السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّينِ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
فَقَالَ تَعَالىَ : أَحَسِبَ
ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ
فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ
وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Hadirin Jamaah
Jum’at rahimakumullah.
Pertama-tama marilah kita
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
beribu-ribu kenikmatan, terutam nikmat yang paling utama yaitu iman dan Islam,
nikmat panjang umur, sehat wal’afiat, sehingga kita bisa berkumpul sebagaimana
mestinya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada
pengikut-pengikutnya nanti.
Hadirin kaum muslimin rahimakumullah
Kita sudah mengetahui bahwa
setiap jatuh bulan Januari, Februari, bahkan sampai Maret biasanya negeri kita ini selalu dilanda musim hujan. Tentu saja kalau musim hujan turun, maka banyak daerah-daerah yang
terkena banjir, longsor. Akibatnya akan timbullah berbagai gejala penyakit,
akibat dampak dari terjadinya banjir, seperti penyakit demam berdarah,
gatal-gatal, diare dan lain-lain sebagainya.
Kalau kita melihat fenomena-fenomena alam yang terjadi saat
ini, terasa sangat extrim. Tentu kalau kita introspeksi diri, kenapa
kejadian-kejadian alam yang saat ini sangat extrim sering terjadi di negeri
ini, tentn semua ini ada sebab akibatnya. Dulu kita sering melihat banjir hanya
di kota-kota besar saja, tetapi sekarang dimana-mana kita sering melihat,
bahkan hampir semua daerah yang ada di Indonesia dilanda banjir dan tanah
longsor. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kesabaran kepada
saudara-saudara kita yang pada saat ini tengah tertimpa musibah. Mudah-mudahan
mereka diberi kekuatan mental, dan fisik dalam menghadapinya. Semoga mereka
diberi kekuatan keimanan dan tawakal kepada-Nya. Sebab tak sedikit orang yang
merasa putus asa, frustasi, tatkala musibah/bencana alam menimpa. Tidak sedikit pula orang yang tiba-tiba menjadi
kufur tatkala bencana/musibah mendera mereka. Kesabaran, ketawakalan, dan
keyakinan kapada ketentuan Allah SWT. menjadi sirna dari dirinya.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
Orang yang arif adalah orang yang menyakinkan bahwa
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Apapun yang Ia turunkan, termasuk
musibah/bencana alam didalamnya, sudah barang tentu mengandung hikmah dan
tujuan yang baik bagi kehidupan hamba-Nya. Tak satupun yang Ia turunkan akan
merugikan bagi hamba-hamba-Nya. Semua mengandung hikmah bagi kehidupan
hamba-hamba-Ny. Terlebih-lebih bagi seorang mukmin yang taat.
Bahkan Nabi SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim yang artinya sebagai berikut:”sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaan baginya
menjadi kebaikan, dan tidak akan terjadi hal seperti itu, kecuali bagi seorang
mukmin. Jika mendapat kenikmatan ia bersyukur, bersyukur itu lebih baik
baginya. Apabila ia ditimpa musibah, ia bersabar, maka kesabaran itu lebih baik
baginya”
Kaum Muslimin Rohimakumullah!! Bagi seorang mukmin,
musibah atau bencana alam merupakan ujian yang menjadi batu loncatan bagi peningkatan kualitas
keimanannya kepada Allah. Semakin arif dan sabar dalam menghadapinya semakin
tinggilah kualitas keimanannya dan semakin dekat dirinya kepada Allah. Tidaklah
mengherankan jika segala jeritannya senantiasa didengar Allah. Semakin tinggi
keimanan seseorang, akan semakin tinggi pula ujian yang akan Allah berikan
kepadanya. Bahkan Allah menjelaskan dalam Surat: Al-Ankabuut (29) ayat: 2-3
sebagai berikut:
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن
يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن
قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
٣
“apakah manusia itu mengira
bahwa mereka itu akan dibiarkan begitu saja mengatakan,“kami telah beriman,
sedang mereka tidak diuji lagi?”dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang
sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”
Berkenaan dengan sering
terjadinya bencana alam/musibah akhir-akhir ini, alangkah baik kita menyimak
kata-kat yang penuh makna yang diungkapkan oloh seorang ulama Sufi yang bernama
Syeikh Ibnu Athoillah: ”Allah telah mengetahui
bahwa engkau tidak dapat menerima nasihat yang hanya berupa dkata-kata, karena
itulah Allah merasakan kepadamu rasa pahitnya (berupa musibah) untuk
memudahkanmu cara meninggalkannya”.
