Laman

Selasa, 03 Mei 2011

AL QUR’AN DAN KESEHATAN


Oleh : Saeful Malik, S.Ag, MBA*

Al-Qur’an adalah Kalâmullâh yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. yang membacanya adalah salah satu bentuk ibadah. Di dalamnya tidak hanya mengandung hal yang bersifat ukhrowi tetapi juga memuat hal yang bersifat duniawi. Al-Qur’an berbicara tentang unsur ketuhanan sampai kemanusiaan, tentang kehidupan sampai kematian, dari keimanan sampai kepada ilmu pengetahuan, tidak ketinggalan juga Al-Qur’an berbicara mengenai kesehatan dan pengobatan.
Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang kesehatan dan pengobatan karena Al Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin. Diantaranya ; “Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.” (QS. Al Isra, 17: 82)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d, 13: 28)
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh, yang diambil dari beberapa ayat dalam Al Qur’an. “Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus, 10: 57)
Berdasarkan ayat-ayat tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca, mendengar dan mempelajari Al Qur’an secara dawam (kontinyu dan teratur) akan merasakan ketenangan jiwa, sehat baik jasmani maupun rohani. Penulis mencoba memaparkan bukti-bukti penelitian ilmiah yang pernah dilakukan yang membuktikan kebenaran ayat-ayat di atas.
DR. Ahmad Al-Qodi', direktur utama Islamic Medicine For Education And Research yang berpusat di amerika sekaligus konsultasi ahli sebuah klinik di Panama City, Florida Amerika Serikat telah melakukan penelitian tentang pengaruh Al Qur’an pada manusia dalam perspektif fisiologis dan psikologis yang terbagi dalam 2 tahapan. Tahap pertama bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh Al Qur’an pada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika ada. Hasil eksperimen pertama ini membuktikan bahwa 97% responden, baik muslim maupun non-muslim, baik yang mengerti bahasa Arab maupun tidak, setelah diperdengarkan Al Qur’an mengalami beberapa perubahan fisiologis yang menunjukkan tingkat ketegangan urat syaraf reflektif. Hasilnya membuktikan bahwa Al Qur’an memiliki pengaruh yang mampu merelaksasi ketegangan urat syaraf tersebut. Fakta ini secara tepat terekam dalam sistem detektor elektronik yang didukung komputer guna mengukur perubahan apapun dalam fisiologi(organ) tubuh.
Sementara itu, eksperimen yang kedua diarahkan guna mengetahui apakah efek relaksasi yang di timbulkan Al Qur’an pada ketegangan syaraf beserta perubahan-perubahan fisiologis yang mengiringinya benar-benar disebabkan oleh kalimat-kalimat Al Qur’an sendiri secara definitif, tanpa memandang apakah kalimat-kalimat itu dapat dipahami oleh pendengaran atau tidak.  Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al Qur’an.  (Ahsin W. Al Hafidz, Fiqh Kesehatan, 2008)
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat  penelitian lain yang dilakukan oleh dokter Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
Dan hebatnya lagi, ternyata Al Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Oleh karena itu bisa diambil hipotesa bahwa efek relaksasi Al Qur’an bagi orang yang stres dan depresi  dapat berpotensi mengaktifkan fungsi daya tahan tubuh yang berperan besar dalam melawan penyakit atau membantu proses penyembuhan.  Hal itu, dapat  terjadi pada penyakit-penyakit gangguan pencernaan, infeksi, kanker dan lain sebagainya. Hal demikian menunjukkan bahwa kalimat-kalimat Al Qur’an sendiri memiliki pengaruh fisiologis yang bisa meredakan ketegangan otot pada tubuh,  tanpa harus mengetahui makna kata-kata itu sendiri.

Uraian di atas, hanyalah sebagian kecil dari “mukjizat Al Qur’an” yang berhubungan dengan kesehatan, jika kita mencari lebih jauh  masih banyak lagi bukti-bukti yang memaparkan kebenaran Al Qur’an yang berhubungan dengan kesehatan. Rasulullah SAW. Bersabda,  “Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud). Oleh karena itu, marilah kita jadikan diri kita sebagai sahabat Al Qur’an, yang senantiasa mendawamkan membaca, mendengar dan mempelajari Al Qur’an. Karena jika kita mampu demikian Al Qur’an pun akan menjadi pengobat dan penolong di yaumil akhir nanti,  Rasul bersabda, “Bacalah  Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada pembacanya.” (HR Muslim). Subhanallah, Maha benar  Allah dengan segala firman-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar