Senin, 12 Desember 2011
Pribadi Unggul : ABDULLAH BIN HUDZAFAH ASSAHMY
Sunguh…! Mati Seribu Kali Lebih Saya Sukai Daripada…….
Berkat Islam, seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Hudzafah memiliki kesempatan berteman penguasa dua negara adikuasa pada jaman itu: Kisra Raja Persia dan Kaisar Romawi. Kisah Abh dengan masing-masing kedua pembesar tersebut akan senantiasa di kenang sepanjang jaman dan akan terus direaktualisasi oleh para ahli sejarah.
Pada tahun ke 6 H Nabi Muhammad memiliki program mengisahkan seluruh kawasan dengan cara mengirim surat dakwah kepada para Raja/pembesar negeri-negeri non Arab. Untuk maksud ini Nabi memanggil enam pemuda pilihan. Salah satunya bernama Abdullah bin Hudzafah Assahamy (selanjutnya hanya akan ditulis AbH).
Nabi SAW menatap wajah para pemuda pilihan dengan tatapan tajam, dan dengan suara berat beliau SAW berkata: ” Saya memiliki keinginan besar dapat mengislamkan seluruh penguasa negara non Arab. Dan saya akan mengutus saudara-saudara membawa surat dakwah kepada mereka. Tidak boleh ada seorangpun yang menolak perintah ini seperti bani Israil menolak permintaan Isa Alaihissalam”.
Nabi SAW menepuk pundak enam pemuda pilihan dan menanyai kesanggupan satu persatu. Semuanya menjawab sama ”Kami siap mensukseskan program anda. Utuslah kami kemana engkau mau” Abdulah menerima surat dakwah untuk Kisra Raja Persia . Dia segera pulang ke rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu; kata, perbekalan dan pakaian . Kepada sang istri tercinta, Abdullah berkata: Aku titipkan engkau dan anak-anak kepada Allah saja. Aku akan berangkat memenuhi tugas rasul dengan ditemani oleh Allah saja. Semoga semuanya baik-baik saja. Sang istri mengantar Abdullah bin Hudazaifah dengan tatapan penuh kebanggan: Butiran-butiran air mata yang membasahi pipi adalah tangis kebahagiaan. Maka kepada anak-anaknya ia berkata: Ayahmu mendapat kehormatan dari Nabi SAW untuk menyampaikan surat dakwah kepada para raja non Arab. Nanti , kalau kamu sudah besar, kamu harus seberani ayahmu”.
Setelah mendaki gunung-gunung dan perbukitan, melintasi lembah dan ngarai, mengarungi lautan pasir non luas, Abdullah bin Hudzafah berhasil sampai ke Istananya Persia. Setelah meminta izin kepada pasukan pengamanan, dia masuk istana dengan pakaian yang sudah sangat lusuh, langkahnya penuh percaya, kepala tegak penuh kebanggan berislam, disertai cahaya terang keimanan . Bersama dengan itu, Kisra Raja Persia memanggil ajudan dan para mentri.
AbH berdiri tegak dihadapan Kisra untuk menyerahkan Surat Rosulullah. Tapi kisra meminta salah seorang mentri untuk mengambil surat dari tangan utusan Nabi. AbH menolak untuk menyerahkan dengan alasan Nabi memerintahkan harus langsung ke tangan Kisra, saya tidak berani menyalahi perintah Nabi; Ujar Abdullah penuh percaya diri.
Dengan sangat jengkel Kisra Persia berkata: ”biarkan dia mendekat kepadaku”
Abdullah melangkah dua langkah dan menyerahkan surat kepada Kisra Persia. Surat tersebut oleh Kisra di serahkan kepada staf yang mengerti bahasa Arab dan menyuruhnya untuk membaca.
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM dari Muhammad Rosulullah Kepada Kisra Agung Persia.
Kisra Persia serta merta berteriak, cukup!. Dadanya membara, wajah memerah dan bulu kuduknya pada berdiri. Kisra merampas surat dari stafnya merobeknya, kemudian mengusir Abdullah untuk segera meninggalkan istana.
Abdullah keluar dari istana seraya menunggu perkembangan lebih lanjut apa yang akan Allah perbuat untuk dirinya. Apakah akan dibunuh atau dibebaskan. Dalam penuh ketidak pastian itu Abdullah bergumam: ” Demi Allah, saya tidak akanpernah menyesali apapun yang terjadi pada diri saya setelah saya berhasil menunaikan tugas Rosulullah SAW. Setelah dalam waktu relatif lama tidak ada terjadi sesuatu maka Abdullah segera menghampiri untanya kemudian bergerak pergi meninggalkan Istana Kisra.
Setibanya dimadinah, Abdullah segera menghadap Nabi untuk melaporkan pelaksanaan tugas sejak berangkat sampai bertemu Kisra Agung Persia, termasuk respon sangat menyakitkan karena surat Rosulullah di robek-robek penuh emosional.
Rosulullah SAW menyimak secara seksama seluruh laporan yang disampaikan Abdullah dan mengomentari dengan kalimat sangat pendek : MAZZAQOLLAHU MULKAHU ( Allah akan merobek-robek kerajaan Kisra Agung).
Pada tahun 19H/ .....Khalifah Umar bin Khatab mengirim beberapa peleton tentara Islam untuk untuk menumbangkan dominasi Kerajaan Romawi . Didalamnya terdapat nama Abdullah bin Khudzaifah, salah seorang tentara Islam yang dikenal tangguh, pemberani cerdik dan teguh.
Beberapa tentara Islam menjadi tawanan tentara Romawi. Mereka di borgol dan dihadapkan kepada kaisar. Abdullah mendapat giliran pertama berhadapan dengan kaisar disingkat (KR)
KR: saya ingin mengajukan penawaran.
Abdullah: Penawaran apa?
KR : Saya meminta anda menjadi bagian dari tentara kami (Romawi) untuk memerangi tentara Islam, Jika bersedia, anda tidak menjadi tawanan lagi dan langsung menjadi komandan perang.
Abdullah : Sayang sekali .., mati seribu kali masih lebih saya sukai daripada menolong tentara kafir.
KR : Saya mengagumi anda sebagai tentara heroik. Saya bersedia berbagi tugas dan kewenangan. Anda bisa menjadi wakil Raja disini (Romawi).
Abdullah : Demi Allah! Jika tuan memberikan kepadaku semua yang tuan miliki, plus kekuasaan pada raja yang lain supaya aku meninggalkan Agama Muhammad barang sekejap, tidak pernah saya lakukan!
KR : Kalau begitu, saya akan bunuh kamu!
Abdullah : Lakukan sekehendak tuan.
KR : Wahai para tentara Romawi ! gantung Abdullah! Lempari dia dari jarak dekat, dari depan dan dari belakang! Dia menolak tawaran kami.
Beberapa tentara Romawi melaksanakan perintah Kaisar. Abdullah di ikat pada tiang salib, dilempari batu dari depan dan dari belakang, dan di diguyuri minyak tanah. Badan Abdullah memar-memar dan berdarah-darah. Wajahnya susah dikenali lagi, Kemudian KR memerintahkan agar seluruh tentara Islam menonton Abdullah. Supaya mereka merasa ngeri dan menyarankan Abdullah mau menyerah.
Abdullah diturunkan dari tiang salib, tergeletak di tanah dantak berdaya, dari matanya keluar air yang sangat deras. Tentara Romawi segera melaporkan kepada KR bahwa Abdullah menangis dan menyerah serta bersedia menjadi tentara nasrani. KR meminta agar Abdullah dihadapkan lagi.
KR : Kasihan...., apa yang menyebabkan anda menangis barusan?
Abdullah Saya mengira, ... selepas dari tiang salib akan langsung dimasukan ke pembakaran. Saya sudah sangat gembira akan menemui Allah dalam keadaan syahid. Tapi.... Tapi tidak kunjung dilempar ke pembakaran. Maka saya menangis.
Kaisar Romawi mengumpulkan kembali seluruh tentaranya, kemudian berpidato: .....Sudah berbagai cara di lakukan untuk membujuk pada tentaraislam agar mau menjadi nasrani , tapi semua tidak ada yangmampu. Mereka (tentara islam) sangat teguh pendirian dan masih memilih mati daripada berpindah agama. Maka sebelum keadaan lebih buruk menimpa kita, ada baiknya kita bebaskan saja seluruh tawanan Islam itu...”
Abdullah bin Hudzafah dan rombongan pulang ke Madinah dan melaporkan segala sesuatunya kepada Khalifah Umar bin Khatab. Khalifah merasa sangat bergembira memiliki tentara setangguh Abdullah. Maka kepada seluruh rombongan beliau berkata: ” Sangat pantas bagi setiap muslim bisa mencium kepada Abdullah bin Hudzafah... dan saya, adalah orang pertama yang melakukan itu...”
Seluruh rombongan secara bergiliran menciumi kepala Abdullah bin Hudzafah Assahamy.
Saya hanyalah seorang hamba yang sedang berjalan menemui Tuhannya.Tidak banyak keinginan, hanya ingin ketika bertemu Allah SWT dengan tersenyum dan Allah SWT menyambut saya dengan keridloan-Nya ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar