Laman

Selasa, 07 November 2023

Hukum Bersedekah Dengan Uang Haram

 

Hukum Bersedekah Dengan Uang Haram

Seorang bersedekah dengan harta hasil riba, korupsi, curian, judi, menipu, dan dengan cara haram lainya. Pada esensinya ia tidak bisa disebut dengan sedekah, karena itu perbuatan yang batil. Allah tidak menerima suatu amalan dari yang haram. Ia sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thayyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thayyib (baik).” (HR. Muslim No. 1015).

Hadis lainnya, “Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu.” (HR. Muslim No. 1014).

Dari hadis ini menjelaskan, Allah akan memberi ganjaran pahala kepada anak Adam yang menginfakkan harta thayyib (yang baik) di jalan Allah. Walaupun ia bersedekah dengan nilai yang kecil, sebutir kurma, seteguk air minum, yang terpenting ia berasal dari hasil jerih payahnya sendiri. Maka tidaklah Allah melihat sedekahnya, kecuali Allah melipatgandakan pahala kepadanya.

Salah Kaprah Muslim tentang Sedekah

Banyak dari kalangan umat muslim menganggap bahwa bersedekah dapat mensucikan harta haram. Sejatinya tidak, hal ini merupakan salah kaprah, sebab harta haram tetaplah haram, sebagaimana kaidah fikih “Segala sesuatu yang diawali dengan perbuatan haram, maka itu juga haram”.

Walaupun disedekahkan, ia tidak dapat mengubah esensi nilai dari harta tersebut. Justru hal ini bukan malah membaik, tapi membuat harta itu semakin kotor di hadapan Allah. Dan Allah tidak mungkin menerima pemberiannya sebagai sedekah, sebagaimana Rasulullah bersabda “Tidaklah diterima shalat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram)” (HR. Muslim No. 224).  

Bersedekah dengan harta haram ulama mengibaratkan seseorang menaruh satu tetes kapur ke dalam sebotol air minum. Menurut hukum akal, kapur sedikit itu tidak akan tercemar. Akan tetapi kalau dilihat secara makna gaibnya, kapur itu ibarat najis walaupun satu tetes, pasti air tersebut tercemari oleh najis dan tidak mungkin digunakan.

Kedua, sedekah dengan harta haram ibaratnya seorang mencuci pakaiannya dengan air kencing. Bukannya bersih, justru semakin kotor. Maka segala sesuatu yang haram jika tercampur dengan yang halal, maka yang haram pasti menang.

Pendapat Para Ulama

Terkait hukum harta haram, beberapa ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan harta haram tidak boleh disedekahkan dan ada juga yang mengatakan harta haram tidak boleh disimpan, harus diberikan kepada yang membutuhkan.

Dalam sumber harta haram, para ulama membaginya dalam hukum menjadi dua. Pertama, harta haram yang didapatkan dengan cara menzolimi seperti menipu, korupsi, mencuri, merampok, dan lainnya. Kedua, harta yang didapatkan dari akad yang saling ridho antar kedua pihak, seperti riba, jual beli barang haram, judi, dan sebagainya.

Dari kalangan mazhab Syafi’iyah berpendapat bahwa jika harta didapat dari mencuri, menipu, dan korupsi, maka harus dikembalikan kepada pemilik asalnya. Ia tidak boleh digunakan secara pribadi. Jika pemilik asalnya tidak ditemukan atau sudah meninggal maka harus dikembalikan kepada ahli warisnya.

Akan tetapi, di sini ulama berbeda pendapat. Seadainya ahli warisnya tidak ada dan pemilik asalnya sudah meninggal, maka pelaku dianjurkan untuk bertaubat dan berbuat baik sebanyak-banyaknya agar pahalanya dapat menutupi dosa-dosanya ketika diadili oleh Allah kelak di akhirat.

Pendapat kedua, yaitu pendapat jumhur ulama. Bagi yang membawa harta hasil curian, menipu, dan korupsi, pelaku boleh menyedekahkannya dengan syarat sedekah diniatkan atas nama pemilik harta tersebut. Allah SWT Maha Mengetahui ke mana pahala itu akan disalurkan. Seandainya pemilik sahnya diketahui, hendaknya pelaku pilihan padanya: antara merelakan uangnya yang telah disedekahkan, atau pelaku harus menggantinya.

Adapun harta yang didapatkan dari akad yang saling ridho seperti riba dan judi, ada dua pendapat hukum. Pertama, Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa harta tersebut tidak boleh disedekahkan, karena harta kotor lebih baik disimpan. Kedua, Dr. Muhammad Ali Fardus berpendapat, harta riba sebaiknya disedekahkan atas nama shohibulhaqi majhul, atau pemilik harta yang tidak diketahui.

Ketiga, harta haram tidak boleh disimpan. Ia sebaiknya diberikan kepada fakir miskin, kaum dhuafa, pembangunan fasilitas umum, kegiatan sosial keagamaan, pembangunan masjid, dan orang-orang yang membutuhkannya. Tapi ia tidak boleh diniatkan untuk sedekah, karena harta kotor tidak boleh disedekahkan. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Bila harta haram diberikan kepada orang miskin, maka harta itu tidak menjadi haram lagi di tangannya. Status harta itu ditangannya halal lagi baik.” (Syarah al-Muhadzdzab, IX/351).

Senin, 27 Februari 2023

ISLAM AGAMA YANG PRAKTIS, FLEKSIBEL DAN MENYENANGKAN

 H. SAEFUL MALIK, S.Ag, M.Pd.I

Suatu hari, saya ditanya tentang konsep agama Islam yang praktis dan mudah. Penanya punya anggapan, bahwa agama Islam merupakan agama yang kaku, yang tidak toleran dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Ia juga beranggapan bahwa Islam agama yang berat, penuh dengan peraturan dan hukuman. Mendapat pertanyaan itu saya berfikir, benarkah Islam demikian ? rasa-rasanya tidak. Islam bukanlah agama yang kaku, ia sangat fleksibel. Islam juga sangat toleran dan menghargai hak asasi manusia karena Islam agama moral, karenanya hukum di dalam Islam pun sangat menghargai hak asasi manusia. Islam pun agama yang sangat aktual dan sama sekali tidak ortodoks. Tapi benarkah demikian ? atau hanya argumen apologia yang diutarakan untuk menutupi kelemahan Islam ? ah, rasanya tidak demikian, karena banyak argumen filosofis, empiris dan rasional yang dapat dikemukakan.

Namun sebelum mengemukakan argumen-argumen tersebut, kita samakan dulu asumsi dasar dan persepsi tentang manusia menurut Islam, diantaranya :

1. Manusia menurut pandangan Islam merupakan makhluk yang paling sempurna. Ia diberi kelebihan berupa akal fikiran, sehingga manusia diberi potensi untuk berkreasi.

2. Dalam Islam, manusia sangat dihormati, asasi manusia sangat diagungkan dan dijunjung tinggi. Sehingga Islam sangat membedakan manusia dengan makhluk lainnya, binatang misalnya.

3. Islam menyebutkan bahwa manusia dilahirkan ke muka bumi ini dalam keadaan suci (fitrah), tidak terkotori oleh berbagai kotoran, baik dzahir maupun batin.

4. Kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan menuju Tuhannya. Oleh karena itu, jika manusia ingin selamat 92 Percikan Hikmah (Referensi Dakwah para Da’i) sampai kepada Tuhannya, maka manusia membutuhkan berbagai aturan. Aturan itu adalah agama dalam hal ini agama Islam.

5. Karena Islam mengakui semua itu, aturan-aturan dalam Islam tentunya merupakan aturan yang sesuai dengan kebutuhan manusia dan tidak menyimpang dari semua asumsi dasar itu.

Semua asumsi dasar di atas, mungkin hanya sebagian dari sekian banyak asumsi-asumsi yang lain yang harus kita pegang dalam memahami Islam. Walaupun hanya sebagian, mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai pijakan untuk menjawab berbagai permasalahan yang selalu timbul dalam kehidupan kita.

Kembali kepada cerita di atas, setelah berfikir saya bertanya kepada penanya tadi, “mengapa anda mempunyai persepsi demikian tentang Islam ?” . kemudian ia menjawab, “Iya, Islam sangat kejam, hukumnya terlalu keras. Buktinya di Islam ada hukum jilid (pukul) dan rajam (lempar batu sampai meninggal) bagi orang-orang yang berzina, ada pula hukum Qisas.” Lalu saya jawab, “Anda jangan melihat, hanya dari kerasnya batu untuk melempar orang atau membayangkan nyerinya ketika kena pukulan. Hukuman itu ada dalam Islam justru karena Islam sangat menghargai asasi manusia dan kemanusiaan.

Sebagaimana kita maklumi, bahwa di dalam Islam kedudukan manusia sangat terhormat dan berharga, manusia sangat agung. Sehingga dalam Islam sangat dibedakan hak-hak dan peraturan bagi asasi manusia di banding binatang. Kita dapat melihat dalam kasus orang yang berzina. Orang yang melakukan zina adalah orang yang melakukan suatu perbuatan yang biasanya dilakukan oleh binatang, melakukan suatu perbuatan yang tidak lumrah dan tidak mesti dilakukan oleh seorang manusia, walaupun hal itu dilakukan suka sama suka. Orang yang berzina berarti telah melanggar hak-hak asasi manusia dan kemanusiaan. Karena ia sudah melakukan perbuatan yang di luar asasi (dasar) manusia dan kemanusiaan, berarti ia sudah menghilangkan “unsur-unsur kemanusiaan” pada dirinya, berarti ia sudah seperti binatang.

Dirinya sendiri yang menghilangkan unsur-unsur kemanusiaan pada dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa ia sudah tidak menghargai dan mengagungkan dirinya sendiri sebagai manusia. Karena ia sendiri sudah tidak menghargai dirinya, tentunya Islam juga tidak menghargai dirinya sebagai manusia, maka layaklah ia mendapat hukuman karena ia telah menghilangkan “kemanusiaannya” yang merupakan anugerah dari Allah yang tak ternilai harganya. Tapi, Islam sangatlah adil. Ia membedakan hukuman antara pezina yang menikah dengan yang tidak menikah.

Pezina yang tidak menikah hanya dihukum 100 deraan (pukulan/cambuk) dan tidak sampai meninggal. Ia masih diberi kesempatan bertobat dan menikah, karena mungkin ia hanya meninggalkan sebagian dari unsur-unsur kemanusiaanya dan juga mempertimbangkan faktor-faktor yang lain, seperti faktor sosial, faktor psikologis dan lain sebagainya. Ia belum merasakan suatu kenikmatan, sehingga ia mempunyai suatu naluri biologisnya (yang diperoleh dari berbagai faktor baik internal jiwanya maupun eksternal) untuk mendapatkan kenikmatan itu. Berbeda dengan pezina yang menikah, jelas ia mempunyai hak untuk memenuhi semua kebutuhan biologisnya.

Akan tetapi, ia masih mencari yang lain, jelas ini menunjukkan bahwa ia sudah benar-benar melepaskan unsur-unsur kemanusiaannya yang merupakan anugerah terbesar dari Tuhan dan menampakkan unsur-unsur kebinatangan. Berarti ia sudah bukan manusia. Wajarlah jika hukumannya lebih berat.” Ia juga menyebutkan bahwa Islam agama yang kaku, tidak trendy, buktinya di dalam Islam dilarang untuk pacaran. Lalu saya menjawab, kata siapa Islam melarang pacaran ? Islam tidak pernah melarang pacaran, sama halnya Islam juga tidak pernah menyuruh untuk pacaran, karena di dalam Islam tidak ada konsep pacaran. Yang dilarang oleh Islam adalah melakukan perbuatan yang mendekati zina, karena dikhawatirkan akan melakukan perbuatan zina dan berarti menghilangkan sisi kemanusiaan yang agung.

Lalu saya mempertanyakan tentang esensi dan urgensi dari pacaran itu. Jika esensi dan urgensi pacaran itu adalah untuk ta’aruf (pengenalan) terhadap lawan jenis yang akan kita nikahi, tentu saja Islam sangat mendukung hal itu. Islam sangat mendukung, ketika kita hendak menikah tentunya jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung, dan tentunya kita harus mengenal terlebih dahulu. Jadi sangat jelas, jika esensi pacaran itu adalah sebagai proses ta’aruf tentunya Islam sangat mendukung hal tersebut. Akan tetapi, tentunya ada beberapa aturan dalam pacaran itu agar nanti proses pacaran yang mempunyai nilai tinggi itu rusak karena salah dalam melakukannya. Ada aturanaturan yang harus dipenuhi agar pacaran itu tidak terjerumus ke dalam perbuatan zina. Misalnya, kita mengobrol dengan lawan jenis dengan adanya mahram. Begitu juga ketika bepergian kita selalu mengikutsertakan mahram.

Islam tidak melarang mengobrolnya atau perginya, akan tetapi Islam mengatur agar bertemu (ngobrolnya) atau perginya tidak hanya berdua, sebab jika hanya berdua ada sebuah kekhawatiran hilang kontrol dan seterusnya melakukan sesuatu yang mengarah kepada zina. Kita juga dapat berfikir bahwa jika esensi dan urgensi dari pacaran itu adalah untuk ta’aruf, tentu saja kita tidak diharuskan melakukan hal-hal di luar esensi tersebut, atau hal-hal yang berlebihan. Tentu saja kita tidak diharuskan untuk menonton di bisokop berduaan misalkan, karena kita dapat mengenal “dia” juga dengan tanpa menonton ke bioskop berduaan. Atau kita juga tidak diharuskan untuk tidur berduaan (dengan alasan apapun), karena kita menikah itu tidak sama dengan membeli buah jeruk yang minta dulu untuk dirasakan, jika manis kita jadi membeli, dan jika masam kita tidak jadi. Berarti bolehkah kita berpacaran ? Akhirnya Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa Islam sangat praktis, dan fleksibel juga trendy, tidak kaku. Islam sangat menghargai kebebasan manusia. Islam sangat menghormati hak asasi manusia. Hanya saja Islam senantiasa mengingatkan kita agar senantiasa ingat akan “jati diri” kita selaku manusia, kita yang diberi anugerah oleh Allah unsur-unsur kemanusiaan yang sangat agung dan mulia. Agar jangan sampai kita melakukan perbuatan yang menghilangkan kemanusiaan kita sehingga menjadikan kita tiada bedanya dengan binatang. Jika kita hidup sesuai dengan seluruh peraturan Islam, tentunya kita akan merasakan bahwa Islam merupakan agama yang sangat praktis, fleksibel dan menyenangkan. Wa Allahu A’lam

LIMA TYPE PEGAWAI

 H. SAEFUL MALIK, S.Ag, M.Pd.I

Suatu hari, sebagai seorang penyuluh Agama Islam penulis diundang untuk memberikan taushiyah pada acara pengajian rutin “Rabuan” di salah satu instansi pemerintah Propinsi. Tadinya penulis siapkan konsep ceramah dengan tema tentang peristiwa aktual yang sedang terjadi saat itu. Namun ketika menunggu, penulis didatangi oleh panitia pengajian dan meminta agar penulis menyampaikan tema-tema yang berhubungan dengan pegawai dan pekerjaan, “Setidaknya memberikan motivasi lah,” katanya. Seketika penulis memutar otak, apa kiranya yang dapat disampaikan, karena sudah tidak ada waktu lagi untuk membuat konsep. Tiba-tiba penulis teringat tulisan Emha Ainun Najib dalam sebuah bukunya mengenai pembagian manusia yang dianalogikan hukum Islam, yang juga pernah di adopsi oleh A Agym dalam sebuah tulisannya. Kayaknya kalau dikiaskan ke pegawai atau pejabat, penulis fikir mungkin juga ada relevansinya.

Emha Ainun Najib membagi manusia kedalam lima bagian, di analogikan pada hukum fiqh. Manusia itu ada yang wajib, sunah, mubah, makruh dan haram. Penulis coba kiaskan kepada pegawai atau pejabat dalam suatu instansi atau perusahaan. Hampir di tiap tempat ke lima tipe ini selalu ada. Apa yang dimaksud dengan tipikal pegawai atau pejabat tersebut ? Biasanya kita memahami pengertian wajib dalam hukum Islam adalah sesuatu pekerjaan ibadah yang jika dilaksanakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa.

Pengkiasan kepada pejabat atau pegawai yang wajib adalah pejabat atau pegawai yang kehadirannya dirasa harus ada oleh instansi atau perusahaanya dan ketiadaannya sangat dirindukan dan disayangkan. Pejabat atau pegawai yang wajib ini biasanya memiliki akhlak yang mulia, pribadinya sangat mengesankan sehingga sangat disukai baik oleh atasan, bawahan ataupun teman kerjanya. Perangainya baik, wajah dan pakaiannya senantiasa bersih, memancarkan cahaya keilkhlasan dalam hati. Ucapannya sejuk didengar, tidak pernah menyakiti perasaan orang lain. Perintahnya tidak terasa sebagai perintah, akan tetapi difahami oleh bawahan atau teman kerja sebagai ajakan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik. Perilakunya sangat sopan dan senantiasa santun baik kepada yang lebih tua maupun yang lebih muda, ringan tangan dalam membantu pekerjaan untuk hasil yang lebih baik. Disamping memiliki talenta dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang sangat baik pula. Tentu saja keberadaannya sangat dinanti-nantikan, dan orang akan sangat merasa kehilangan jika ia tidak ada. Kesan yang diberikan oleh pagawai atau pejabat yang wajib ini membuat ketidakhadirannya sangat dirindukan oleh komunitas tempatnya bekerja. Keberadaannya benar-benar memberikan “pahala” bagi perusahaan atau instansi tempatnya bekerja dan ketiadaannya akan memberikan “kerugian” bagi tempatnya bekerja.

Yang kedua Pejabat atau pegawai yang sunnah. Dalam fiqih sunnah itu adalah perbuatan ibadah yang jika dilaksanakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Pegawai atau pejabat yang sunnah pun demikian, ia akan memberikan “pahala” bagi perusahaan atau instansi tempatnya bekerja. Nyaris sama dengan tipe yang wajib, hanya saja ada beberapa kekurangan yang tidak dimiliki oleh tipe sunnah ini yang menyebabkan tidak adanya kesan yang mendalam pada hati rekan kerjanya, sehingga ketika pejabat atau pegawai sunnah ini tidak hadir, maka ketiadaannya tidak menyebabkan perusahaan dan rekan kerjanya tidak merasa kehilangan dan tidak merindukannya.

Ketiga, pejabat atau pegawai yang mubah. Mubah berarti boleh dikerjakan boleh pula ditinggalkan. Jika kita kiaskan, pejabat atau pegawai yang mubah adalah pejabat atau pegawai yang kehadiran atau ketiadaannya tidak mempengaruhi apapun, baik bagi tempatnya bekerja ataupun rekan kerjanya. Sayang sekali jika ditempat kita bekerja banyak sekali orang yang mubah ini, karena kalau kita meminjam istilah pepatah arab, “Wujuduhu ka adamihi”. Keberadaannya sama saja dengan ketiadaannya. Mubadzir sekali pegawai yang seperti ini.

Tipe keempat, adalah pegawai atau pejabat yang makruh. Makruh merupakan lawan dari sunnat, pekerjaan yang jika ditinggalkan mendapat pahala dan jika dikerjakan tidak berdosa. Penganalogian pada pegawai dan pejabat adalah jika ada pegawai atau pejabat yang keberadannya menimbulkan masalah tiadanya tidak menjadi masalah. Biasanya bila ia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerja serta kinerja yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada. Banyak bicara yang sia-sia, tugas kantor jarang selesai tepat waktu dan terkadang mengganggu atau menghambat pekerjaan teman kerjanya.

Lebih ekstrim pejabat atau pegawai tipe ke lima, yaitu pejabat atau pegawai yang haram. Dimana dalam fiqh haram itu merupakan lawan dari wajib, yaitu jika dikerjakan berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Artinya jika ada pejabat atau pegawai haram, keberadaannya sangat tidak disukai oleh teman kerjanya dan mereka berharap agar ia tidak pernah ada di tempat kerjanya. Kehadirannya sangat merugikan dan ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan. Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat dirindukan "ketiadaannya". Tentu saja semua ini adalah karena buah perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya sendiri. Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".

Selesai memaparkan tipe-tipe pegawai dan pejabat di atas, penulis mengajak audiens untuk merenung, kira-kira keberadaan kita di instansi ini termasuk tipe yang mana ? karena setiap tipe-tipe tersebut mempunyai konsekwensi sesuai dengan posisinya. Harapan penulis semua dari kita bisa menjadi pejabat atau pegawai yang wajib, yang keberadaan kita sangat diharapkan dan senantiasa memberikan “keuntungan” baik buat tempat maupun teman kerja kita dan ketidakhadiran kita akan dirasa sangat kehilangan dan sangat dirindukan. Semoga kita dapat demikian. Wallahu a’lam.

Selasa, 29 Oktober 2019

MANAJEMEN RUMAH TANGGA - ppt download

MANAJEMEN RUMAH TANGGA - ppt download: MUTIARA PENDAHULUAN Hikmah Renungan: -Sudah semestinya, setiap dari PASUTRI setelah aqad nikah bahwa mereka sekarang sudah menjadi pasangan yang saling memenuhi hak serta kewajiban dan senantiasa mengembalikan masalah apapun pada syariat Allah SWT, karena Allah SWT jauh lebih tahu kebutuhan serta solusi agar dapat hidup bahagia baik di dunia dan akhirat. -Setiap dari PASUTRI, hendaklah menjadikan masing-masing pasangan sebagai kunci pintu untuk masuk ke syurga sehingga senantiasa tidak pernah bosan dalam menjalankan kewajiban masing-masing.

Rabu, 24 Oktober 2018

10 GOLONGAN UMAT NABI MUHAMMAD SAW. TIDAK AKAN MASUK SURGA

*10 GOLONGAN UMAT NABI MUHAMMAD SAW. TIDAK AKAN MASUK SURGA*

"Ada 10 golongan dari umatku tidak akan masuk surga"

Begitu mula mula Ibnu Abbas RA meriwayatkan sebuah hadist baginda nabi.

*"Siapa mereka ya Rasulullah?"*

1. Al Qalla,
2. Al Jayyuf,
3. Al Qattaf,
4. Ad Daibub,
5. Ad Dayyuts,
6. Shahibul 'Athabah,
7. Shahibul Kubah,
8. Al 'Utul,
9. Az Zanim, dan
10. Al aq liwalidaith.

*"Terangkanlah siapa saja mereka itu?"*

*Beliau menjawab.*

AL QALLA, *adalah manusia penjilat, mencari muka pada penguasa.*

AL JAYYUF, *adalah pencuri kain kafan kuburan.*

AL QATTAR, *adalah para pengadu "domba".*

AL DAIBUB, *adalah mucikari penjual perempuan sebagai pelacur.*

AD DAYYUTS, *adalah orang yang tidak cemburu melihat istri dan anak gadisnya bergaul dengan laki laki lain.*

SHAHIBUL "ATHABAH, *adalah para penabuh gendang besar.*

SHAHIBUL KUBAH, *adalah para penabuh gendang kecil.*

AL 'UTUL, *adalah Orang sombong yang tidak mau memberi maaf saudaranya yg meminta maaf.*

AZ ZANIM, *adalah para pengunjing orang yg suka duduk duduk di pinggir jalan.*

AL 'AQ LIWALIDAITH, *adalah pendurhaka pada orang tuanya.*

Muadz RA lantas bertanya,

*"Terangkan pada kami apa maksud dari ayat; "Pada hari ketika sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong bondong"* (QS. An Naba (78) : 18)

*"Kau menanyakan perkara besar wahai sahabatku Muadz..."*

*"...kelak ummatku akan dikumpulkan terpisah 10 golongan. Mereka menampakan rupa sesuai amal perbuatannya di dunia. Ada yang bewujud...:"*

1. *KERA, mereka para pengadu domba manusia.*

2. *BABI, pemakan barang haram dan mencari rizki dengan cara haram.*

3. *Ada yang berjalan dengan KAKI DIATAS dengan MUKA terseret dibawah, merekalah pemakan RIBA.*

4. *BUTA dan BINGUNG, mereka manusia zalim dalam memutus hukum.*

5. *TULI, BISU dan GILA, mereka orang yg bangga dengan amal perbuatannya.*

6. *Ada yg lidahnya terjulur dan dikunyahnya sendiri hingga darah nanah mengalir dari mulutnya, merekalah para ALIM ULAMA yg perbuatannya bertolak belakang dengan ucapannya.*

7. *Ada yg tangan kakinya buntung, mereka orang yg suka menyakiti tetangganya.*

8. *Ada yg tersalip lempengan besi membara, merekalah orang yg suka melaporkan orang lain pada penguasa atas laporan palsu (kriminalisasi)*

9. *Ada yg tubuhnya busuk, orang yang tenggelam dengan syahwat mereka.*

10. *Ada yg berselimut aspal mendidih, merekalah orang sombong nan angkuh.*

(HR. Al Qurthubi dalam Nashaihul 'Ibad Syaikh Nawawi).

***

Mudah-mudahan kita bukan termasuk dalam golongan yg digambarkan baginda nabi SAW itu. Dan *senantiasa berdoa agar tidak terjebak masuk dalam kubangan dan lingkungan ahli maksiat yg menjerumuskan.*

"Allahumma akrim hajihil ummatul muhammadiyah bi jamiyli 'awaidika fiddarini ikromaa liman ja'altaha min ummatihi sollallahu 'alayhi wassalam"

"Ya Allah, muliakanlah umat Muhammad ini dengan indahnya pahala-Mu, baik di dunia maupun di akhirat, sebagai bentuk kemurahan-Mu bagi orang yang telah Engkau jadikan dia sebagai bagian dari umatnya"
Aamiin Allahumma Aamiin

Jumat, 19 Oktober 2018

10 Mutiara yang akan hilang

_Sewaktu Baginda Rasulullah sedang sakit, terlontar satu soalan pada Jibril:_

_"Wahai Jibril, adakah kau akan turun ke bumi setelah aku tiada?"_

_"Masih lagi Ya Rasulullah, aku turun ke bumi untuk mengambil 10 Mutiara hidup peninggalan mu."_

_Lalu baginda bertanya kembali:_

_“Mutiara apakah yang kau akan ambil?"_

_Jibril menjawab:_

‎(الأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِا”

_*Mutiara Pertama* yang akan ku ambil dari muka bumi ini adalah *BERKAH.*_

_*Mutiara Kedua* yang akan ku ambil dari bumi adalah *RASA CINTA* dari hati manusia:_
‎( وَالثََّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ

_*Mutiara Ketiga* yang akan ku ambil dari bumi ini adalah *RASA KASIH SAYANG* di antara keluarga:_ (وَالثََّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ
_[ yakni rasa kasih sayang antara keluarga semakin menipis. ]_

_*Mutiara keempat* yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini adalah *KEADILAN* di hati pemimpin:_
‎(وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ

_*Mutiara Kelima* yang akan ku ambil dari bumi ini adalah:_
‎(وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ
_*RASA MALU* dari kaum wanita-wanita._

_*Mutiara Keenam* yang akan ku ambil dari bumi adalah:_
‎(وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ
_*RASA SABAR* orang-orang fakir._

_*Mutiara Ketujuh* yang akan ku ambil dari bumi adalah:_
‎(وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ اْلعُلَماَءِ
_yakni *WARAK dan ZUHUD* dari para ulama._
_[ Warak adalah cukup berhati-hati menjaga diri dari yang syubhah dan yang haram, sedangkan zuhud itu tidak mementingkan harta-dunia, kedua-duanya merupakan ciri seorang ulama. Jika warak dan zuhud telah hilang dari ulama maka nilai jati dirinya terjejas._

_*Mutiara Kelapan* yang akan ku ambil dari bumi adalah:_
‎(وَالثََّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ
_*DERMAWANNYA* orang-orang kaya._

_*Mutiara Kesembilan* yang akan ku ambil dari bumi adalah:_
‎(وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ
_*MENGANGKAT al-Qur’an.*_
_[ yakni menghilangkan ruh al-Qur’an itu sendiri sebagai panduan dalam kehidupan.]_

_Dan *yang terakhir,* mutiara yang akan ku ambil dari bumi adalah *IMAN:*_
‎(العاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ
_[ Ini adalah mutiara paling berharga di antara sembilan mutiara lainnya.]_

_Marilah kita sama-sama merenungkan seperti yang telah disebutkan oleh Jibril a.s. pada akhir zaman ini. Semoga kita akan menjadi lebih baik dari yang sudah-sudah._
_Aamiiin Yaa Rabbal ‘Aalamin...!!!_

_Sumber: Kitab Nur Al-Abshar, karya Asy-Syabalanji_

🌈💦🌈💦🌈💦🌈💦🌈💦🌈

_Jadilah CAHAYA, walaupun tak tersentuh, tetapi selalu menerangi. Jadilah ANGIN, walaupun tak nampak, tetapi selalu memberikan kesejukan. Jadilah SAHABAT/SAUDARA SEJATI, walaupun tidak bersama menjalani hari, tetapi selalu menjaga hati._

Orang yang Doanya Terkabul

🌻 *SPIRIT TAHAJUD (296) 2010* 🌻

*Orang yang Doanya  Terkabul*

✍ Doa merupakan permohonan seorang hamba kepada Rabbnya ketika menginginkan sesuatu. Ada yang terkabul dengan cepat, ada yang lama, dan ada pula doa yang ditolak Allah dan tidak kunjung dikabulkan sepanjang hidupnya. Ketika berdoa kita kerap harap-harap cemas apakah doanya akan dijawab dan dikabulkan. Manusia hanya bisa berdoa dan berharap, namun keputusan terkabul atau tidak tetap Allah yang menentukan. Namun  dalam hadist disebutkan bahwa ternyata ada orang yang doanya tidak pernah ditolak Allah. Tiga orang ini ketika memanjatkan sesuatu permintaan pasti akan selalu dikabulkan oleh Allah. Siapa saja mereka itu ?

✍ Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi) 🙏

👉 *1. Orang yang Berpuasa hingga Berbuka*
Ada beberapa alasan kenapa orang ini doanya begitu mustajab. Salah satunya, mereka tengah menjalankan perintah Allah SWT. Dan Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang menjalankan perintahnya teruma ibadah wajib seperti puasa Ramadhan. Orang yang berpuasa juga akan menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan Allah. Sehingga pada saat itu jiwanya suci, serta terhindar dari sikap sombong karena berusaha merendahkan diri di hadapan Allah. Oleh karena itu, dia lebih dekat dan lebih taat kepada Tuhan, meninggalkan makanan dan minuman karena takut kepada Sang Maha Pemberi. 🌷

👉 *2. Penguasa yang Adil*   Pemimpin yang adil laksana bayang-bayang Tuhan, karena Adil sendiri merupakan salah satu sifat Allah yakni Al Adlu atau yang Maha Adil. Mana dari adil disini adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan proporsi dan pengambil keputusan yang tepat.   Lantas mengapa doa sang pemimpin adil mudah terkabul? Karena Ia menanggung berbagai pengharapan hajat hidup orang banyak. Diceritakan dalam kisah riwayat Mahsyur, bahwa suatu ketika saat Umar bin Khattab menjadi pemimpin, Beliau begitu terkenal sebagai pemimpin yang adil. Saat itu, Gubernur Mesir Amr bin Ash mengadu kepada sang khalifah tentang peceklik panjang yang menimpa warga Mesir. Sungai Nil yang menjadi sumber kehidupan di negeri tersebut tidak lagi mengalirkan air. Amirul Mukminin kemudian memanggil Amr bin Ash untuk datang ke Madinah. Ia kemudian memberikan surat kepada  Amr bin Ash untuk dilemparkan ke sungai Nil. Surat tersebut berisi doa sang khalifah yang isinya  "Wahai sungai, engkau adalah makhluk Allah yang diciptakan oleh-Nya untuk menolong hamba-Nya yang lain, jika engkau adalah makhluk ciptaan Allah bantulah hamba-hamba Allah dan mengalirlah engkau!" Doa Umar bin Khattab begitu mustajab, karenanya hingga kini sungai Nil  tidak pernah lagi mengalami kekeringan. 💐

👉 *3. Orang yang Teraniaya* Anda sebaiknya berhati-hati jika menghadapi orang yang teraniaya atau kesusahan. Jika tidak dapat membantu, sebaiknya tidak melakukan tindakan yang bisa menyakiti hatinya. Karena Allah telah menjamin doa mereka akan terkabul. Allah sebenarnya tidak menyukai doa yang buruk yang ditujukan kepada orang lain. Namun ada kondisi dimana doa, baik doa itu baik ataupun buruk akan dikabulkan oleh Allah SWT.  Adalah doa orang-orang yang terdzalimi dan teraniaya. 🙏😩

RENUNGAN PERNIKAHAN

RENUNGAN PERNIKAHAN

Mengapa orang menikah ?
Karena mereka jatuh cinta.
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia ?
Apakah karena jatuh cinta ?

Bukan...

Tapi karena mereka terus bangun cinta.
Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa.
Tapi bangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup...

Mengapa jatuh cinta gampang ?
Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi.

Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap...
Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta.

Jatuh cinta dalam keadaan menyukai.
Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel.

Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.

Cinta yang dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau masalah sex.. Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.

Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka.

Apakah kondisi ini bisa diperbaiki ?
Tentu saja bisa, saat masing-masing mengingat KOMITMEN awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan ??

Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.

Mau punya teman hidup ?
Jatuh cintalah....
Tetapi sesudah itu.. bangunlah cinta...Jagalah KOMITMEN awal.

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari istri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua si gadis, tapi meminta kepada TUHAN melalui wali si gadis.

3. KETIKA MENIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di hadapan TUHAN.

4. KETIKA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tetapi juga semak belukar yang penuh onak & duri.

5. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.

6. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada suami/istri dan anak Anda, tetapi cintailah istri atau suami Anda 100% & cintai anak-anak Anda masing-masing 100%.

7. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan Anda.

8. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai & lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

9. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.

10. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orang tua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

11. KETIKA ADA 'PIL'/ Pria Idaman Lain.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

12. KETIKA ADA 'WIL'/ Wanita Idaman Lain.
Jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati.

13. KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

14. KETIKA INGIN LANGGENG & HARMONIS
GUNAKANLAH FORMULA 7K

Ketakutan akan Tuhan
Kasih sayang
Kesetiaan
Komunikasi dialogis
Keterbukaan
Kejujuran
Kesabaran

Semoga Bermanfaat untuk kita semua

Umar bin Khattab Ditakuti Setan, Jin dan Manusia di Zaman Nabi, Karna 5 Hal


Umar bin Khattab Ditakuti Setan, Jin dan Manusia di Zaman Nabi, Karna 5 Hal

Ya Ahbabal Kirom,
Nama Umar bin Khattab memang bukanlah sosok yang asing bagi umat Islam di seluruh dunia. Dikenal sebagai Singa pada Pasir, sosok garang itu dikenal sangat keras dan ahli memainkan pedang di antara kabilah-kabilah Arab pada saat itu. Terkenal sebagai pemimpin yg adil kpd siapapun, termasuk kpd keluarganya.

Sosok Umar yang juga dikenal sebagai Khalifah terbesar itu sangat ditakuti. Baik dari kalangan manusia maupun jin. Bahkan, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam bersabda ” Wahai Ibnul al-Khaththab, demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui.” Lantas, hal apa saja yang membuat Umar bin Khattab begitu disegani?

Pertama, Keteguhan dalam beribadah.
Saat memutuskan menjadi muallaf (masuk agama Islam), Umar bin Khattab segera merubah total perangainya selama ini. Dirinya menjadi lebih relijius dan tekun beribadah seusai tuntunan yang diberikan Nabi. Saking teguhnya dalam menjalankan syari’at agama, setan pun sampai enggan berpapasan dengan dirinya meski hanya sekedar lewat.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar”.

Kedua, Sosok karismatik yang ahli strategi dalam berperang.
Selain tekun beribadah, Umar bin Khattab juga dikenal sebagai prajurit perang yang tangguh, julukan Singa Padang Pasir dan keahliannya bermain pedang, menjadi pembuktiannya saat turun di berbagai medan jihad bersama Nabi.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Umar Radhiyallahu anhu berkata,“Tatkala perang Badar aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerjang musuh dengan baju besinya, seraya mengucapkan ayat ini. Ketika itu tahulah aku maksud ayat ini.” Surah yang dimaksud Umar adalah [al-Qamar 54 : 45] yang berbunyi, “Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”.

Ketiga, Sahabat kesayangan Nabi setelah Abu Bakar.
Umar bin Khattab menjadi sahabat Nabi yang Terutama Selama mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam memiliki sepuluh sahabat yang telah dijamin masuk ke dalam surga-Nya.
Ada empat orang yang menjadi sahabat utamanya. Mereka adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu’ahum ajma’in.
Makam Umar bin Khattab diletakkan persis di sebelah kuburan Nabi. Sementara Abu Bakr berada di sebelah yang lain. Itulah salah satu keistimewaan seorang Umar bin Khattab di mata manusia.

Keempat, Figur Khilafah yang adil dan bijaksana dalam memerintah.
Umar bin Khattab menjadi Khalifah yang adil pada Saat terpilih menjadi Khilafah menggantikan Abu Bakar, Umar bin Khattab memerintah kota Madinah dengan sangat adil dan bijaksana.
Ia pernah menggalang strategi khusus saat masa paceklik menghampiri rakyatnya. Di antaranya adalah mengalokasikan dana khusus untuk kesejahteraan bayi, fokus terhadap masalah pengobatan dan kesehatan rakyat, perhatian pada urusan sandang pangan. Bahkan, dirinya langsung turun tangan sendiri memikul sekarung gandum untuk memberi makan salah satu rakyatnya yang kelaparan.

Kelima, Tidak rakus dg harta, tahta dan duniawi.
Saat hendak mengambil kunci kota Yerusallem yang berhasil ditaklukkannya, Umar mengajak serta seorang pengawalnya yang bernama Aslam. Keduanya menaiki unta secara bergantian. Yang mengharukan, Umar hanya mengenakan pakaian sederhana tanpa ada embel-embel kemewahan. Bahkan, Uskup Sophronius sebagai pemegang kunci kota pun takjub atas penampilan sang Khalifah yang jauh dari kesan mewah. Hal inilah yang membuat Umar semakin disegani oleh semua raja pada zamannya.

Kamis, 18 Oktober 2018

Ridho Menjadikan Allah sebagai Tuhan



Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhuberkata:"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

( مَنْ قَالَ : رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا ، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ( 
“Barangsiapa yang mengucapkan:“ Radhiitu billahi rabba wa bil Islaami diinan wa bimuhammadin rasuulaan (Aku ridha/rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Rasulku)” maka surga baginya.” 
Takhrij Hadits 
Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (6/36), 'Abd bin Humaid dalam al-Musnad (hal 308), Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud no. 1529, an-Nasa'i dalam as-Sunan al-Kubra (7/9), Ibnu Hiban dalam Shahih Ibnu Hibban (3/144), al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/699) dan beliau berkata:" (Ini) Hadits shahih sanadnya, namun keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.". Seluruhnya meriwayatkan hadits tersebut dari jalur Zaid bin al-Habbab, telah memberitahukan kepada kami 'Abdurrahman bin Syuraih al-Iskandarani, telah memberitahukan kepadaku Abu Hani al-Khaulani bahwasanya ia mendengar Abu 'Ali al-Janbi bahwasanya ia mendengar Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhumengucapkan hadits di atas. 
Makna Hadits 
Ibnul Qayyim rahimahullah ketika mengomentari hadits ini dan hadits:

ذاق طعم الإيمان من رضي بالله ربا ، وبالإسلام دينا ، وبمحمد رسولا 
"Akan merasakan kelezatan iman, orang yang ridha/rela menjadikan Allah sebagai Rabbnya dan islam sebagai agamanya serta Muhammad sebagai Rasulnya." (HR. Muslim)
Beliau rahimahullah berkata:"Di atas kedua hadits ini, berkisar (berputar) tingkatan agama, dan kepada keduanya ia (tingkatan agama) berhenti, keduanya telah mencakup ridha terhadap rububiyyah dan uluhiyyah-Nya Subhanahu wa Ta'ala, ridha terhadap Rasul-Nya dan tunduk patuh kepada-Nya, dan ridha terhadap agama-Nya dan pasrah kepada-Nya. Dan barangsiapa yang terkumpul pada dirinya empat hal ini, maka ia benar-benar orang yang shiddiiq. Ia mudah diklaim dan diucapkan oleh lisan, namun ia pada kenyataannya adalah perkara dan ujian yang paling susah, lebih-lebih jika datang sesuatu yang menyelisihi hawa nafsu dan keinginannya." 
Ridha terhadap Uluhiyyah-Nya Subhanahu wa Ta'alamengandung keridhaan dengan cara mencintai-Nya semata, takut, berharap, patuh, dan tunduk hanya kepada-Nya. Dan hal itu mengharuskan untuk beribadah hanya kepada-Nya dan ikhlash di dalamnya. 
Ridha terhadap Rububiyyah-Nya mencakup ridha terhadap pengaturan-Nya terhadap hamba-Nya, pengesaan-Nya dalam bertawakkal hanya kepada-Nya, dalam meminta pertolongan, merasa yakin dan hanya bersandar kepada-Nya dan hendaknya ia ridha dengan segala sesuatu yang Allah perbuat kepada-Nya." (Madarijus Salikin) 
Maka yang pertama adalah mencakup keridhaan seorang hamba terhadap apa yang diperintahkan kepadanya, dan yang keduan ridha terhadap apa yang ditakdirkan untuknya 
Adapun ridha menjadikan Nabinya (Muhammad) sebagai seorang Rasul, maka ia mencakup kesempurnaan ketundukkan kepadanya, dan kepasrahan mutlak untuknya, yang mana beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjadi manusia yang paling didahulukan dibandingkan dirinya sendiri, sehingga ia tidak mengambil petunjuk kecuali dari sabda-sabda beliau, tidak berhukum kecuali kepada beliau, tidak menghukuminya (petunjuk beliau) dengan selainnya, dan tidak ridha sedikitpun dengan hukum selain hukum beliau shallallahu 'alaihi wasallam, tidak pada masalah nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya, tidak pada hakekat keimanan dan tingkatan-tingkatannya, dan tidak pula pada hukum-hukum yang tampak dan yang tersembunyi. 
Sedangkan ridha menjadikan Islam sebagai agamanya adalah jika Allah berfirman, atau menghukumi, atau memerintahkan, atau melarang, ia akan ridha sepenuh keridhaan, tidak tersisa sedikitpun sempit (keberatan) terhadap hukumnya, menerimanya dengan sebenar-benar penerimaan, sekalipun bertentangan dengan keinginan jiwanya atau hawa nafsunya atau bertentangan dengan perkataan orang yang dijadikan panutan olehnya, gurunya dan kelompoknya.(Dinukil dari Madarijus Saalikin) 
Sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam (رضيت بالله ربا) (aku ridha/rela Allah sebagai Rabb), maksudnya adalah aku rela dengan-Nya, aku mencukupkan diri dengan-Nya, dan aku tidak mencari selain-Nya. Dan sabda beliau (وبالإسلام دينًا) (dan (aku ridha) Islam sebagai agamaku), maksudnya adalah aku ridha dengan menjadikan Islam sebagai agamaku, dalam artian aku tidak akan berjalan di atas jalan selain Islam, dan aku tidak akan menempuh kecuali apa-apa yang sesuai dengan syari'at Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dan sabda beliau(وبمحمد رسولا) (dan ridha dengan Muhammad sebagai Rasul), maksudnya aku ridha dengan Muhammad menjadi Rasul, dalam artian aku beriman dengan status beliau sebagai seorang yang diutus kepadaku, dan kepada seluruh kaum Muslimin. (Syarh Sunan Abu Dawud 5/439) 
Buah Dari Mengucapkan Dzikir Ini 
Adapun buah dari Ridha terhadap tiga hal di atas, adalah sebagai berikut: 
1. Akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

"ذاق طعم الإيمان من رضي بالله رباً وبالإسلام ديناً وبمحمد صلى الله عليه وسلم رسولاً". 
"Akan merasakan kelezatan iman orang yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasulnya." 
Dan barangsiapa yang mendapatkan rasa manis tersebut, niscaya rintangan-rintangan dan masalah-masalah duniawi tidak akan menyulitkan dan menyusahkan hidupnya. 
2. Diampuni dosa seseorang yang rutin membacanya setelah mendengar adzan, sebagaimana hadits dalam Shahih Muslim, dari Shahabat Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"من قال حين يسمع المؤذن: أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله. رضيت بالله ربا وبمحمد رسولا وبالإسلام دينا، غفر له ذنبه" 
"Barangsiapa yang ketika mendengar adzan membaca do'a berikut ini, maka ia akan diampuni dosanya:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا 
3. Menjadikan orang yang mengucapkannya masuk ke dalam Surga, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu di atas. 
4. Mendapatkan keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari Kiamat, sebagaimana hadits dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, pembantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"من قال حين يمسي: رضيت بالله رباً، وبالإسلام ديناً، وبمحمد نبياً، كان حقا على الله أن يرضيه" 
"Barangsiapa yang ketika memasuki sore hari mengucapkan: رضيت بالله رباً، وبالإسلام ديناً، وبمحمد نبياً maka ia berhak untuk diridhai oleh Allah." 
Hadits ini telah dihasankan oleh sejumlah ulama, dan Syaikh al-Albani rahimahullah menyatkannya dha'if (lemah)sebagaimana dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha'ifah (11/33 no 5020), dan beliau rahimahullahmengkritisi para ulama yang menyatakan bahwa hadits tersebut hasan, namun hadits yang seperti ini adalah di antara hadits yang diamalkan/dipakai dalam masalah Fadha'il A'mal. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala Mahamemiliki karunia yang agung. 
Hadits ini sekalipun dha'if(lemah) menurut sebagian ulama, namun maknanya shahih, karena orang yang telah diampuni dosanya dan dimasukkan ke dalam Surga tentu saja ia telah mendapatkan keridhaan dari Allah. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengabarkan banyak ayat bahwa Dia Subhanahu wa Ta'ala telah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. 
5. Akan termasuk orang yang mendapatkan kemuliaan di hari Kiamat, karena ia dijamin dan akan dituntun oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallamhingga masuk ke dalam Surga. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

"من قال إذا أصبح: رضيت بالله رباً، و بالإسلام ديناً، وبمحمد نبياً، فأنا الزعيم لآخذنَّ بيده حتى أدخله الجنة"، حجر فيما 
"Barangsiapa yang di pagi hari mengucapkan رضيت بالله رباً، و بالإسلام ديناً، وبمحمد نبياً , maka aku menjamin untuk mengambil tangannya (menuntunnya), hingga aku memasukkannya ke dalam Surga." (Hadits ini dibawakan oleh imam al-Munziri dalam at-Targhib wat Tarhiib dengan sanad hasan dan dimasukkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah ke dalam Silsilah ash-Shahihah) 
Maka sungguh besar faidah dan balasan yang akan didapatkan oleh seseorang jika membaca do'a atau dzikir ini. Namun tentunya yang harus diperhatikan adalah bahwa balasan tersebut tidak diberikan hanya dengan sekedar membacanya saja, akan tetapi balasan dan faidah tersebut akan diberikan bagi yang memenuhi syaratnya, yaitu beramal dengan konsekuensinya sebagaimana juga balasan terhadap orang yang mengucapkan لا إله إلاّ الله , maka balasan tersebut akan diberikan kepada orang yang mengucapkannya, dan merealisasikan konsekwensinya. 
Dan sebelum itu semua, ia akan mendapatkan kemantapan dan kekokohan dalam hidup ini, dan juga di alam kubur ketika ditanya oleh Malaikat. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan ilham kepada kita untuk mengucapkannya dan untuk memudahkan kita untuk merealisasikan konsekuensinya, dan agar Dia Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemantapan kepada kami dan anda sekalian dengan al-Qaulu ats-Tsabit di Dunia dan Akhirat. 
Disadur dan diterjemahkan dari beberapa sumber berbahasa Arab oleh Abu Yusuf Sujono. 

Cara bersyukur


1. Syukur dengan Hati.

Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah,” (QS. An-Nahl: 53)
Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat tersebut. Syukur ini akan melahirkan betapa besarnya kemurahan dan kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana’ (pujian) kepada-Nya.

2. Syukur dengan Lidah.

Sikap syukur dengan lidah adalah setelah menyadari dengan sepenuh hati bahwa nikmat yang diperoleh itu semata-mata anugerah Allah Swt muncullah rasa kagum terhadap nikmat Allah Swt dan terucapkanlah kata pujian dari lidahnya alhamdulillah, kalaulah tidak karena nikmatmu ya Allah tidak mungkin saya seperti ini.

3. Syukur dengan perbuatan

Yaitu perbuatan dalam bentuk ketaatan kita menjalankan segala apa yang diperintah dan menjauhi segala apa yang dilarangNya. PerintahNya termasuk segala hal yang yang berhubungan dalam rangka menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah itu yang bersifat wajib, sunnah maupun mubah.
Menggunakan nikmat tersebut sesuai keinginan Sang Maha Pemberi, dimanifestasikan, direalisasikan untuk intensitas amal kebajikan yang semakin meningkat, seperti sedekah, berbagi, sosial, pemberdayaan, infak, zakat, pembangunan mesjid, madrasah, pesantren, dan juga digunakan untuk semua amal kebajikan lainnya.

Semoga bermanfa'at..

Rabu, 17 Oktober 2018

Semua Makhluk Rizkinya Dijamin Allah, Sedangkan Makhluk Tak Kuasa.


Semua Makhluk Rizkinya Dijamin Allah, Sedangkan Makhluk Tak Kuasa.

Ya Ahbabanal Kirom,
Kesuksesan Nabi Sulaiman AS.telah memperoleh bermacam kenikmatan duniawi. Semua tunduk di bawah perintahnya. Manusia, jin, hewan liar, aneka burung, dan bahkan angin. Ketika itu tumbuh rasa bangga di dalam hatinya.

“Tuhanku, perkenankan hamba menyediakan makan untuk semua makhluk hidup setahun penuh,” kata Nabi Sulaiman AS. memohon izin kepada Allah SWT.

“Kau tak mungkin sanggup,” jawab Allah SWT.

“Kalau begitu, izinkan hamba sehari aja,” kata Nabi Sulaiman AS.

Ketika mendapat izin sehari dari Allah, Nabi Sulaiman AS memerintahkan pasukannya baik kalangan jin dan manusia untuk menyebar mendata semua makhluk yang ada di muka bumi. Ia juga meminta mereka untuk memasak dan menyiapkan hidangan selama 40 hari.

Kepada angin, Nabi Sulaiman AS memerintahkan agar tidak bergerak selama itu agar tidak menerbangkan makanan yang sedang disiapkannya untuk memberi makan sehari semua makhluk Allah di muka bumi.

Nabi Sulaiman AS meminta pasukannya untuk mengumpulkan makanan hari demi hari di sebuah padang luas. Pasukannya bekerja keras memenuhi permintaan rajanya. Sampai tiba waktunya, makanan yang disiapkan itu menggunung.

“Sulaiman, siapa duluan yang akan kau beri makan?” kata Allah SWT setelah genap 40 hari persiapan hidangan.

“Makhluk-Mu yang di darat dan di laut,” jawab Nabi Sulaiman AS.

Allah SWT kemudian memerintahkan ikan paus, salah satu penghuni samudera yang luas untuk memenuhi undangan makan Nabi Sulaiman AS. Ikan itu pun mengangkat kepalanya dan bergerak maju ke arah makanan yang menggunung itu.

“Wahai Sulaiman, hari ini Allah menjadikan rezekiku melalui tanganmu,” kata ikan paus tersebut.

“Silakan makan,” kata Nabi Sulaiman AS yang diberi anugerah mukjizat dapat berbicara dengan hewan dan makhluk halus.

Setelah diizinkan, ikan paus itu pun melahap hidangan Nabi Sulaiman AS yang menggunung tersebut. Belum genap sekejap, ikan itu melahap semua hidangan yang disiapkan 40 hari lamanya. Ludes. Sementara itu Nabi Sulaiman AS dan pasukannya terperangah melihat ikan paus itu melahap semua persedian makanan.
“Sulaiman, kenyangkan aku. Aku masih lapar,” kata ikan paus.
“Kau belum kenyang?”
“Hingga kini aku belum kenyang,” kata ikan paus.
Nabi Sulaiman AS tidak sanggup menjawab. Ia menyerah takluk di hadapan kuasa Allah SWT. Ia duduk bersimpuh lalu bersujud.

“Subhāna man takaffala bi rizqi kulli marzūqin min haitsu lā yasy‘uru. (Mahasuci Tuhan yang menjamin rezeki semua makhluk-Nya dari jalan yang tak terpikirkan,” sembah puji Nabi Sulaiman AS sebagai pengakuan atas semua makhluk rizkinya dlm jaminan-Nya.

Kisah ini disarikan dari Kitab Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir Al-Khaubawi, [Mushtafa Al-Babi al-Halabi, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 229-230.
Wallahu a‘lam.

Selasa, 16 Oktober 2018

HILANG 25 JUTA GARA2 SHALAT TEPAT WAKTU

*HILANG 25 JUTA GARA2 SHALAT TEPAT WAKTU*


*Budi Harta Winata adalah pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor baja.*

Budi memulai usahanya pada tahun 2004 Alhamdulillah Usahanya bertambah pesat hingga hari ini.

Jika menilik masa lalunya, banyak orang tidak percaya beliau bisa menjadi pengusaha sukses seperti sekarang ini.

*Lelaki tinggi besar ini pernah menjadi tukang las keliling dan TKI ilegal di Malaysia.*

Tapi roda kehidupan terus berputar, dulu Budi harus merangkak dari bawah untuk memulai usaha. Kini Budi berada di atas. Semua kesuksesannya diraih dengan melalui jalan terjal.

*Menurutnya kesuksesan yang diraih bukan melulu hasil kerja keras, tapi juga ditunjang amalan yang dilakukannya.*

Ketika beliau ditanya apa rahasia suksesnya menjadi pengusaha?

*SHALAT TEPAT WAKTU*

 Jika tiba waktu sholat, mesin dimatikan. “Padahal, kalau dihitung-hitung secara logis, beliau bisa ‘rugi’ 25 juta saat mematikan mesin selama lima belas menit,”.

Anda bayangkan rugi 25 juta itu baru 1x shalat, tinggal di kalikan saja sehari berapa kali mesin dimatikan agar karyawannya bisa shalat tepat waktu, dikali berapa hari dalam setahun......
Berapa kerugiannya ?

*Bagaiman dengan kita ?*

Boro boro kehilangan 25 juta, meninggalkan 15 menit dari acra TV favorit aja kita ga mau, rela menunda bahkan meninggalkan shalat asal tidak terlewat acra TV favorit.

Boro boro kehilangan 25 juta, meninggalkan 15 menit dari acara rapat / seminar yang kita ikuti aja ga mau, rela menunda bahkan meninggalkan shalat yang penting acra rapat / seminar bisa terus di ikuti.

*Allah swt berfirman :*
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang Memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.”
 (QS.Thaha: 132)

*Ayat diatas Seakan ingin menjelaskan bahwa shalat lah dengan baik maka rizki akan datang setelahnya.*

Sering kita menunda shalat karena ada urusan bisnis yang belum selesai.

Sering kita mempercepat shalat kita karena ada pembeli yang datang.

Sering kita melalaikan shalat hanya karena ada orang penting yang harus kita temui.

Coba pikirkan, kenapa kita harus mempercepat shalat demi pembeli sementara kita sedang menghadap Sang Pengatur Rizki ?

Kenapa kita harus menunda shalat demi bertemu klien sementara Allah lah Sang Pemegang urusan itu ?

Kenapa kita harus bertemu orang penting dan melupakan pertemuan dengan Dzat Maha Penting yang segala urusan ada ditangan-Nya ?

Mari kita perbaiki cara berpikir kita agar tidak lagi mendahulukan sesuatu yang penting dan melalaikan sesuatu yang jauh jauh jauh lebih penting.

*Rasulullah saw bersabda :*
"3 amalan yang disukai Allah :
*1. shalat tepat waktu*
2. berbuat baik kepada orang tua
3. dan jihad di jalan Allah"
(Muttafaq'alaih)

*Semoga mulai hari ini kita bisa menjaga shalat agar selalu tepat waktu dan berjamaah di masjid.*

Semoga Allah menerima shalat-shalat kita.

Aamiin yaa Robbal 'aalamiin

Minggu, 14 Oktober 2018

Perbedaan Ujian, Adzab dan Istidraj


Perbedaan Ujian, Adzab dan Istidraj

Ya Ahbabal Kirom,
Banyak yang masih salah menafsirkan makna ujian, adzab dan istidraj dari sudut pandang musibah. Tigal hal tersebut sebenarnya memiliki arti yang berbeda, dan menimpa orang yang berbeda juga meskipun sama-sama terkena musibah.

Ya Ahbabal Kirom,
Berikut ini perbedaan antara ujian, adzab dan istidraj dlm perfektif agama, yaitu :

1. UJIAN
Ujian merupakan musibah yang menimpa orang2 beriman dan rajin ibadah. Ujian bertujuan untuk menguji ke imanan taqwaan, mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosanya.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman bahwa kita jangan mengaku dulu beriman sebelum diberikan ujian yang berat, seperti kurangnya harta, takut kelaparan, fitnah, cacian, makian dan sebagainya.
Agar lulus dalam ujian yang diberikan Allah, kita harus ikhlas, sabar serta tawakal dalam menjalani semua ujian tersebut.

2. ADZAB
Adzab merupakan musibah yang menimpa orang2 yang selalu melalaikan kewajiban beribadah kepada Allah. Tujuannya yaitu sebagai peringatan agar mau istigfar, bertobat dan inabah kepada-Nya.
Pada saat sedang rajin-rajinnya maksiat, tidak beribadah, lalu datang musibah, itu adalah adzab sekaligus peringatan buat ahlul maksiat. Masih untung kalau diberi kesempatan hidup, karena masih ada waktu untuk bertaubat kpd-Nya.

3. ISTIDRAJ
Tidak pernah sholat, puasa, zakat, sodaqah, umrah, zikir, baca Quran, ta'lim, berdoa, atau melakukan kewajiban lainnya, tapi karirnya, jabatannya, segala urusan rezekinya lancar, usaha semakin maju, dari sudut pandangan dunia seolah-olah sukses, padahal orang seperti itu terkena istidraj. Tujuan istidraj yaitu untuk memberikan adzab yang sangat pedih kelak di ujung kematiannya, di kubur serta di hari pembalasan kelak.
Istidraj hanya diberikan kepada orang-orang terlalu gila terhadap harta, tahta, wanita serta mencintai dunia ini. Sehingga lupa kpd Allah bahkan bermaksiat kpd-Nya. Allah sudah berulang kali memberikan peringatan melalui musibah, namun mereka tetap ingkar serta mendustakan ayat-ayat-Nya serta sombong, enggan menerima kebenaran. Saat dipuncak kesenangan dg tiba-tiba Allah mengadzab dan mencabut nyawanya. Sehingga engga sempat bertobat kpd-Nya. Inilah yg disebut istidraj.
Wallahu'alam.

Sabtu, 13 Oktober 2018

6 Maksiat Sebab Turunnya Murka Allah



Ya Ahbabal Kirom,
Manusia merupakan makhluk yang Allah karuniakan kelebihan atasnya berupa akal pikiran. Inilah yang menjadi pembeda dengan makhluk lainnya.

Karunia yang diberikan ini tidak semata diberikan begitu saja, ada alasannya. Akal pikiran itu diberikan supaya manusia bisa membedakan antara yang hak dan yang batil.

Ada 6 penyebab seseorang cepat datangnya murka Allah, diantaranya:

Sebab pertama,lemahnya iman. Lemahnya iman, itu ada karena kurangnya ilmu, kurang ma’rifatullah. Kalau iman seseorang itu kuat, jika ada maksiat di depannya, ia akan mengedepankan rasa takut pada Allah daripada kesenangan dunia yang sementara.

Sebab kedua, bersahabat  dg ahli maksiat.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang atas agama kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah.

Sebab ketiga, tidak terjaganya pandangan mata.
Pandangan yang begitu bebas, tidak mau ditundukkan. Karena dari pandangan, panah iblis mulai dimainkan, makanya Allah perintahkan,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30)
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim, no. 2159)

Sebab keempat, banyak waktu yg di sia-siakan.
Dua nikmat ini seringkali dilalaikan oleh manusia –termasuk pula hamba yang faqir ini-. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Sebab kelima, menyepelakan hal yang haram.
Karena semakin bermudah-mudahan, kita bisa terjerumus dalam yang haram yang lebih parah.

Sebab keenam, sering datang ketempat yang membangkitkan syahwat.
Dekat dengan tempat-tempat yang dapat membangkitkan syahwat seperti datang diskotik, atau duduk-duduk di pinggir jalan. Karena syahwat dapat bangkit lewat pandangan ketika berada di jalan-jalan.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
« إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ » . فَقَالُوا مَا لَنَا بُدٌّ ، إِنَّمَا هِىَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا . قَالَ « فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَّ الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا » قَالُوا وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ قَالَ « غَضُّ الْبَصَرِ ، وَكَفُّ الأَذَى ، وَرَدُّ السَّلاَمِ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ »
“Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya, “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda, “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya, “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” (HR. Bukhari no. 2465)

Jumat, 12 Oktober 2018

Perbanyak Doa Ini Saat Musibah, Gempa Dan Tsunami



Ya Ahbabal Kirom,
Setelah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tengah ditimpa musibah, pada Kamis kemarin, tiga wilayah di Indonesia mengalami gempa yakni Situbondo, Malang dan Maluku.

Disamping itu, yang namanya kejadian alam memang tidak ada seorang manusiapun yg tahu. Sebab, datangnya suatu musibah itu suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari oleh siapapun.

Berikut ini doa agar mendapatkan perlindungan dari segala bentuk bencana, termasuk gempa dan tsunami.
Di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Pasti kami akan menguji kalian dengan sesuatu ketakutan dan kelaparan serta kekurangan harta, jiwa dan buah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : ayat 155).
Allah SWT mengajarkan kepada kaum beriman apabila terkena musibah agar memperbanyak kesabaran dan shalat.
Sebagaimana yang dituliskan dalam Quran Surah Al-Baqarah ayat 153, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 153).

Ya Ahbabal Kirom,
Sebagaimana yang kita ketahui, musibah bagian dari ujian dalam kehidupan dunia yang mau tidak mau harus dijalankan manusia.
Adapun doa mendapat musibah ini diambil dari hadits Rasulullah SAW berikut ini :
Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
"Tak seorang hamba (muslim) tertimpa musibah lalu ia berdoa: 'Sesungguhnya kita ini milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya.' Ummu Salamah berkata: Saat Abu Salamah wafat, aku berdoa sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah kepadaku, lalu Allah memberi ganti untukku yang lebih baik darinya, yakni Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam." (Muttafaq 'Alaih)
Hadits di atas merupakan dasar bagi doa tertimpa musibah yang bisa dipanjatkan dan diamalkan saat terkena musibah.

Adapun doa agar dilindungi dari segala bentuk bencana, termasuk gempa dan tsunami, adalah sebagai berikut.
اللهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الغَلا وَالوَبَاء وَالرِّبا وَالزِّنا وَالزَّلازِلَ وَالمِحَنَ، وَسُوءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَما بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلادِ المُسْلِمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أِرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
"Ya Allah! Angkat dari kami penyimpangan, malapetaka, zina, riba, gempa bumi, bencana, dan segala cobaan yang buruk, baik yang nyata maupun yang tersembunyi, dari negeri kami ini khususnya, dan dari semua negeri kaum muslimin, dengan Rahmat-Mu, Duhai Yang Maha Penyayang."
اَللهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِ
"Ya Allah kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, dan kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rizqi, serta taubat sebelum mati dan rahmat di waktu mati, dan keampunan sesudah mati."

DOA KETIKA GEMPA BUMI
اَللَّهُمّ إِنّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ؛ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّمَافِيْهَا وَشَرِّمَا أَرْسَلْتَ بِهِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan."

Wallahu'alam.

Kamis, 11 Oktober 2018

TENGGELAM DALAM KESOMBONGAN

Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri seorang ulama besar melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak.

Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku..! ”

Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi terus terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.

Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang”.

Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya, “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak”.

Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam Kebanggaan dan Kesombongan”

Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan”

Semenjak saat itu, Hasan al-Basri semakin merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.

Walau sehebat apapun diri kita jangan pernah berkata “Aku lebih baik dari pada kalian” (Imam Al Ghazali).

🌻 *SPIRIT TAHAJUD (288) 1210*🌻



*Mensyukuri Nikmat Hidup Sukses*

👉 Tak sedikit dari kita yang ketika mengusahakan sesuatu selalu hidup dengan keluhan, dikala jalan yang dilalui tidak sesuai harapan dan penuh akan rintangan. Padahal, perjalanan menuju sukses harusnya dinikmati dan disyukuri, bukan sedikit-sedikit dipertanyakan dan dikeluhkan. 🌿

Begitulah, kadang kita memang aneh, meminta kedudukan yang tinggi dan kenikmatan yang luar biasa, tapi ketika Allah berikan ujian untuk naik kelas seperti yang diinginkan malah tidak mau dan menggerutu. Seharusnya kita sadar diri, naik kelas di sekolah saja ada yang namanya ujian, apalagi naik kelas hidup yang lebih mengagumkan, maka pasti ujian akan Allah hadirkan. 🌴

✍ Jadi setiap kamu mengusahakan sesuatu dalam hidupmu, terlebih bila hal itu merupakan kesuksesan, sudah sepantasnya kamu kerahkan dulu perjuanganmu untuk menjemput apa yang kamu inginkan. Karena menuju sukses itu memang butuh yang namanya perjuangan, maka nikmati dulu perjuanganmu sambil lalu dimaknai dengan bijaksana, sebab pada akhirnya kamu akan sampai juga pada apa yang kamu tuju. 🌺

👉 Jangan tumbang hanya karena jalanmu penuh dengan hambatan, sebab biasanya yang banyak hambatannyalah yang menghasilkan kesuksesan luar biasa. Tetapi, kamu harus mampu lalui itu semua dengan baik dan benar, jangan sampai hanya semangat saja yang menggebu, namun tidak dibuktikan dengan tindakan yang nyata. 🌷

✍ Ingatlah dengan bijak, hasil tidak akan pernah membohongi usaha, maka jika usahamu dalam meraih suksesmu tidak tanggung-tanggung, alias rasa yakin dan langkahmu pasti maka mustahil hasil yang memuaskan tidak akan kamu dapatkan. Jadi, jika kamu memang ingin meraih suksesmu, tidak peduli hambatan apa yang menghadangmu, pastikan kamu berani menghadapinya. 💐

👉 Jangan pernah kamu merasa takut dengan ujian yang Allah hadirkan untuk menghadang jalanmu, dan jangan pula kamu mundur karena merasa jalannya begitu sulit, percayalah Allah bersamamu. Teruskan langkahmu dengan penuh rasa yakin bahwa bersama dengan Allah semua rintangan yang ada pasti bisa kamu lalui. Selain itu, mintalah kekuatan pada Allah, agar kamu selalu ditambah rasa sabar dan ikhlas. ☘

👉 Dan ketika orang lain lebih dulu sukses janganlah bertanya “giliranku kapan?”, tapi pastikan usaha yang kamu lakukan sudah benar, karena jika kamu telah bersungguh-sungguh tentu Allah akan sediakan hal yang sama untukmu. Kesuksesan yang kamu lihat dari orang lain akan juga kamu rasakan nanti, dikala kamu memang telah benar dalam usaha yang pasti. 🌸

10 Adab Ini Bagi Wanita Saat Keluar Rumah




Ya Ahbabal Kirom,
Fitnah yg paling besar di akhir zaman, bagi pria adalah harta, tahta dan wanita.

“Wanita adalah aurat. Jika ia keluar, setan mengintainya,” (HR. At Tirmidzi). Hadits Rasulullah tersebut mengisyaratkan kepada wanita agar jika keluar rumah harus punya adab. Karna banyak sekali fitnah yang akan mengancam para wanita.

Jumhur ulama,
memberikan ketentuan bagi para wanita agar memperhatikan adab-adabnya saat keluar rumah. Berikut 10 adab wanita saat keluar rumah yang disarikan dari kitab Nashihati lin-nisa karya Ummu Abdillah Al Wadi’iyyah.

1. Berhijab/Menutup Aurat.
Menutup aurat diwajibkan atas setiap wanita. Banyak hikmah dibalik perintah berhijab. Salah satunya yakni agar wanita tidak diganggu mengingat keindahan selalu bersemayam di setiap lekuk tubuh kaum hawa.

2. Tidak Memakai Parfum.
Wanita yang memakai parfum diibaratkan Rasulullah sebagai wanita penggoda. Keindahan wanita akan makin memikat pria dengan adanya aroma yang wangi semerbak. Karena itulah, wanita dilarang mengenakan parfum saat bepergian kecuali bersama suaminya atau muhrimnya.

3. Berjalan Pelan-Pelan.
Berjalan pelan juga termasuk dalam adab wanita saat keluar rumah. Wanita hendaknya pelan dalam berjalan agar suara alas kakinya tak terdengar. Allah berfirman, “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31).

4. Tidak Mengumbar Suaranya/Berteriak.
Ummu Abdillah menuturkan, jika seorang wanita berjalan bersama saudarinya dan di dekatnya ada laki-laki, maka janganlah ia berbicara dengan saudarinya itu. Hal ini bukan diartikan bahwa suara wanita adalah aurat. Akan tetapi, terkadang suara wanita dapat menghantarkan fitnah kepada laki-laki yang mendengarnya.

5. Meminta Izin Saat Keluar Rumah.
Jika telah menikah, maka seorang wanita haruslah meminta izin suaminya sebagai adab yang baik saat keluar rumah. Pun bagi wanita yang belum menikah, izin dari wali hendaknya diperhatikan.

6. Ditemani Bersama Muhrimnya.
Jika wanita melakukan safar yang jauh, maka ia tidak diperbolehkan pergi kecuali bersama mahramnya. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Tidak boleh seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya.” (HR. Al Bukhari).

7. Tidak Berdesakan.
Saat keluar rumah, wanita hendaknya menghindari situasi berdesakan dengan para pria. Termasuk dalam hal ini yakni ketika thawaf dan sa’i. Para wanita dinasihatkan untuk menghindari desakkan pria saat menunaikan dua ibadah tersebut. Jika untuk perkara ibadah saja dilarang, maka jelaslah hukum berdesakan di tempat umum atau alat transportasi.

8. Bersikap Malu.
Saat keluar rumah, kaum hawa diperintahkan untuk memiliki adab yang dihiasi dengan sikap malu. Dengan sifat malu, wanita akan membatasi dirinya dari melakukan hal yang tak berguna apalagi sia-sia.

9. Menundukkan Pandangannya.
Allah berfirman, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (QS. An-Nur: 30).
Ayat ini pun berlaku bagi para wanita. Saat keluar rumah, hendaklah wanita menundukkan pandangannya agar selamat hatinya.

10. Tidak Bertabarruj
Saat di luar rumah, wanita hendaknya tidak melepaskan pakaiannya atau hijabnya hanya karena berniat tabarruj atau menampakkan perhiasannya, meski di hadapan sesama wanita sekalipun.
Hal ini sebagaimana hadits yang datang dari Aisyah bahwasanya Rasulullah bersabda, “Wanita manapun yang melepas pakaiannya di selain rumah suaminya, maka sungguh ia telah merobek penutup antara dia dan Allah.” (HR. Ahmad).
Wallahu'alam.

Rabu, 10 Oktober 2018

SPIRIT TAHAJUD (278) 0210

🌻 *SPIRIT TAHAJUD (278) 0210*🌻

*Menjadi Hamba Yg Bersyukur*

✍ Syukur merupakan salah satu maqom (derajat) yang tinggi dari seorang hamba. Rasa syukur itulah yang dapat membuat seorang hamba menjadi sadar dan termotivasi untuk terus beribadah kepada Alloh. Seperti yang diceritakan dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau sholat malam sampai bengkak kakinya. Ketika ditanyakan kepada beliau: “Mengapa engkau melakukan ini wahai Rosululloh, padahal sungguh Alloh telah mengampuni seluruh dosa-dosamu baik yang telah lewat ataupun yang akan datang?” Maka Rosululloh menjawab, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur?” (HR. Bukhori dan Muslim). Maka untuk Menjadi Hamba yang Bersyukur Sehingga ketika mengetahui ini, Iblis la’natulloh alaih, sebelum dia terusir ke dunia, berjanji kepada Alloh ‘Azza wa Jalla untuk menggelincirkan manusia dan akan menghalangi mereka untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur. 🙏

✍ Alloh menceritakan perkataan Iblis ini: “Kemudian sungguh akan kami datangi mereka (bani Adam) dari arah depan, arah belakang, samping kanan dan samping kiri mereka, sehingga tidak akan Kau dapati kebanyakan di antara mereka yang bersyukur.” (QS. 7: 17) Dan terbuktilah apa yang dikatakan oleh iblis, sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh yang artinya: “Dan sedikit sekali golongan hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. 34: 13)🌿

👉 Termasuk bersyukur adalah kita menerima apa pun yang ada pada kita saat ini, baik yang sedikit maupun yang banyak. Karena pada hakekatnya kenikmatan yang kita terima itu tiada terkira banyaknya. Alloh berfirman yang artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.” (QS. 16: 18). Bahkan Rosululloh saw. pun bersabda: “Lihatlah orang yang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Alloh yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhori Muslim) 🍀

✍ Lalu Bagaimana Caranya Menjadi Hamba yang Bersyukur ?  Dalam hal ini,  Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: “Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Alloh berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya. Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya.☘

👉 Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Alloh yang memberi nikmat, maka dia telah kafir, dan barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridho kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya.🙏

✍ Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhoi-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.” Alloh SWT berfirman didalam Al-Qur’an yang artinya: “Dan (ingatlah juga) ketika Robb kalian memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’.” (QS. 14: 7). Dalam ayat yang mulia ini, Alloh Azza wa Jalla memberikan janji kepada para hamba-Nya yang mau bersyukur, sekaligus memberikan ancaman yang keras bagi mereka yang berani untuk kufur kepada-Nya.🙏