السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT.. yang
telah memberikan berbagai macam kenikmatan yang apabila kita ingin
menghitungnya niscaya tidak akan sanggup untuk menghitungnya.
Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW..
beserta keluarga, shahabat dan kepada orang-orang yang mengikuti jejak beliau
dengan baik sampai akhir zaman.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Setiap tanggal 2 April masyarakat Kabupaten Cirebon mengadakan
syukuran Peringatan hari jadi Kabupaten Cirebon. Berbagai acarapun digelar
dalam rangka memeriahkan hari jadi tersebut, mulai dari pagelaran seni budaya,
olah raga, hiburan rakyat, ziarah kubur ke makam Sunan Gunungjati, sampai
dengan pengajian dan do’a bersama untuk keselamatan masyarakat Kabupaten
Cirebon.
Dalam usianya yang ke-528,
masyarakat Kabupaten Cirebon berharap banyak kepada Kepala Daerah dan wakil
rakyat agar selalu memperjuangkan daerah yang dijuluki Kota Wali ini agar tetap
subur, makmur, dan semakin sejahtera sebagaimana kejayaan Cirebon pada masa
lalu.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sebagaimana kita tahu, bahwa Cirebon
mempunyai sejarah masa lampau yang cukup cemerlang sehingga terkenal di
se-antero Ibu Pertiwi. Seorang tokoh yang telah berhasil mengislamkan Cirebon
khususnya dan Jawa Barat pada umumnya, Beliau adalah Syekh Syarif Hidayatullah
atau lebih masyhur dengan sebutan Kanjeng Sunan Gunung Jati. Ketika masih hidup
dan memimpin Cirebon, Beliau berwasiat kepada masyarakat Cirebon “Ingsun titip Tajug lan Fakir Miskin.”
Dengan konsep kepemimpinan inilah, sehingga masyarakyat Cirebon aman, damai, sejahtera,
subur dan makmur.
Dengan demikian, apabila warga
Kabupaten Cirebon menginginkan daerah ini aman, sejahtera masyarakatnya
(ekonomi, pendidikan, kesehatan terpenuhi), subur tanahnya dan makmur kehidupan
rakyatnya, maka seyogyanya melaksanakan wasiat atau petatah-petitih sang
Waliyullah tersebut, yakni “Ingsun titip
Tajug lan Fakir Miskin.”
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dalam menyambut hari jadi
Kabupaten Cirebon ke 528 tahun 2010 diharapkan agar seluruh warga masyarakat
memahami dan mampu membumikan (mengaktualisasikan) apa makna sesungguhnya di
balik wasiat “Ingsun titip Tajug lan
Fakir Miskin” sehingga Beliau berhasil memimpin Cirebon. Dalam khuthbah
jum’at ini akan diuraikan secara jelas pemahaman makna dari wasiat kanjeng sinuhun, sebagai berikut:
Pertama, Ingsun titip
Tajug. Beliau berpesan agar wong Cerbon
selalu memelihara Tajug. Tajug adalah masjid tempat umat Islam melakukan ibadah
ritual (Mahdhoh) seperti sholat lima waktu : Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan
Subuh. Kapan, di manapun, dan dalam keadaan apapun wong Cerbon, jangan pernah meremehkan, apalagi melupakan tajug.
Tajug harus dimakmurkan dengan kegiatan ibadah ritual seperti sholat dan dzikir
dan ibadah sosial seperti pemberdayaan umat melalui pendidikan Madrasah
Diniyah, Majelis Ta’lim, TKQ/TPQ, Keaksaraan Fungsional, juga melalui
pengembangan ekonomi ke-umatan. Tentu saja harus diawali oleh para Wakil
Rakyat, Bupati dan jajarannya termasuk para Kepala Dinas yang ada di bawahnya.
Bagaimanapun juga mereka itu adalah seorang Imam yang harus diikuti dan diamini segala program dan aksinya oleh makmum/rakyat.
Pada masa Khulafaur Rosyidin, Abu Bakar As-Shidiq kenapa
terpilih oleh para shahabat lainnya sebagai khalifah/pengganti Rasulullah SAW..?
Karena didasarkan kepada suatu peristiwa ketika Rasulullah SAW. tidak bisa
berangkat ke masjid beberapa hari (sebab sakit), lalu Beliau menyuruh Abu Bakar
As-Shidiq untuk menjadi Imam Masjid sebagai pengganti-Nya. Berdasarkan dari
kepemimpinan sholat dan manajement masjid inilah Abu Bakar terpilih sebagai
seorang pemimpin pengganti Rasulullah SAW. Dan ternyata dia sukses mengemban
tugas ini, sehingga Islam berkembang sangat cepat sampai ke luar negeri Arab.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Hikmah apa yang dapat dipetik dari kepemimpinan sholat
dan manajemen masjid? 1) Kedisiplinan
waktu dalam menjalankan tugas. Bisa dilihat, bagaimana giatnya umat Islam
menjalankan ibadah sholat, bila waktu telah tiba, baik di waktu siang maupun
malam. Karena sholat harus didirikan tepat pada waktunya, begitu kata firman
Allah SWT. dalam Kitab Suci Al-Qur’an.
فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا
مَوْقُوتًا
Juga disiplin dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsi antara Imam dan Makmum. Kewajiban makmum adalah mengikuti program dari
kebijakan seorang Imam. Maka jika Imam berdiri, makmum juga harus berdiri. Imam
sujud, makmum juga harus sujud. Begitu juga jika Imam duduk, makmum juga harus
duduk dan seterusnya.
Belajar dari sholat
inilah seorang pemimpin dan yang dipimpin harus disiplin waktu dalam
menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kedisiplinan
saja tidak cukup, maka harus dibarengi
dengan yang ke 2) Tanggung jawab
dalam menjalankan tugas. Orang yang sholat sangat bertanggung jawab, karena
kelak sholatnya itu akan dimintai pertanggungjawaban pada hari akhir nanti.
Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW., bahwa amal yang paling pertama ditanya
pada hari kiamat adalah sholat, bila sholatnya baik maka baiklah amalan yang
lain. Bila sholatnya jelek maka jeleklah amalan yang lain. Seorang pemimpin harus
bertanggung jawab kepada rakyatnya, dengan melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Ini terlihat dalam sholat,
ketika Imam harus bertanggungjawab kepada para jama’ahnya sesuai dengan
tuntunan syari’at Islam. 3) Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Di dalam sholat diajarkan agar setiap orang
Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, hal ini bisa dirasakan ketika
seseorang melaksanakan sholat, ia tidak berani sedikitpun untuk mengurangi atau
menambahi roka’at sholat. Inilah perwujudan dari nilai-nilai kejujuran.
Kejujuran seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk mensejahterakan rakyatnya.
Krisis multidimensi yang melanda negeri ini disebabkan karena hilangnya
nilai-nilai kejujuran di kalangan para pemimpin. 4) Bekerjasama. Ibarat mendirikan sebuah bangunan, diperlukan
kerjasama yang baik dengan berbagai pihak agar bangunan itu bisa selesai dengan
sempurna. Begitu halnya
dengan mendirikan sholat berjama’ah, diperlukan juga kerja sama antara Muadzin,
Imam dan Ma’mum. Seorang pemimpin tidak ada apa-apanya tanpa adanya kerjasama
dengan bawahannya. 5) Menegakkan keadilan.
Bagi jama’ah shalat yang datang lebih dulu maka barisannya (shaf) menempati
jajaran paling depan. Sedangkan bagi jama’ah yang datangnya terlambat harus
menempati jajaran paling belakang. Ketika Imam sujud, semua jama’ah (ma’mum)
wajib sujud apapun status sosialnya di masyarakat. Demikian juga ketika Imam
berdiri, ruku, atau gerakan shalat lainnya, dalam keadaan apapun, ma’mum wajib
mengikuti Imam. Termasuk keadilan dalam sholat lainnya adalah adanya perlakuan dispensasi
(rukhshah). Seperti halnya ketika seseorang mau melakukan perjalanan jauh, maka
ia boleh melaksanakannya dengan dijama’ (digabungkan 2 sholat : Zhuhur dengan
Asar dan Magrib dengan Isya’) atau bisa saja dengan menggunakan Qashar
(meringkas empat roka’at menjadi rua roka’at). Seorang pemimpin tidak boleh
tebang pilih dalam mengambil kebijakan. Walaupun ketika Pemilihan Umum atau Pilkada,
ada beberapa wilayah yang tidak memilihnya, maka ketika menjadi seorang Wakil
Rakyat atau Kepala Daerah dan wakilnya, tidak boleh memarjinalkan wilayah
tersebut. Jadi harus bersikap adil dan tidak ada diskriminatif. 6) Mempunyai visi ke depan. Visi di dalam sholat
adalah Assalam (kesejahteraan dan kedamaian). Seorang pemimpin harus bisa dan
mampu mensejahterakan rakyat dan menjadikan daerahnya aman dan damai sehingga
masyarakat kondusif. 7) Mempunyai kepedulian
yang tinggi. Imam harus melihat dan
mendengar keadaan jamaahnya. Lafadz “Amiin” diucapkan ma’mum adalah symbol
suara rakyat harus didengar. Sedangkan lafadz “salam” dengan menengokkan kepala
ke kanan dan ke kiri adalah symbol seorang pemimpin harus bisa melihat keadaan
rakyatnya (peduli). Setelah melihat dan mendengar lalu bagaimana solusinya memecahkan
problematika sosial ini. 8) Demokrasi
harus dipelihara. Ketika Imam itu salah atau lupa dalam gerakan sholat, lalu
ma’mum mengingatkannya dengan bacaan “Subhanallah” maka Imam harus
memperhatikan aspirasi ma’mum. Begitu pula kalau Imam itu lalai dalam salah
satu bacaan shalat dan makmum mengingatkannya, maka Imam harus introspeksi diri
dengan cara sujud sahwi. Seorang pemimpin tidak boleh menutup mata dan telinga,
harus bisa menerima apabila dikritik atau diingatkan oleh rakyatnya. Jangan
lupa, seorang pemimpin juga manusia: bisa benar, dan bisa juga salah.
Tajug adalah simbol
kesinergian antara hamba dengan Tuhannya dengan istilah al-Qur’annya hablum minallah. Karena walaupun
bagaimanapun hidup di dunia ini tanpa Allah tidak ada apa-apanya.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kedua, ingsun titip
fakir miskin. Fakir miskin adalah simbol kesinergian hubungan antara sesama
manusia (hablum minannas). Prioritas program
utama para pemimpin daerah saat ini adalah mengentaskan kemiskinan dengan
cara memperbanyak lapangan pekerjaan: bangkitkan kembali industri rotan, batik,
sandal dan pertanian agar tidak banyak yang menganggur. Prioritas kedua
adalah menstabilkan Ekonomi Kerakyatan: turunkan harga minyak dan sembilan
bahan pokok makanan. Prioritas ketiga adalah pendidikan dan kesehatan
gratis untuk wong cilik. Prioritas keempat
adalah renovasi Rumah Tidak Layak Huni bagi warga miskin. Apabila wasiat
Kanjeng Sinuhun ini benar-benar dilaksanakan oleh para pemimpin saat ini, Insya
Allah kabupaten Cirebon menjadi kabupaten yang Baldatun Thayibatun wa rabbun ghofuur (Daerah yang subur, makmur,
aman, sejahtera, dan dalam ampunan Allah). Sebaliknya bila pesan tersebut
diabaikan, maka bersiap-siaplah menyambut datangnya musibah dan kehinaan.
Seperti diungkapkan dalam al Qur’an :
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا
إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ
“Mereka ditimpa kehinaan dimana saja
mereka berada, kecuali jika mereka berpegang teguh kepada tali agama Allah dan
tali perjanjian dengan manusia” (Q.S Ali Imron : 112).
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Demikian, semoga dengan membuminya Pesan Moral
Sunan Gunungjati di hari jadi ke-528 ini Kabupaten Cirebon semakin berprestasi
di segala bidang pembangunan. Amiiin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ
لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَيُّهاَ الّنَاس, اتَّقُوا
اللهَ, اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ
عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ تعالى: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا
الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ . رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ
لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْن . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.