Oleh : Saeful Malik, S.Ag. MBA*
Jika kita memperhatikan keadaan saat ini, kita pasti merasakan bahwa kita sedang diliputi keprihatinan yang mendalam. Awan kelabu bergelayut di langit negeri ini. Kita sering mendapatkan informasi baik dari media cetak maupun elektronik, bahwa diberbagai belahan negeri bencana demi bencana terus terjadi. Ada yang daerahnya hancur diterpa angin puting beliung, topan, hujan lebat yang menyebabkan banjir, gempa, tanah longsor sampai tsunami.
Diberitakan ratusan orang meninggal, ribuan orang mengungsi tidak memiliki lagi tempat tinggal. Jutaan orang kehilangan mata pencaharian. Sungguh luar biasa memprihatinkannya keadaan negeri kita tercinta ini.
Dalam keadaan seperti itu, kita juga disuguhi pemberitaan yang menguras pemikiran kita. Diawali “perang” antara cicak dan buaya, merembet pada kasus bank century, ditimpah kasus Gayus, kita juga dibingungkan dengan kasus Anggodo yang menang di pra peradilan atas KPK, dan yang sedang hangat-hangatnya tentang penahanan Pak Susno Duadji.
Sehingga jika kita mencermati semua pemberitaan tersebut, kita menjadi pusing kepala, bingung dan segala macam rasa berkecamuk dalam pikiran kita. Sampai-sampai timbul pertanyaan, mengapa semua ini terjadi ? Jangan-jangan Allah sedang marah dan mengazab kita.
Wajar kalau kita mempunyai pemikiran demikian. Dengan berbagai masalah yang muncul secara bersamaan, wajar kalau kita was-was dan khawatir jangan-jangan Allah sedang menghukum kita atas perbuatan yang telah kita lakukan. Apalagi kalau kita menyimak firman-Nya dalam surat Al-An’am, 65 :
“Katakan ! Allah berkuasa untuk mengirimkan kepada kamu azab dari atas kamu, dari bawah kakimu atau Allah membingungkan kamu dalam pertikaian berbagai golongan dan membuat kamu saling merasakan keganasan sesama kamu. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat Kami, mudah-mudahan mereka dapat memahaminya.”
Dari ayat tersebut, tambah kuatlah rasa was-was dan kekhawatiran kita atas azab Allah ini. Karena ternyata Allah SWT telah mengancam kita dengan tiga macam azab; azab dari atas, azab dari bawah dan azab dari antara kita karena perpecahan.
Azab dari atas bisa berupa angin taufan yang ganas yang menyebabkan kebakaran hutan, atau badai yang membawa hujan deras dan mengakibatkan petaka, atau kehancuran lapisan ozon akibat dari efek rumah kaca, atau virus dan berbagai macam penyakit yang disebarkan melalui udara yang senantiasa mengancam kehidupan kita, avian influenza, flu burung, flu babi, SARS dan penyakit-penyakit lain sebagainya. Pada umat terdahulu, azab berupa halilintar yang ditibakan pada umat yang menentang Nabi Luth as, atau batu-batu api yang memporakpoarandakan tentara gajah, ashabil fiil.
Azab dari bawah bisa muncul berupa banjir baik banjir air seperti yang terjadi di berbagai daerah di negeri kita, ataupun banjir lumpur panas seperti yang terjadi di Lapindo yang sudah bertahun-tahun mengeluarkan lumpur panas tanpa henti. Atau terjadi gempa bumi dan Tsunami seperti terjadi di Aceh, Yogyakarta, Pangandaran dan daerah-daerah yang lainnya.
Sedangkan azab dari sesama kita adalah perpecahan yang menyebabkan bentrokan antar golongan, saling menyerang, saling membunuh dan saling membinasakan, seperti yang terjadi di Priok Jakarta akhir-akhir ini, atau seperti yang terjadi baru-baru ini, seorang yang berjasa dan berniat baik mengambilkan gaji untuk karyawan lain harus menghembuskan nafas terakhirnya karena di tembak, atau yang sedang hangat-hangatnya terjadi di negeri kita tercinta ini bentrokan antar Lembaga penegak hukum. KPK bentrok dengan POLRI dan Kejaksaan, POLRI bentrok dengan POLRI sendiri, yang kesemua itu dapat kita saksikan dalam kehidupan kita sehari-hari akhir-akhir ini.
Lalu kenapa Allah memberikan ancaman yang begitu mengerikannya? Apakah Allah begitu kejam dan tidak menyayangi umat manusia? Ternyata tidak ! karena semua azab tersebut tidak mungkin diturunkan oleh Allah tanpa sebab. Karena Allah berfirman, “... (azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Ali Imron : 182)
Jadi jelas, bahwa semua yang terjadi adalah akibat dari perbuatan manusia. Lalu apa yang telah dilakukan oleh kita, sehingga azab Allah itu terjadi ?
Ibn Abbas dalam tafsirnya menerangkan bahwa yang dimaksud dengan azab dari atas adalah siksaan yang dirasakan karena kekejaman para pemimpin, kezaliman para pembesar negara atau keserakahan orang-orang di atas kita, baik itu atasan ditempat kita kerja, atau para pemimpin di daerah kita ataupun yang lainnya. Azab dari bawah adalah kekejaman yang dilakukan oleh rakyat kelas bawah, berupa kerusuhan, kekacauan, pencurian, perampokan, penodongan, pemerkosaan, penculikan, penjarahan yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa ketenangan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan azab yang menyebabkan pertikaian diantara sesama kita, adalah akibat kita senantiasa mengumbar hawa nafsu dan keegoisan kita, yang jauh dari tatanan moral dan agama.
Lalu bagaimana kita dapat menghindari ancaman azab Allah tersebut ? Al Quran memberikan keterangan bahwa Allah SWT tidak akan pernah menurunkan azab kepada dua kelompok manusia, yaitu kelompok atau golongan yang didalamnya ada Rasulullah SAW. dan kelompok orang yang senantiasa beristighfar, sebagaimana firman-Nya, “dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (bertaubat)” (Q.S. Al-Anfal : 33)
Sayang Rasulullah SAW sudah lama meninggalkan kita, sehingga yang dapat kita lakukan adalah dengan bertaubat, memperbanyak Istighfar (mohon ampunan) dan merubah sikap kita. Sebab jika kita tidak mau merubah sikap kita, jika para pemimpin tetap bersikap zhalim dan aniaya, jika para penguasa tetap mengedepankan ego masing-masing, jika rakyat kecil tidak mau bersabar dan tawakkal kepada Allah serta selalu mengumbar hawa nafsu duniawinya, jika kita tidak mau kembali kejalan Allah niscaya sekarang kita sedang berhadapan dengan ancaman azab Allah SWT yang menakutkan tersebut.
Oleh karena itu, marilah kita beristighfar dan ber-istighatsah, memohon ampunan dan pertolongan-Nya. Marilah kita hadapkan hati kita kepada Allah Yang Maha Kuasa. Marilah kita tundukkan kepala kita, kita sujudkan hati kita, kita ulurkan tangan kita. Mari kita bersimpuh menghadapkan seluruh wajah kita kepada Dia Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan. Agar kita dijauhkan dari segala azab yang telah diancamkan kepada kita. Amien.
*Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kab. Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar