yang akan terjadi di masa
depan, misalnya "Tell me about your business strategy if you work for
this company". Otomatis matanya bergerak ke kanan atas. Artinya,
mahasiswa tersebut mencoba berpikir secara VC (Visual Constructed),
yaitu mencoba membentuk kerangka `jawaban' yang sebelumnya tidak pernah
ada dalam pikirannya.

Ketika pertanyaan saya sampai di masalah gaji, mata mereka bergerak ke
arah kanan bawah, yaitu K (Kinestetic). Karena masalah gaji merupakan
hal yang langsung menyentuh emosi mereka.

Ada hal yang unik disini. Ada satu pertanyaan tentang masa lalu mereka
yang saya tanyakan, namun mata mereka melirik ke arah kanan. Ditanya
tentang masa lalu, tapi jawabannya kok dicari di `masa depan'. Ini
menandakan mereka mencoba untuk berbohong.

Sebaliknya, ketika saya mencoba menanyakan satu pertanyaan tentang masa
depan, mata mereka melirik ke arah kiri. Ini berarti mereka mencoba
berpikir, adakah hal masa lalu di otaknya, yang bisa digunakan untuk
menjawab pertanyaaan di masa depan tersebut. Ini tidak salah, namun
menunjukkan kalau mereka kurang kreatif dalam menciptakan hal-hal baru.

Dalam sesi berikutnya, kesemua mahasiswa tersebut dikumpulkan dalam
suatu class session untuk final briefing. Banyak dari mereka yang kaget,
karena saya bisa menebak `inti' dari jawaban mereka. Saya katakan bahwa
saya bukan tukang sulap, saya hanya menebak dari gerakan bola mata
mereka. Saya sarankan pula bahwa selanjutnya mereka harus mulai melatih
bola mata mereka agar tetap fokus ke depan ketika berbicara dengan
seseorang, bukan hanya dalam proses interview, namun dalam semua situasi
perbincangan.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan disini. Yang pertama adalah masalah
etika, dimana orang akan lebih suka diperhatikan ketika mereka
bercakap-cakap dengan anda. Yang kedua, bila anda jarang menatap
matanya, secara tidak langsung anda akan mengatakan `anda takut' kepada
lawan bicara anda, anda merasa inferior. Dan yang ketiga, orang akan
lebih mudah `membaca' anda jika mata anda bergerak- gerak, terutama jika
lawan bicara anda juga belajar tentang NLP.

Bagaimana dengan anda, sudahkah anda mempelajari teknik tersebut ? Akan
banyak berguna ketika anda berbicara dengan orang lain. Dengan
mengetahui arah gerakan mata mereka saja, anda akan mengetahui `isi hati
mereka' secara tidak langsung. Bagi anda sendiri, dengan pandangan yang
fokus ke depan, anda tidak akan `mudah' dibaca orang.

selamat mencoba.

Definisi Cinta

Kepada yang....

MASIH SINGLE,

Cinta ibarat kupu-kupu, makin kau kejar, makin ia menghindar.
Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat
kau tak menduganya.

Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula menyakiti, tapi
cinta itu

hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak
menerima.

Jadi......tenang-tenang saja, jangan terburu-buru dan pilihlah
yang

terbaik.



Kepada yang....

RAGU-RAGU DENGAN PERNIKAHAN,

Cinta bukannya perkara mencari seseorang yang "Sempurna", tetapi
menemukan sesorang yang bisa menjadikan dirimu sempurna.



Kepada yang....

PLAYBOY/PLAYGIRL,

Jangan katakan "I Love u" bila tidak benar-benar peduli. Jangan
bicarakan soal-soal perasaan bila itu tidak benar-benar ada.
Jangan kau sentuh hidup sesorang bila kau hanya berniat main-
main dengannya. Jangan menatap kedalam mata bila yang kau
kerjakan hanya berbohong. Hal terkejam yang bisa dilakukan
adalah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat
sama sekali untuk menerimanya saat ia terjatuh.......



Kepada yang....

SUDAH MENIKAH,

Kalau cinta jangan katakan "ini salahmu!" tapi "Maaafkan aku
ya!" Jangan juga katakan "Kau dimana?" melainkan "Aku disini,
kenapa!" bukan "Kok bisa sih kamu begitu?" tapi "Aku
ngerti....."dan juga bukan "Seandainya kau......." akan tetapi
"Terimakasih ya........"



Kepada yang....

BERTUNANGAN,

Tolak ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang
kalian habiskan bersama, melainkan betapa baiknya kebersamaan
anda berdua



Kepada yang....

PATAH HATI,

Sakit..........patah hati........ Bertahan selama engkau
menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam engkau
membiarkannya, tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi
rasa itu, melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan
hikmahnya.



Kepada yang....

BELUM PERNAH JATUH CINTA,

Bagaimana kalau jatuh cinta? Mau jatuh jatuhlah tapi jangan
sampai terjerumus, tetaplah konsisten? tapi jangan terlalu
ngotot, berbagilah dan jangan sampai sekali-kali tidak fair,
berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap-siaplah
untuk terluka dan menderita tapi jangan kau simpan semua rasa
sakitmu jika itu benar-benar kau alami

Kepada yang....

INGIN MENGUASAI,

Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang
lain, tapi akan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau
cintai ternyata tidak berbahagia denganmu



Kepada yang....

TAKUT MENGAKUI,

Cinta menyakitkan bila kau putuskan hubungan dengan seseorang
tapi lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan
denganmu, tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kita
cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanmu terhadapanya.



Kepada yang....

BERTAHAN MENCINTAI SESEORANG YANG SUDAH PERGI,

Hal paling menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu
seseorang lalu jatuh cinta hanya kemudian pada akhirnya
menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyia-
nyiakan bertahun-tahun untuk seseorang yang tidak layak. Kalau
sekarang ia sudah tidak layak 10 tahun dari sekarang pun ia juga
tak akan layak. Biarkan dia pergi, lupakanlah !!!!!!! uhuk...

Definisi Cinta

Kepada yang....

MASIH SINGLE,

Cinta ibarat kupu-kupu, makin kau kejar, makin ia menghindar.
Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat
kau tak menduganya.

Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula menyakiti, tapi
cinta itu

hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak
menerima.

Jadi......tenang-tenang saja, jangan terburu-buru dan pilihlah
yang

terbaik.



Kepada yang....

RAGU-RAGU DENGAN PERNIKAHAN,

Cinta bukannya perkara mencari seseorang yang "Sempurna", tetapi
menemukan sesorang yang bisa menjadikan dirimu sempurna.



Kepada yang....

PLAYBOY/PLAYGIRL,

Jangan katakan "I Love u" bila tidak benar-benar peduli. Jangan
bicarakan soal-soal perasaan bila itu tidak benar-benar ada.
Jangan kau sentuh hidup sesorang bila kau hanya berniat main-
main dengannya. Jangan menatap kedalam mata bila yang kau
kerjakan hanya berbohong. Hal terkejam yang bisa dilakukan
adalah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat
sama sekali untuk menerimanya saat ia terjatuh.......



Kepada yang....

SUDAH MENIKAH,

Kalau cinta jangan katakan "ini salahmu!" tapi "Maaafkan aku
ya!" Jangan juga katakan "Kau dimana?" melainkan "Aku disini,
kenapa!" bukan "Kok bisa sih kamu begitu?" tapi "Aku
ngerti....."dan juga bukan "Seandainya kau......." akan tetapi
"Terimakasih ya........"



Kepada yang....

BERTUNANGAN,

Tolak ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang
kalian habiskan bersama, melainkan betapa baiknya kebersamaan
anda berdua



Kepada yang....

PATAH HATI,

Sakit..........patah hati........ Bertahan selama engkau
menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam engkau
membiarkannya, tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi
rasa itu, melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan
hikmahnya.



Kepada yang....

BELUM PERNAH JATUH CINTA,

Bagaimana kalau jatuh cinta? Mau jatuh jatuhlah tapi jangan
sampai terjerumus, tetaplah konsisten? tapi jangan terlalu
ngotot, berbagilah dan jangan sampai sekali-kali tidak fair,
berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap-siaplah
untuk terluka dan menderita tapi jangan kau simpan semua rasa
sakitmu jika itu benar-benar kau alami

Kepada yang....

INGIN MENGUASAI,

Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang
lain, tapi akan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau
cintai ternyata tidak berbahagia denganmu



Kepada yang....

TAKUT MENGAKUI,

Cinta menyakitkan bila kau putuskan hubungan dengan seseorang
tapi lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan
denganmu, tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kita
cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanmu terhadapanya.



Kepada yang....

BERTAHAN MENCINTAI SESEORANG YANG SUDAH PERGI,

Hal paling menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu
seseorang lalu jatuh cinta hanya kemudian pada akhirnya
menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyia-
nyiakan bertahun-tahun untuk seseorang yang tidak layak. Kalau
sekarang ia sudah tidak layak 10 tahun dari sekarang pun ia juga
tak akan layak. Biarkan dia pergi, lupakanlah !!!!!!! uhuk...

Delapan Kado Terindah

Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa
menghadiahkannya setiap saat, dan tak perlu membeli !
Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah
terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda
sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang
tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir
dihadapannya lewat surat,telepon, foto atau faks.
Namun dengan berada disampingnya. Anda dan dia dapat
berbagi perasaan, perhatian , dan kasih sayang secara
lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas
kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai
pembawa kebahagian.
NB.: pantes ya.. setiap kali hari raya keagamaan,
orang selalu berbondong-bondong mudik...

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab,
kebanyakan orang lebih
suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama
diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia
amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan.
Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan
perhatian pada segala ucapannya, secara taklangsung
kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan
hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda
dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap
utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu
menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia
menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan
yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi
atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan
terdengar manis baginya.

D I A M
Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan.
Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau
membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam
juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karenamemberinya \" ruang\". Terlebih jika sehari-hari
kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur,
mengkritik bahkan mengomeli.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak
penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang
bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang
jika kita selalu mengekangnya ? Memberi kebebasan
adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan
bukanlah, \"Kau bebas berbuat semaumu.\" Lebih dalam
dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya
kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala
hal yang ia putuskan atau lakukan

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi
tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ?
(eh..)Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado
lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap
hari ! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun
bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan
bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan
yang tertata indah, misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif
terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita
sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya
dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba
hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan
tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu
terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal
yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula,
pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima
kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah
kado cinta yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran.
Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya
Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta
dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan
itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap
memberikan kado \" kesediaan mengalah\". Okelah, Anda
mungkin kesal atau marah karena dia telat datang
memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali
itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang
berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah sudah dapat
melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari
bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa.
Senyuman,terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa
menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat
dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan
obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan
isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling
kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman
manis pada orang yang dikasihi ?

Metamorfosis

Ada seorang anak bertanya kepada ibunya, “Mama, mau jadi apa kalau Mama sudah besar?”. Sang ibu kaget mendengar pertanyaan yang cukup polos namun cukup menyentuh itu. Apalagi pertanyaan itu keluar dari seorang anak yang masih belum tahu arti sebuah cita-cita. “Mama katakan saja, lanjut anak tadi, “bahwa Mama bisa menjadi apa saja yang Mama inginkan” Katanya, karena melihat kebingungan ibunya.

Petikan dialog di atas berasal dari salah satu kisah dalam buku Chicken Soup for the Woman’s Soul.

Unik, memang. Pertanyaan di atas ditanyakan kepada orang yang sudah dewasa: ibu. Sebab mayoritas pendapat mengatakan pertanyaan semacam itu hanya pantas ditanyakan kepada anak yang masih polos atau beranjak dewasa. Masa dewasa adalah terminal terakhir dan sudah bukan masanya untuk bercita-cita; orang dewasa hanya menekuni aktifitasnya sehari-hari, tanpa bercita-cita.

Ada kata bijak “manusia terbang dengan cita-citanya seperti burung terbang dengan sayapnya”; cita-cita adalah motifator seseorang untuk berjuang dalam hidup. Alih-alih jangan memahami cita-cita sebagai jabatan strategis atau profesi bergengsi.

Manusia bukanlah ulat yang sudah tentu akan berubah menjadi kepompong yang pada gilirannya berubah menjadi kupu-kupu, meski ia tidak pernah mencita-citakan hal itu. Sedangkan metamorfosis manusia tergantung pada manusia sendiri. Alangkah naif bila manusia berhenti bercita-cita, sedangkan hidup terlalu kaku untuk dihadapi dengan santai; tanpa semangat cita-cita.

Organisasi semacam Hizbut Tahrir, mungkin, tidak terlalu idealis bila mereka mencita-citakan Negara Islam, disamping sebuah tuntutan untuk merealisasikan sebuah doktrinitas. Karena cita-cita menurut mereka (dan sebetulnya juga menurut kita) tak ubahnya niat; maksud suci berupa upaya realitatif dari sebuah ajaran.

Adalah Theodore Herzl –the father of modern Zionism-, seorang Zionis yang begitu gigih memperjuangkan berdirinya Negara Nasional Yahudi, walaupun para rabi Yahudi saat itu membantahnya hingga mengeluarkan pernyataan “usaha yang dilakukan oleh orang-orang Zionis untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina adalah menyalahi janji-janji Messianik dan Yudaisme”. Kenyataannya, keinginan Herzl “Sang Penjagal Tuhan” itu tercapai dengan diselenggarakannya Kongres Zionis pertama di Basel Swiss dan dilaksanakannya Deklarasi Balfour yang pertama pada 11 Desember tahun 1917, sebagai buah pemikiran kontroversinya beberapa abad setelah dia meninggal dunia.

Begitupun dengan romantisme kepemimpinan. Mendambakan pemimpin yang dapat melaksanakan amanat rakyat dengan jujur dan adil adalah sebuah cita-cita.

Walaupun hidup ini tak selalu menang, berusaha adalah sebuah keniscayaan untuk tidak menarik cita-cita ke dalam kantong sampah idealisme yang selanjutnya akan beralih profesi sebagai “purnawirawan” atau “mantan” cita-cita yang terlupakan.

Beberapa kali Indonesia telah melaksanakan pemilihan umum. “Media obral janji” atau (lebih halusnya) kampanye telah dilakukan. Namun, di mana keadilan berada? Kemiskinan ada di kanan-kiri kita, tindak kriminal –walau hal itu adalah hukum alam- semakin merajalela. Banyak kasus yang tidak diketahui jutrungnya. Apa ini moralitas Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim?

Yakinkah kita bahwa ketidakberesan pada multilini saat ini telah mencapai klimaksnya, sebagaimana yang telah menjadi sunnatullah bahwa setiap sesuatu akan mengalami masa klimaks dari dua sisi: kehancuran dan kemajuan? Jawabannya adalah kita sendiri, masihkah kita punya cita-cita untuk memperbaiki moralitas sosial atau kita akan patuh seperti Saturnalia yang digambarkan oleh Fredrich W. Netzsche dalam pengantarnya di The Gay Science-nya; selalu sabar dengan penindasan, manut dengan segala kediktatoran. Dengan kata lain pasrah tanpa cita-cita. Pada situasi inilah kita tak lebih dari seekor ulat.

Keterkejutan kita pada pertanyaan seorang bocah di atas adalah gladi resik dari ketidakpunyaan kita terhadap cita-cita ketika sudah dewasa dan keyakinan kita pada ‘ajaran’ yang mengatakan bahwa cita-cita hanya dimiliki oleh anak polos. Akankah keyakinan itu akan kita pelihara sehingga beranak-pinak. Kalau memang tidak, mengapa kita –yang telah dewasa- akan berhenti untuk bercita-cita? (Fafa)

Minggu, 12 Juni 2011

Ku Hanya Rakyat

Saya bukan WAKIL RAKYAT
tapi cuma ingin kita lebih peduli kepada rakyat,
bukan hanya kerabat dan teman dekat,
sehingga banyak hutang harus dibabat,
hanya untuk kepentingan teman sejawat ... (atau juga para pejabat ?!)
sehingga ... saat panas bumi semakin meningkat
dan PBB menghujat
Dua Ratus Juta kepala rakyat terkena pukat.

Saya bukan WAKIL RAKYAT
tapi cuma ingin kita lebih ingat
bahwa apa yang kita perbuat ....
selalu dicatat malaikat ...
sehingga janganlah ada muslihat ...
apalagi sampai memperalat rakyat ...
hanya untuk meraih pangkat ...
juga impian menjadi konglomerat ...
yang banyak mengumpulkan berlian berkarat ...
biar dapat hidup sepanjang hayat...
demenggusur tanah rakyat ...

Saya bukan WAKIL RAKYAT
tapi juga ingin urun dan unjuk pendapat
jika kalian ingin tetap dihormat,
didunia dan akhirat ...
janganlah terlanjur mengumbar syahwat ...
(atau apakah kalian sudah bosan soto babat
dan juga sudah ingin dikerubungi lalat ... ?
sehingga makin besarlah si Otong dan si Amat,
yang mengaku lebih DEMOKRAT,
cuma karena yang ada sudah dianggap berkarat,
oleh rakyat yang semakin pandai menghujat,
semua perbuatan yang dianggap laknat ...
dari korupsi, kolusi, nepotisme sampai
birokrasi yang sengaja dibuat lambat,
Apalagi saat hidup makin berat ...
dan kepala makin penat memikirkan UMR yang tak kunjung meningkat...
juga melihat tingkah pejabat ...
yang tak beda dengan penjahat ....)

Sekali lagi ...
Saya bukanlah WAKIL RAKYAT
tapi ingin juga memekik, meneriakkan HAKIKAT,
meski dengan suara tersendat,
"HIDUP RAKYAT !"
dan "HIDUP SEMUA ORANG YANG PEDULI PADA RAKYAT !"
karena percayalah ... meski mungkin kita harus melarat,
semua yang kita perbuat akan tetap dicatat,
meski mungkin hanya bisa dilihat...
setelah kita masuk liang lahat ...
atau setelah dunia kelak KIAMAT...
Dan ... bersyukurlah orang-orang yang selamat,
karena tak pernah lupa dan selalu ingat ...
pada TUHAN YANG MAHA KUAT ...
dengan selalu mengerjakan SHALAT ...
Dan mereka juga ingat ...
bahwa harta, keluarga, sanak kerabat dan juga derajat
hanyalah sebuah amanat
yang harus dipegang semua umat

My Birthday My Wishday

Ya Tuhanku
Hari ini Kau terbitkan aku
Ke Marcapada jagat raya yang penuh
sesak dengan rasa ragu

Kemarin Kau ciptakan aku
Dari gumpalan tanah dan batu-batu
Kau bentuk segumpal darah menjadi kalbu
Kau simpan yakin dan ragu

Kuucapkan puji pada-Mu
Tuhan Yang Maha Satu
Anugrahkan sayang dan rindu
lewat antara ayah dan ibu

Kau besarkan aku dengan cinta
Asuh penuh sayang dan cita
Suci jiwa hilangkan dosa
Ajari dengan ibrah bijaksana tepiskan siksa

Ya Tuhanku
segala puji bagi-Mu
Kau percayakan ruh dan sukma
Selikur orang menghitung
Kupanjatkan harap
Kumohonkan do'a

Biarlah cinta kau tebarkan
Tersiram air-air sukma
Tumbuh buah mekarlah bunga
Bentuk ladang wujudkan taman

Biarlah surya terus bersinar
jangan Kau akhiri dengan senja
Biarlah kuhirup angin semilir
Berhias diri dengan harum bunga-bunga


Ya Tuhanku
Dzat Yang Maha Tahu
Sukma berakar kalbu
Kosong tanpa isi sesuatu
Penuhilah dengan sayang dan rindu
Disiram Dewi dengan air bunga tujuh

Tuhanku
Dibalik sendiri ku punya asa
Air mengalir air, angin berhembus angin
Rindu dibuai rindu, cinta berbuah cinta


Cicadas, 8 Maret 1998

Bukan Fatamorgana

Tak kubawa kilauan berlian
Tak kupunya pancaran kuning sinar emas
Tiada gemerincing lonceng-lonceng perak
Tak kugenggam cincin-cincin bermata intan

Tak kuucapkan gunung kusulap berubah emas
Atau lautan jadi susu, begitupun sungai-sungai
Tak kujanjikan indahnya taman surgawi
Semerbak harum bunga-bunga kertas

Tak kutampakkan fatamorgana
Padang pasir berubah hijau nan ceria
Atau bulan berwujud surya
Atau bintang-bintang turun ke dunia

Ku tak punya semua itu, juga tak mampu
Ada hanya cinta dalam kalbu
Bermekaran bunga-bunga biru
Persembahan untukmu

Kupunya hanya seonggok rindu
Yang pasti berbuah madu
Obat lidahmu getir dan pilu
Dihari sepi penglipur haru

Kutanamkan buah sayang
Bermekaran berwarna nan cemerlang
Penghapus air mata kala berlinang
Rubah gundah menjadi senang

Aku pun punya harap
Digenggam bersama besar dan mantap
Kita biarkan sinar sang surya
Tak tersibakkan kelabunya senja

Sajak Cinta


Rupa apakah kau ini ?
ah, kau, selalu mengelilingiku
Mengusap wajah dan memijat pundakku

aku pun dikejar cinta
tapi ku berlari tuk mengejar cinta
yang juga berlari mengejar cinta

Ah, cinta ...
Apa pula kau ini ?

ku ditarik cinta
tapi kuberkelit menarik cinta
yang juga berkelit menarik cinta


cinta ... cinta ...
oh, kau rupanya

aku diraba cinta
lalu kuraba lagi cinta
yang juga meraba cinta

Cinta ...
ah kau ini,
aku tak tahu !?!

Katanya Tentang Cinta

Hidup adalah sebuah maha misteri,
setiap insan yang diberi hak untuk menikmatinya tak akan pernah tahu
kenapa ia hidup, bagaimana ia hidup dan apa
yang akan menimpa dalam kehidupannya
Keberlangsungan kehidupan
dari awal hingga kini hanyalah
sebuah anugerah Sang ‘Kuasa’
yang telah menurunkan setetes cintanya
demi yang namanya manusia
Cinta yang ada telah terbukti
dapat mempertahankan keberlangsungan ekosistem dan
melahirkan mata rantai kasih
yang membuahkan ketentraman, keadilan dan kesejahteraan

Sejarah telah mengatakan kepada kita,
bahwa hidup yang besar akan dapat dipertahankan
dengan sebuah kebesaran cinta,
karena Tuhan membiarkan semua yang ada di dunia ini
tiada lain hanyalah karena cinta-Nya
Tapi cintapun akan berubah menjadi ‘changer power’
yang dapat merubah semua tatanan sistem
jika cinta itu ditempatkan bukan pada tempatnya,
atau jika sudah dikondisikan untuk berpihak …