Jika kita memperhatikan keadaan saat ini, kita pasti merasakan bahwa kita
sedang diliputi keprihatinan yang mendalam. Awan kelabu bergelayut di langit
negeri ini. Musibah dan bencana alam datang silih berganti, seakan tak mau
berhenti. Beberapa waktu terakhir ini, saudara-saudara kita dibeberapa daerah
terkena musibah banjir sehingga ribuan orang kehilangan harta benda dan terancam tidak
memiliki air bersih. Di beberapa daerah lain terjadi longsor, angin puting
beliung yang memporak porandakan banyak tempat tinggal, perkebunan dan
memusnahkan binatang ternak. Kabut tebal pun merambah ke banyak tempat,
sehingga mengganggu sarana transportasi dan mematikan perekonomian. Sehingga
nyaris tiap waktu kita mendapat informasi bahwa puluhan ribu orang
kehilangan tempat tinggal. Puluhan juta orang kebingungan bagaimana mencari
makan dan penghidupan. Puluhan orang meninggal mengenaskan karena penyakit
dan kesengsaraan. Tidak terhitung jumlahnya anak-anak yang sel-sel otaknya
rusak, matanya sayu, perutnya kembung, karena kekurangan gizi dan kelaparan.
Kepala kita pusing, perut kita lapar,
hati kita penuh dengan ketakutan. Hukum tidak lagi memberikan jaminan
keamanan. Tiba-tiba negeri kita menjadi rimba belantara, kita terhimpit
sekaligus oleh bahaya maut di sekitar kita dan beban kemiskinan.
Dalam
keadaan seperti itu, tiba-tiba kita mendengar ancaman Allah SWT. Dalam
firman-Nya :
قُلۡ
هُوَ ٱلۡقَادِرُ عَلَىٰٓ أَن يَبۡعَثَ عَلَيۡكُمۡ عَذَابٗا مِّن فَوۡقِكُمۡ أَوۡ
مِن تَحۡتِ أَرۡجُلِكُمۡ أَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعٗا وَيُذِيقَ بَعۡضَكُم بَأۡسَ
بَعۡضٍۗ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَفۡقَهُونَ ٦٥
“Katakanlah:
"Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau
dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang
saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian
yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
silih berganti agar mereka memahami(nya)" (Q.S. Al An’am : 65)
Dari ayat tersebut, kita mendapatkan bahwa Allah SWT. tengah mengancam
kita dengan tiga macam azab; azab dari atas, azab dari bawah dan azab dari
antara kita karena perpecahan.
Azab dari atas dapat berupa angin taufan yang ganas yang menyebabkan
kebakaran hutan, atau badai yang membawa hujan deras dan mengakibatkan petaka,
atau kehancuran lapisan ozon akibat dari efek rumah kaca, atau virus dan
berbagai macam penyakit yang disebarkan melalui udara yang senantiasa mengancam
kehidupan kita, avian influenza, flu burung, bahkan terakhir ada penyakit yang dinamakan
flu Singapura yang telah merambah beberapa daerah di tanah air ini dan
penyakit-penyakit lain sebagainya. Pada umat terdahulu, azab berupa
halilintar yang ditibakan pada umat yang menentang Nabi Luth as, atau batu-batu
api yang memporakpoarandakan tentara gajah, ashabil fiil.
Azab dari bawah bisa muncul berupa banjir baik banjir air seperti yang terjadi di berbagai
daerah di negeri kita, ataupun banjir lumpur panas seperti yang terjadi di
Lapindo yang sudah bertahun-tahun mengeluarkan lumpur panas tanpa henti. Atau terjadi gempa bumi dan Tsunami
seperti terjadi di beberapa daerah akhir-akhir
ini. (Tafsir Fakhrurazi, 7 : 24).
Lalu kenapa Allah memberikan ancaman yang begitu mengerikannya? Apakah
Allah begitu kejam dan tidak menyayangi umat manusia? Ternyata tidak !!! karena
semua adzab tersebut tidak mungkin diturunkan oleh Allah tanpa sebab. Karena
Allah berfirman :
ذَٰلِكَ
بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّامٖ لِّلۡعَبِيدِ ١٨٢
“… (Azab)
yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya
Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya”. (Q.S. Ali Imron : 182)
ظَهَرَ
ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum : 41)
Ayat
tersebut mengajak kepada kita semua untuk bermuhasabah, berintrospeksi diri,
jangan-jangan kita memiliki andil datangnya musibah dan bencana tersebut. Andil
yang menyebabkan musibah tersebut diturunkan oleh Allah SWT sangat banyak. Bisa
jadi perilaku kita yang tidak sayang dan menjaga kelestarian alam, seperti
menebang pohon sembarangan, membuang sampah di sungai atau ditempat-tempat yang
bukan seharusnya, atau perilaku-perilaku lain yang menyebabkan terganggunya
kelestarian ekosistem alam. Atau juga perilaku maksiat dan dosa yang kita
lakukan dengan mengingkari perintah Allah SWT serta menyenangi dan melakukan
apa yang dilarang oleh Allah SWT, sehingga menyebabkan Allah SWT murka kepada
kita.
Tentunya, sebagai orang yang beriman dan berfikir logis, kita tidak
berharap segala kesengsaraan dan azab tersebut menimpa kita, keluarga kita
dan masyarakat kita. Lalu bagaimana kita dapat menghindari ancaman azab Allah
tersebut ? Al Quran memberikan keterangan bahwa Allah SWT tidak akan pernah
menurunkan azab setidaknya kepada empat kelompok manusia, yaitu :
1. Kelompok manusia yang senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Dengan selalu merasa diawasi Allah SWT sehingga setiap
ucapan, langkah dan tindakkannya selalu didasarkan kepada Al Qur’an, sebagaimana
firman-Nya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan ayat- ayat Kami itu, maka Kami akan siksa mereka
disebabkan perbuatannya” (Q.S. Al-A’raf : 96).
2. Kelompok manusia yang selalu bersyukur atas berbagai limpahan nikmat dan
karunia yang telah Allah SWT.berikan, dengan cara banyak mengingat dan menyebut
asma Allah dan memuji-Nya, menyalurkan dan mempergunakan karunia tersebut di
jalan yang diridhai Allah SWT. Allah SWT. berfirman, “Mengapa Allah
menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah Maha Mensyukuri lagi
Maha Mengetahui” (Q.S. An-Nisaa : 147)
3. Kelompok manusia yang selalu bertaubat dan banyak beristighfar, dengan
cara banyak membaca istighfar, menjauhi dan tidak melakukan perbuatan dosa dan
maksiat, tidak mengulangi perbuatan dosa dan salah yang pernah dilakukan. Allah
SWT. berfirman, “Dan Allah sekali-sekali tidak akan mengazab mereka, sedang
kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka,
sedang mereka beristighfar (meminta ampun)” (Q.S. Al-Anfal: 33)
4. Kelompok manusia yang senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan
dzalim kepada orang lain. Implementasinya adalah dengan menjaga kelestarian
ekosistem alam dan tidak melakukan kerusakan di muka bumi. Serta belaki adil
dan ihsan dalam melakukan muamalah sesama manusia. Sebagaimana firman-Nya, “Dan
Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat baik” (QS. Huud: 117), “…Dan tidak
pernah pula Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan
melakukan kezhaliman” (QS. Al-Qashas: 59).
Tentunya
kita sangat yakin, bahwa semua yang termaktub dalam firman-firman-Nya itu
merupakan janji Allah SWT, yang tidak akan pernah diingkari-Nya. Oleh karena
itu, mulai saay ini marilah kita jadikan diri kita untuk menjadi bagian dari
keempat golongan tersebut, kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
bertaqarrub dengan amal shalih kita kepada Allah SWT. beristighfar dan
ber-istighatsah, memohon ampunan dan pertolongan-Nya, serta senantiasa
bersyukur dan berbuat kebaikan. Marilah kita hadapkan hati kita kepada Allah
Yang Maha Kuasa. Marilah kita tundukkan kepala kita, kita sujudkan hati kita,
kita ulurkan tangan kita. Mari kita bersimpuh menghadapkan seluruh wajah kita kepada
Dia Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan. Agar kita
dijauhkan dan dihindarkan dari segala bencana, musibah dan adzab yang tentunya
kita tidak ingin menerimanya. Aamiin Yaa Mujiibassaailiin. Wallahu’alam
bishshowwab.