Laman

Kamis, 11 Oktober 2018

TENGGELAM DALAM KESOMBONGAN

Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri seorang ulama besar melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak.

Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku..! ”

Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi terus terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.

Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang”.

Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya, “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak”.

Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam Kebanggaan dan Kesombongan”

Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan”

Semenjak saat itu, Hasan al-Basri semakin merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.

Walau sehebat apapun diri kita jangan pernah berkata “Aku lebih baik dari pada kalian” (Imam Al Ghazali).

🌻 *SPIRIT TAHAJUD (288) 1210*🌻



*Mensyukuri Nikmat Hidup Sukses*

👉 Tak sedikit dari kita yang ketika mengusahakan sesuatu selalu hidup dengan keluhan, dikala jalan yang dilalui tidak sesuai harapan dan penuh akan rintangan. Padahal, perjalanan menuju sukses harusnya dinikmati dan disyukuri, bukan sedikit-sedikit dipertanyakan dan dikeluhkan. 🌿

Begitulah, kadang kita memang aneh, meminta kedudukan yang tinggi dan kenikmatan yang luar biasa, tapi ketika Allah berikan ujian untuk naik kelas seperti yang diinginkan malah tidak mau dan menggerutu. Seharusnya kita sadar diri, naik kelas di sekolah saja ada yang namanya ujian, apalagi naik kelas hidup yang lebih mengagumkan, maka pasti ujian akan Allah hadirkan. 🌴

✍ Jadi setiap kamu mengusahakan sesuatu dalam hidupmu, terlebih bila hal itu merupakan kesuksesan, sudah sepantasnya kamu kerahkan dulu perjuanganmu untuk menjemput apa yang kamu inginkan. Karena menuju sukses itu memang butuh yang namanya perjuangan, maka nikmati dulu perjuanganmu sambil lalu dimaknai dengan bijaksana, sebab pada akhirnya kamu akan sampai juga pada apa yang kamu tuju. 🌺

👉 Jangan tumbang hanya karena jalanmu penuh dengan hambatan, sebab biasanya yang banyak hambatannyalah yang menghasilkan kesuksesan luar biasa. Tetapi, kamu harus mampu lalui itu semua dengan baik dan benar, jangan sampai hanya semangat saja yang menggebu, namun tidak dibuktikan dengan tindakan yang nyata. 🌷

✍ Ingatlah dengan bijak, hasil tidak akan pernah membohongi usaha, maka jika usahamu dalam meraih suksesmu tidak tanggung-tanggung, alias rasa yakin dan langkahmu pasti maka mustahil hasil yang memuaskan tidak akan kamu dapatkan. Jadi, jika kamu memang ingin meraih suksesmu, tidak peduli hambatan apa yang menghadangmu, pastikan kamu berani menghadapinya. 💐

👉 Jangan pernah kamu merasa takut dengan ujian yang Allah hadirkan untuk menghadang jalanmu, dan jangan pula kamu mundur karena merasa jalannya begitu sulit, percayalah Allah bersamamu. Teruskan langkahmu dengan penuh rasa yakin bahwa bersama dengan Allah semua rintangan yang ada pasti bisa kamu lalui. Selain itu, mintalah kekuatan pada Allah, agar kamu selalu ditambah rasa sabar dan ikhlas. ☘

👉 Dan ketika orang lain lebih dulu sukses janganlah bertanya “giliranku kapan?”, tapi pastikan usaha yang kamu lakukan sudah benar, karena jika kamu telah bersungguh-sungguh tentu Allah akan sediakan hal yang sama untukmu. Kesuksesan yang kamu lihat dari orang lain akan juga kamu rasakan nanti, dikala kamu memang telah benar dalam usaha yang pasti. 🌸

10 Adab Ini Bagi Wanita Saat Keluar Rumah




Ya Ahbabal Kirom,
Fitnah yg paling besar di akhir zaman, bagi pria adalah harta, tahta dan wanita.

“Wanita adalah aurat. Jika ia keluar, setan mengintainya,” (HR. At Tirmidzi). Hadits Rasulullah tersebut mengisyaratkan kepada wanita agar jika keluar rumah harus punya adab. Karna banyak sekali fitnah yang akan mengancam para wanita.

Jumhur ulama,
memberikan ketentuan bagi para wanita agar memperhatikan adab-adabnya saat keluar rumah. Berikut 10 adab wanita saat keluar rumah yang disarikan dari kitab Nashihati lin-nisa karya Ummu Abdillah Al Wadi’iyyah.

1. Berhijab/Menutup Aurat.
Menutup aurat diwajibkan atas setiap wanita. Banyak hikmah dibalik perintah berhijab. Salah satunya yakni agar wanita tidak diganggu mengingat keindahan selalu bersemayam di setiap lekuk tubuh kaum hawa.

2. Tidak Memakai Parfum.
Wanita yang memakai parfum diibaratkan Rasulullah sebagai wanita penggoda. Keindahan wanita akan makin memikat pria dengan adanya aroma yang wangi semerbak. Karena itulah, wanita dilarang mengenakan parfum saat bepergian kecuali bersama suaminya atau muhrimnya.

3. Berjalan Pelan-Pelan.
Berjalan pelan juga termasuk dalam adab wanita saat keluar rumah. Wanita hendaknya pelan dalam berjalan agar suara alas kakinya tak terdengar. Allah berfirman, “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31).

4. Tidak Mengumbar Suaranya/Berteriak.
Ummu Abdillah menuturkan, jika seorang wanita berjalan bersama saudarinya dan di dekatnya ada laki-laki, maka janganlah ia berbicara dengan saudarinya itu. Hal ini bukan diartikan bahwa suara wanita adalah aurat. Akan tetapi, terkadang suara wanita dapat menghantarkan fitnah kepada laki-laki yang mendengarnya.

5. Meminta Izin Saat Keluar Rumah.
Jika telah menikah, maka seorang wanita haruslah meminta izin suaminya sebagai adab yang baik saat keluar rumah. Pun bagi wanita yang belum menikah, izin dari wali hendaknya diperhatikan.

6. Ditemani Bersama Muhrimnya.
Jika wanita melakukan safar yang jauh, maka ia tidak diperbolehkan pergi kecuali bersama mahramnya. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Tidak boleh seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya.” (HR. Al Bukhari).

7. Tidak Berdesakan.
Saat keluar rumah, wanita hendaknya menghindari situasi berdesakan dengan para pria. Termasuk dalam hal ini yakni ketika thawaf dan sa’i. Para wanita dinasihatkan untuk menghindari desakkan pria saat menunaikan dua ibadah tersebut. Jika untuk perkara ibadah saja dilarang, maka jelaslah hukum berdesakan di tempat umum atau alat transportasi.

8. Bersikap Malu.
Saat keluar rumah, kaum hawa diperintahkan untuk memiliki adab yang dihiasi dengan sikap malu. Dengan sifat malu, wanita akan membatasi dirinya dari melakukan hal yang tak berguna apalagi sia-sia.

9. Menundukkan Pandangannya.
Allah berfirman, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (QS. An-Nur: 30).
Ayat ini pun berlaku bagi para wanita. Saat keluar rumah, hendaklah wanita menundukkan pandangannya agar selamat hatinya.

10. Tidak Bertabarruj
Saat di luar rumah, wanita hendaknya tidak melepaskan pakaiannya atau hijabnya hanya karena berniat tabarruj atau menampakkan perhiasannya, meski di hadapan sesama wanita sekalipun.
Hal ini sebagaimana hadits yang datang dari Aisyah bahwasanya Rasulullah bersabda, “Wanita manapun yang melepas pakaiannya di selain rumah suaminya, maka sungguh ia telah merobek penutup antara dia dan Allah.” (HR. Ahmad).
Wallahu'alam.

Rabu, 10 Oktober 2018

SPIRIT TAHAJUD (278) 0210

🌻 *SPIRIT TAHAJUD (278) 0210*🌻

*Menjadi Hamba Yg Bersyukur*

✍ Syukur merupakan salah satu maqom (derajat) yang tinggi dari seorang hamba. Rasa syukur itulah yang dapat membuat seorang hamba menjadi sadar dan termotivasi untuk terus beribadah kepada Alloh. Seperti yang diceritakan dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau sholat malam sampai bengkak kakinya. Ketika ditanyakan kepada beliau: “Mengapa engkau melakukan ini wahai Rosululloh, padahal sungguh Alloh telah mengampuni seluruh dosa-dosamu baik yang telah lewat ataupun yang akan datang?” Maka Rosululloh menjawab, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur?” (HR. Bukhori dan Muslim). Maka untuk Menjadi Hamba yang Bersyukur Sehingga ketika mengetahui ini, Iblis la’natulloh alaih, sebelum dia terusir ke dunia, berjanji kepada Alloh ‘Azza wa Jalla untuk menggelincirkan manusia dan akan menghalangi mereka untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur. 🙏

✍ Alloh menceritakan perkataan Iblis ini: “Kemudian sungguh akan kami datangi mereka (bani Adam) dari arah depan, arah belakang, samping kanan dan samping kiri mereka, sehingga tidak akan Kau dapati kebanyakan di antara mereka yang bersyukur.” (QS. 7: 17) Dan terbuktilah apa yang dikatakan oleh iblis, sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh yang artinya: “Dan sedikit sekali golongan hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. 34: 13)🌿

👉 Termasuk bersyukur adalah kita menerima apa pun yang ada pada kita saat ini, baik yang sedikit maupun yang banyak. Karena pada hakekatnya kenikmatan yang kita terima itu tiada terkira banyaknya. Alloh berfirman yang artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.” (QS. 16: 18). Bahkan Rosululloh saw. pun bersabda: “Lihatlah orang yang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Alloh yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhori Muslim) 🍀

✍ Lalu Bagaimana Caranya Menjadi Hamba yang Bersyukur ?  Dalam hal ini,  Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: “Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Alloh berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya. Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya.☘

👉 Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Alloh yang memberi nikmat, maka dia telah kafir, dan barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridho kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya.🙏

✍ Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhoi-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.” Alloh SWT berfirman didalam Al-Qur’an yang artinya: “Dan (ingatlah juga) ketika Robb kalian memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’.” (QS. 14: 7). Dalam ayat yang mulia ini, Alloh Azza wa Jalla memberikan janji kepada para hamba-Nya yang mau bersyukur, sekaligus memberikan ancaman yang keras bagi mereka yang berani untuk kufur kepada-Nya.🙏