Sementara itu Imam Al-Junaidi mengatakan: “musibah merupakan lampu penerang bagi orang
yang arif, sebuah keterjagaan bagi para pemula dan sebuah pembinasaan bagi
orang yang lalai”.
Apapun bentuk
musibah/bencana alam yang menimpa sesorang atau negeri kita saat ini adalah
merupakn nasehat dan peringtan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bila ia seorang
yang taat, musibah/bencana merupakan nasehat dari Allah agar semakin meningkatnya
muraqqobah kepada-Nya, kesabaran, ketawakalan dan keimanan. Bila ia seorang
ahli maksiat, musibah yang menimpanya merupakan peringatan untuk segera kembali
ke jalan yang lurus yang telah digariskan-Nya.
Hadirin Kaum muslimin Rohimakumullah
Mari kita pikirkan
bersama-sama, adanya musibah atau bencana…...salah siapakah ini? Saat ini
bencana melanda dimana-mana, banjir tanah longsor, hingga ratusan nyawa menjadi
korban, harta benda musnah. Siapakah yang patut dituding atas terjadinya semua
ini? Mari kita pikirkan, mari kita cegah, mari kita mewaspadai atas sering
terjadinya musibah/bencana alam akhir-akhir ini. Bumi yang semakin panas dampak
dari manusia sendiri yang kurang sadar terhadap alam. Lihat saja pembabatan
hutan dimana-mana, dan menjadikannya kebun tempat tumbuhnya pabrik-pabrik dan
gedung-gedung megah. Pemakaian AC atau pendingin ruangan yang semakin meluas,
dan sektor lain yang membutuhkan begitu besar energi. Dan akhirnya menghasilkan
energi panas, yang makin hari makin membakar planet tempat dimana kita
berpijak. Ambil contoh banjir tiap tahun semakin parah, dan mayoritas orang
akan berkata: ini bencana alam cobaan dari Allah, dan sedikit yang menyadari
bahwa ini semua hasil ulah dari kita sendiri, dan kita juga korbannya.
Hujan yang semakin
besar curahnya, adalah efek dari penguapan air laut. Ingat kembali pelajaran
IPA, hujan terjadi karena penguapan air laut oleh matahari, dan arena bumi
semakin panas, es di 2 (dua) kutub bumipun meleleh, dan menambah volume air
laut. Oleh Karena bumi yang panas pula lapisan atmosfir menipis, hingga panas
matahari yang terpantul ke bumi berganda suhunya. Semakin kuat menguapkan air laut dan mencurahkannya ke bumi
sebagai hujan. Sadarkah kita bagaimana semrawutnya cuaca dibumi, musim kemarau
dan hujan yang datang tak tentu waktu. Itupun pertanda udara tak mampu lagi
menahan uapan air laut, dan mencurahkannya sewaktu-waktu tanpa peduli musim.
Dan akhirnya curah hujan yang berganda, banjir tak dapat dielakkan. Tanah
longsor akibat hujan yang besar dan rentannya tanah karena hilang penyanggahnya
yaitu akar-akar pohon, yang habis ditebang secara illegal oleh sekelompok
manusia yang tidak bertanggungjawab. Mari kita cegah bencana alam/musibah ini
dengan cara kita harus sadar dan peduli terhadap lingkungan semesta alam
diiringi dengan keimanan & ketakwaan kepada Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَاأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ.
Khutbah
Kedua
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.