Laman

Rabu, 17 Oktober 2018

Semua Makhluk Rizkinya Dijamin Allah, Sedangkan Makhluk Tak Kuasa.


Semua Makhluk Rizkinya Dijamin Allah, Sedangkan Makhluk Tak Kuasa.

Ya Ahbabanal Kirom,
Kesuksesan Nabi Sulaiman AS.telah memperoleh bermacam kenikmatan duniawi. Semua tunduk di bawah perintahnya. Manusia, jin, hewan liar, aneka burung, dan bahkan angin. Ketika itu tumbuh rasa bangga di dalam hatinya.

“Tuhanku, perkenankan hamba menyediakan makan untuk semua makhluk hidup setahun penuh,” kata Nabi Sulaiman AS. memohon izin kepada Allah SWT.

“Kau tak mungkin sanggup,” jawab Allah SWT.

“Kalau begitu, izinkan hamba sehari aja,” kata Nabi Sulaiman AS.

Ketika mendapat izin sehari dari Allah, Nabi Sulaiman AS memerintahkan pasukannya baik kalangan jin dan manusia untuk menyebar mendata semua makhluk yang ada di muka bumi. Ia juga meminta mereka untuk memasak dan menyiapkan hidangan selama 40 hari.

Kepada angin, Nabi Sulaiman AS memerintahkan agar tidak bergerak selama itu agar tidak menerbangkan makanan yang sedang disiapkannya untuk memberi makan sehari semua makhluk Allah di muka bumi.

Nabi Sulaiman AS meminta pasukannya untuk mengumpulkan makanan hari demi hari di sebuah padang luas. Pasukannya bekerja keras memenuhi permintaan rajanya. Sampai tiba waktunya, makanan yang disiapkan itu menggunung.

“Sulaiman, siapa duluan yang akan kau beri makan?” kata Allah SWT setelah genap 40 hari persiapan hidangan.

“Makhluk-Mu yang di darat dan di laut,” jawab Nabi Sulaiman AS.

Allah SWT kemudian memerintahkan ikan paus, salah satu penghuni samudera yang luas untuk memenuhi undangan makan Nabi Sulaiman AS. Ikan itu pun mengangkat kepalanya dan bergerak maju ke arah makanan yang menggunung itu.

“Wahai Sulaiman, hari ini Allah menjadikan rezekiku melalui tanganmu,” kata ikan paus tersebut.

“Silakan makan,” kata Nabi Sulaiman AS yang diberi anugerah mukjizat dapat berbicara dengan hewan dan makhluk halus.

Setelah diizinkan, ikan paus itu pun melahap hidangan Nabi Sulaiman AS yang menggunung tersebut. Belum genap sekejap, ikan itu melahap semua hidangan yang disiapkan 40 hari lamanya. Ludes. Sementara itu Nabi Sulaiman AS dan pasukannya terperangah melihat ikan paus itu melahap semua persedian makanan.
“Sulaiman, kenyangkan aku. Aku masih lapar,” kata ikan paus.
“Kau belum kenyang?”
“Hingga kini aku belum kenyang,” kata ikan paus.
Nabi Sulaiman AS tidak sanggup menjawab. Ia menyerah takluk di hadapan kuasa Allah SWT. Ia duduk bersimpuh lalu bersujud.

“Subhāna man takaffala bi rizqi kulli marzūqin min haitsu lā yasy‘uru. (Mahasuci Tuhan yang menjamin rezeki semua makhluk-Nya dari jalan yang tak terpikirkan,” sembah puji Nabi Sulaiman AS sebagai pengakuan atas semua makhluk rizkinya dlm jaminan-Nya.

Kisah ini disarikan dari Kitab Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir Al-Khaubawi, [Mushtafa Al-Babi al-Halabi, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 229-230.
Wallahu a‘lam.

Selasa, 16 Oktober 2018

HILANG 25 JUTA GARA2 SHALAT TEPAT WAKTU

*HILANG 25 JUTA GARA2 SHALAT TEPAT WAKTU*


*Budi Harta Winata adalah pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor baja.*

Budi memulai usahanya pada tahun 2004 Alhamdulillah Usahanya bertambah pesat hingga hari ini.

Jika menilik masa lalunya, banyak orang tidak percaya beliau bisa menjadi pengusaha sukses seperti sekarang ini.

*Lelaki tinggi besar ini pernah menjadi tukang las keliling dan TKI ilegal di Malaysia.*

Tapi roda kehidupan terus berputar, dulu Budi harus merangkak dari bawah untuk memulai usaha. Kini Budi berada di atas. Semua kesuksesannya diraih dengan melalui jalan terjal.

*Menurutnya kesuksesan yang diraih bukan melulu hasil kerja keras, tapi juga ditunjang amalan yang dilakukannya.*

Ketika beliau ditanya apa rahasia suksesnya menjadi pengusaha?

*SHALAT TEPAT WAKTU*

 Jika tiba waktu sholat, mesin dimatikan. “Padahal, kalau dihitung-hitung secara logis, beliau bisa ‘rugi’ 25 juta saat mematikan mesin selama lima belas menit,”.

Anda bayangkan rugi 25 juta itu baru 1x shalat, tinggal di kalikan saja sehari berapa kali mesin dimatikan agar karyawannya bisa shalat tepat waktu, dikali berapa hari dalam setahun......
Berapa kerugiannya ?

*Bagaiman dengan kita ?*

Boro boro kehilangan 25 juta, meninggalkan 15 menit dari acra TV favorit aja kita ga mau, rela menunda bahkan meninggalkan shalat asal tidak terlewat acra TV favorit.

Boro boro kehilangan 25 juta, meninggalkan 15 menit dari acara rapat / seminar yang kita ikuti aja ga mau, rela menunda bahkan meninggalkan shalat yang penting acra rapat / seminar bisa terus di ikuti.

*Allah swt berfirman :*
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang Memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.”
 (QS.Thaha: 132)

*Ayat diatas Seakan ingin menjelaskan bahwa shalat lah dengan baik maka rizki akan datang setelahnya.*

Sering kita menunda shalat karena ada urusan bisnis yang belum selesai.

Sering kita mempercepat shalat kita karena ada pembeli yang datang.

Sering kita melalaikan shalat hanya karena ada orang penting yang harus kita temui.

Coba pikirkan, kenapa kita harus mempercepat shalat demi pembeli sementara kita sedang menghadap Sang Pengatur Rizki ?

Kenapa kita harus menunda shalat demi bertemu klien sementara Allah lah Sang Pemegang urusan itu ?

Kenapa kita harus bertemu orang penting dan melupakan pertemuan dengan Dzat Maha Penting yang segala urusan ada ditangan-Nya ?

Mari kita perbaiki cara berpikir kita agar tidak lagi mendahulukan sesuatu yang penting dan melalaikan sesuatu yang jauh jauh jauh lebih penting.

*Rasulullah saw bersabda :*
"3 amalan yang disukai Allah :
*1. shalat tepat waktu*
2. berbuat baik kepada orang tua
3. dan jihad di jalan Allah"
(Muttafaq'alaih)

*Semoga mulai hari ini kita bisa menjaga shalat agar selalu tepat waktu dan berjamaah di masjid.*

Semoga Allah menerima shalat-shalat kita.

Aamiin yaa Robbal 'aalamiin

Minggu, 14 Oktober 2018

Perbedaan Ujian, Adzab dan Istidraj


Perbedaan Ujian, Adzab dan Istidraj

Ya Ahbabal Kirom,
Banyak yang masih salah menafsirkan makna ujian, adzab dan istidraj dari sudut pandang musibah. Tigal hal tersebut sebenarnya memiliki arti yang berbeda, dan menimpa orang yang berbeda juga meskipun sama-sama terkena musibah.

Ya Ahbabal Kirom,
Berikut ini perbedaan antara ujian, adzab dan istidraj dlm perfektif agama, yaitu :

1. UJIAN
Ujian merupakan musibah yang menimpa orang2 beriman dan rajin ibadah. Ujian bertujuan untuk menguji ke imanan taqwaan, mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosanya.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman bahwa kita jangan mengaku dulu beriman sebelum diberikan ujian yang berat, seperti kurangnya harta, takut kelaparan, fitnah, cacian, makian dan sebagainya.
Agar lulus dalam ujian yang diberikan Allah, kita harus ikhlas, sabar serta tawakal dalam menjalani semua ujian tersebut.

2. ADZAB
Adzab merupakan musibah yang menimpa orang2 yang selalu melalaikan kewajiban beribadah kepada Allah. Tujuannya yaitu sebagai peringatan agar mau istigfar, bertobat dan inabah kepada-Nya.
Pada saat sedang rajin-rajinnya maksiat, tidak beribadah, lalu datang musibah, itu adalah adzab sekaligus peringatan buat ahlul maksiat. Masih untung kalau diberi kesempatan hidup, karena masih ada waktu untuk bertaubat kpd-Nya.

3. ISTIDRAJ
Tidak pernah sholat, puasa, zakat, sodaqah, umrah, zikir, baca Quran, ta'lim, berdoa, atau melakukan kewajiban lainnya, tapi karirnya, jabatannya, segala urusan rezekinya lancar, usaha semakin maju, dari sudut pandangan dunia seolah-olah sukses, padahal orang seperti itu terkena istidraj. Tujuan istidraj yaitu untuk memberikan adzab yang sangat pedih kelak di ujung kematiannya, di kubur serta di hari pembalasan kelak.
Istidraj hanya diberikan kepada orang-orang terlalu gila terhadap harta, tahta, wanita serta mencintai dunia ini. Sehingga lupa kpd Allah bahkan bermaksiat kpd-Nya. Allah sudah berulang kali memberikan peringatan melalui musibah, namun mereka tetap ingkar serta mendustakan ayat-ayat-Nya serta sombong, enggan menerima kebenaran. Saat dipuncak kesenangan dg tiba-tiba Allah mengadzab dan mencabut nyawanya. Sehingga engga sempat bertobat kpd-Nya. Inilah yg disebut istidraj.
Wallahu'alam.

Sabtu, 13 Oktober 2018

6 Maksiat Sebab Turunnya Murka Allah



Ya Ahbabal Kirom,
Manusia merupakan makhluk yang Allah karuniakan kelebihan atasnya berupa akal pikiran. Inilah yang menjadi pembeda dengan makhluk lainnya.

Karunia yang diberikan ini tidak semata diberikan begitu saja, ada alasannya. Akal pikiran itu diberikan supaya manusia bisa membedakan antara yang hak dan yang batil.

Ada 6 penyebab seseorang cepat datangnya murka Allah, diantaranya:

Sebab pertama,lemahnya iman. Lemahnya iman, itu ada karena kurangnya ilmu, kurang ma’rifatullah. Kalau iman seseorang itu kuat, jika ada maksiat di depannya, ia akan mengedepankan rasa takut pada Allah daripada kesenangan dunia yang sementara.

Sebab kedua, bersahabat  dg ahli maksiat.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang atas agama kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah.

Sebab ketiga, tidak terjaganya pandangan mata.
Pandangan yang begitu bebas, tidak mau ditundukkan. Karena dari pandangan, panah iblis mulai dimainkan, makanya Allah perintahkan,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30)
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim, no. 2159)

Sebab keempat, banyak waktu yg di sia-siakan.
Dua nikmat ini seringkali dilalaikan oleh manusia –termasuk pula hamba yang faqir ini-. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Sebab kelima, menyepelakan hal yang haram.
Karena semakin bermudah-mudahan, kita bisa terjerumus dalam yang haram yang lebih parah.

Sebab keenam, sering datang ketempat yang membangkitkan syahwat.
Dekat dengan tempat-tempat yang dapat membangkitkan syahwat seperti datang diskotik, atau duduk-duduk di pinggir jalan. Karena syahwat dapat bangkit lewat pandangan ketika berada di jalan-jalan.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
« إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ » . فَقَالُوا مَا لَنَا بُدٌّ ، إِنَّمَا هِىَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا . قَالَ « فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَّ الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا » قَالُوا وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ قَالَ « غَضُّ الْبَصَرِ ، وَكَفُّ الأَذَى ، وَرَدُّ السَّلاَمِ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ »
“Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya, “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda, “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya, “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” (HR. Bukhari no. 2465)