Laman

Minggu, 07 Oktober 2018

Maqalah Sayyidina Ali KW

Sayyidina Ali bin Abi Talib karramAllahu wajhah telah berkata;

Simpan rahsiamu berdua sahaja:

1. Dirimu
2. Allah swt

Jagalah di dunia ini dua keredhaan:

1. Ibumu
2. Bapamu

Mohonlah bantuan ketika susah dengan dua perkara:

1. Sabar
2. Solat

Jangan risau dua perkara ini:

1. Rezeki
2. Ajal

Kerana keduanya berada di bawah kekuasaan Allah swt.

Dua perkara yg tak perlu diingati selamanya:

1. Kebaikanmu terhadap org lain.
2. Kesalahan org lain terhadapmu.

Dua perkara yang jangan dilupakan selamanya:

1. Allah swt
2. Alam Akhirat

Empat orang ini janganlah engkau Jauhi:

1. Ibumu
2. Ayahmu
3. Saudara lelakimu
4. Saudara perempuanmu

Empat perkara ini hendaknya kamu berlindung daripadanya:

1. Buntu ( fikiran)
2. Sedih
3. Lemah
4. Kedekut

Empat orang ini janganlah kamu kasar kepada mereka :

1. Yatim
2. Miskin
3. Fakir
4. Orang Sakit

Empat perkara yang memperindah dirimu :

1. Sabar
2. Tabah
3. Tinggi ilmu (spiritual & Fizikal)
4. Dermawan

Empat orang yang hendaknya kamu dekati :

1. Orang yg Ikhlas
2. Orang yg setia
3. Orang yg Dermawan
4. Orang yg jujur

Empat orang yg hendaknya jangan kamu jadikan teman dan mendukungi mereka:🔴

1. Tukang bohong
2. Tukang curi/rasuah
3. Tukang Hasut
4. Tukang Adu domba

Empat orang ini jangan sampai kamu tahan kedermawananmu terhadap mereka:

1. Isterimu
2. anak2 mu
3. Keluargamu
4. Sahabatmu

Empat hal yg hendaknya kamu Kurangi:

1. Makan
2. Tidur
3. Malas
4. Bicara berlebih2an/gosip

Empat hal yang jangan kamu putus :

1. Sholat
2. Qur'an
3. Zikir
4. Silaturrahim

Jangan Mau Diadudomba

Semangat Kebersamaan Sesama Anak Bangsa, Jangan Mau Diadudomba

Ya Ahbabal Kirom,
Suhu politik di Indonesia mulai memanas disertai kekerasan sebagaimana terjadi di
Pekanbaru dan Surabaya terakhir ini. Pro kontra soal isu-isu politik maupun dukung-mendukung, tolak-menolak pasangan calon yang berkontestasi untuk Pemilu 2019 menyeruak ke permukaan.

Kelompok masing-masing pendukung akan terus memproduksi aksi-aksi atau gerakan-gerakan politik yang ambisius,  termasuk melalui deklarasi-deklarasi yang seakan bukan politik tetapi sarat muatan politik, yang dapat memancing aksi-aksi politik tandingan, sehingga terjadilah benturan politik yang keras sesama anak bangsa. Pihak ketigalah yg menang dgpolitik adudomba.
Padahal proses Pemilu akan berlangsung relatif lama sekitar delapan bulan ke depan.

Ya Ahbabal Kirom,
Jika semua pihak terus berpolitik dengan tensi tinggi dalam memperjuangkan kepentingan politiknya masing-masing, tanpa disertai kecerdasan, kearifan, kejujuran, moralitas, integritas serta tanggungjawab moral yang luhur untuk menempatkan kepentingan bangsa yang lebih luas di atas kepentingan politik semata, maka tarik-menarik dan bentrokan sesama anak bangsa akan terus berlangsung panas. Tidak tertutup kemungkinan kekerasan politik akan berlanjut dan menjadi luas atau semakin terbuka, yang tentu saja sangat tidak diharapkan oleh semua pihak di negeri tercinta ini.

Ya Ahbabal Kirom,
Dengan semangat kebersamaan bahwa semuanya adalah satu bangsa, satu tanah air, dan satu negara.  Dilandasi oleh spirit Keagamaan, Pancasila, dan kebudayaan luhur yang menjadi fondasi bersama nilai-nilai utama bangsa Indonesia. Semua pihak di tubuh bangsa ini hendaknya bersepakat secara lahir dan batin bahwa dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2019  niscaya menghentikan dan tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun, oleh siapapun, dan atas nama apapun.

Karenanya kepada semua pihak serta kalangan  partai politik dan organisasi  kemasyarakatan untuk senantiasa menjaga persatuan, kesatuan, kebersamaan sesama anak bangsa. Waspada jangan lengah mau di adu domba serta di pecah belah sesama anak bangsa. Smg Allah melindungi kita dari perpecahan dan tawuran. Amin....

Anak Bangsa Mesti Waspada Politik Adu Domba/devide et impera

Anak Bangsa Mesti Waspada Politik Adu Domba/devide et impera

Ya Ahbabal Kirom,
Salah satu keberhasilan para penjajah, Belanda dan PKI untuk menghancurkan bangsa Indonesia adalah menggunakan politik “devide et impera” (pecah belah )

Saat ini, menjelang dihelatnya hajatan akbar nasional Pilpres 2019, persatuan dan kesatuan anak bangsa semakin tergerus. Perbedaan haluan dan pilihan politik yang dalam iklim negara demokrasi pancasila merupakan hal wajar. Kita ĺharus mengedepankan etika politik berkeadaban, namun realitanya di lapangan membuat hubungan antar anak bangsa saling bermusuhan, saling curiga, saling menghina serta terancam.

Ya Ahbabal Kirom,
Ironisnya, pihak yang paling terdampak pada persaingan tak sehat yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan ini –baik disadari atau tidak– secara umum adalah sesama anak bangsa dan secara khusus sesama umat islam.


Perpedaan pilihan para calon pemilih acapkali membuat persaudaraan menjadi  permusuhan yang terus menerus dg menafikan persaudaraan sesama anak bangsa dan sesama umat muslim.

Polemik dan konflik demikian, jika terus meruncing semacam ini, kemudian masing-masing tidak bersikap dewasa untuk bisa meredamnya dan senantiasa mencari solusinya, maka tidak menutup kemungkinan yang rugi nantinya adalah umat Islam itu sendiri secara khusus, bahkan seluruh anak bangsa Indonesia.

Ya Ahbabal Kirom,
Dalam surah al-Anfal ayat 46, ada solusi jitu untuk menjaga stabilitas keharmonisan umat Islam. Di samping taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hal yang sangat ditekankan adalah jangan sering berbantah-bantahan dan konflik yang kontraproduktif  antar anak bangsa dan umat Islam.  Semua itu baru bisa dilakukan dengan baik bila—diiringi dengan ke arifan, kedewasaan, kecerdasan, kejujuran, keadilan, keikhlasan, dan kesabaran.
Bila konflik semacam ini dibiarkan berkembang, maka umat akan mudah ditunggangi oleh pihak-pihak berkepentingan atau pihak ketiga. Pada lembaran sejarah, bisa ditilik, salah satu keberhasilan dan kesuksesan penting kolonialisme, komunisme, feodalisme, sekularisme dan materialisme dalam menghunjamkan cakar penjajahannya di bumi Indonesia tercinta ini adalah dengan memanfaatkan konflik-konflik internal sesama anak bangsa, khususnya umat Islam.

Dalam realitas sejarah, salah satu langkah yang digunakan untuk memanfaatkan peluang itu adalah dengan sistem politik “devide et impera” (belah bambu atau memecah belah).
Wallahu'alam.

ORANG GILA PERSFEKTIF AGAMA

Siapa Orang Gila Itu Menurut Agama ?

Ya Ahbabul Kirom,
Menurut pakar psikologi :  "Secara kognitif bahwa yg dikatagorikan orang gila adalah tidak mungkin melakukan perencanaan dan tindakan yg terukur dalam tiap tindakannya. Dikarenakan urat saraf otaknya ada yang terputus, maka orang gila akan mengalami gangguan otak yg permanen dlm tindakannya."

Meski demikian, terminologi kata gila memang bisa ditinjau dari berbagai dimensi sudut padang epistemologi. Ada beberapa dimensi kata gori kegilaan.

1. Pertama gila kognitif, adalah adanya gangguan saraf pada otak yang menjadikan seseorang mengalami semacam gangguan jiwa. Dalam bahasa inggris gila dalam arti gangguan jiwa biasa disebut insanity atau madness. 

Inilah awal dari istilah gila yang sebenarnya, dimana orang itu tidak lagi memiliki rasa malu, takut, sedih atau perasaan yang lainnya. Bisanya orang gila model ini mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan, kadang tertawa sendiri, bahkan tak jarang mereka tak berbusana. Gila dalam perspektif ini adalah semacam pola pikir dan perilaku yang abnormal.

Namun demikian, istilah gila ini mengalami semacam perluasan makna, baik positif maupun negatif. Kata Kegilaan selain digunakan untuk menunjukkan manusia tidak waras, sinting, gendeng, edan, sableng, majnun dan gelo , juga dipakai untuk menujukkan perilaku yang  diluar kebiasaan orang lain atau out of the box.

2. Kedua, gila dalam frase seperti ide gila, gila baca, karya gila dan semacamnya justru seringkali menjadi positif. Frase gila bola, gila mancing, gila harta, gila kekuasaan, gila perempuan, dan gila makan.

3. Gila dalam sistem politik demokerasi.
Dimana bisa menjadikan manusia gila harta, gila kekuasaan dan gila jabatan, gila hormat, gila pujian dan seterusnya. Telah banyak kejadian ini di negara barat. Menuhankan demokerasi yang berujung jepada rusaknya peradaban karena hegemoni nafsu duniawi. Demokerasi liberal dan sekuler di barat adalah contoh sempurna akan rusaknya kehidupan akibat disorientasi manusia. Peradaban barat melihat kebahagiaan hidup hanya sebatas duniawi yang ditandai oleh kepemilikan harta, kekuasaan dan kebebasan seks.

Namun ada yang menarik dari sabda Rasulullah tentang orang yang sesungguhnya gila.
Syaikh Abdullah Al Ghazali  dalam Risalah tafsir menyampaikan sebuah riwayat hadist sebagai berikut :
"Pada suatu hari Rasulullah berjalan melewati sekelompok sahabat yang sedang berkerumun. Lalu beliau bertanya kepada mereka, “Mengapa kalian berkumpul disini ?”. Para sahabat menjawan,” Ya Rasulullah, ada orang gila sedang mengamuk. Oleh sebab itulah kami berkumpul disini”.
Rasulullah lalu bersabda,” Sesungguhnya orang itu tidaklah gila [al majnun], namun orang ini hanya sedang mendapat musibah. Tahukah kalian, siapakah orang yang sebenar-benarnya disebuat gila [al majnuun haqqul majnuun]. “Tidak ya Rasulullah, hanya  Allah dan Rasulnya yang mengetahui”, jawab para sahabat.
Rasulullah menjawab, “ Orang gila yang sesungguhnya adalah
Orang yang berjalan dengan penuh kesombongan,
Orang yang membusungkan dadanya,
Orang yang memandang rendah kepada orang lain,
Orang ini berharap utk mendapat rahmat dari Tuhan akan memberikan surga, padahal ia selalu berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya.
Selain itu orang-orang yang ada disekitarnya, tidak pernah merasa aman dari kelakuan buruknya.
Dan disisi yang lain, orang juga tidak pernah berharap pada perbuatan baiknya.
Nah orang seperti itulah yang disebut sebagai "ORANG GILA YG SEBENAR-BENARNYA GILA." Sementara orang yang kalian tonton adalah orang yang sedang mendapat musibah”. 

Kesombongan dan kemaksiatan adalah gila yang sebenarnya menurut Rasulullah. Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. maksiat adalah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Wallahu'alam.